8. His and Hers

4.5K 528 46
                                    

Joan sudah duduk di ruang tengah milik Kevin dan Bya. Duduk santai di karpet dengan mata sibuk menonton tayangan kartun yang sudah dipilih Brenda.

Wangi bunga masih memenuhi seluruh bagian rumah tanpa terkecuali, hiasan acara tujuh bulanan istri kakak sepupunya itu bahkan masih tetap diam pada tempatnya.

"Aduh, cantik banget sih inituh," puji Joan sekali lagi menatap beberapa foto yang mereka ambil di ponselnya.

Tangannya dengan santai terulur mengelus perut buncit perempuan yang duduk di sofa belakangnya, "aduh, Tian jadi nggak sabar ketemu sama adek," ucap Joan memasang wajah gemas.

"Tapi kurang ajar seh, katanya sampai sini malam sabtu, taunya acara udah selesai baru sampai," ucap Ai Erina yang duduk santai di single sofa samping Natalie.

Sebuah komplain yang langsung dibalas kedua saudara kandung itu dengan tawa, "alamat bakal diinget sampai anak Bya masuk SD, Ce," sahut Joan disela tawanya.

"Dek, inget ya, nih Tian yang datengnya telat," balas Bya mengusap perut buncitnya dengan lembut.

Sebuah ucapan yang langsung membuat Joan kembali mengusap perut Bya, "udah jelek aja nih first impression Tian di depan adek," sahutnya dengan wajah memelas.

"Omong-omong ya, By, pantesan kamu kalem, tenang kayak gini. Liat Ibu sama Ayah kamu aja aku tau kalau kamu beneran anak mereka," sela Natalie pada Bya.

Sebuah ucapan yang langsung dibalas anggukan oleh semua orang disana. Yang dipuji hanya bisa tersenyum malu-malu.

"Bisa huru-hara kalau Ibunya Bya anaknya bar-bar kayak Joan, Nat," sahut Ai Erina menepuk paha keponakannya pelan. Sebuah sahutan yang berhasil memancing tawa keempatnya.

Bya bahkan sampai memegangi perut buncitnya karena tertawa, "aduh, nggak kebayang," ucap Bya disela tawanya.

"Berarti cocok dong, Mami kan bawel terus anaknya kayak aku," aku Joan menunjuk dirinya sendiri. Yang kembali berhasil membuat tawa mereka kembali menyembur, "bersyukur dapetnya bagian bawel, daripada Cece ketemu galaknya," lanjutnya menunjuk Natalie.

Natalie hanya mampu mendengus, "iyadeh, singa betina kan ya, Jo?" sarkas Natalie menirukan kebiasaan Joan yang sering menyebutnya demikian.

"Tuh anak singa udah tidur," ucap Joan mengingatkan kakak perempuannya pada seorang gadis kecil yang sudah terlelap.

Brenda memang sangat menggemaskan, bagaimana bisa gadis kecil itu terlelap di tengah bising suara senda gurau di ruangan itu.

Jeff masuk diikuti oleh Darius, "mau ke hotel sekarang?" tanya Jeff yang berjongkok di samping Joan.

Joan mengangguk, "iya, biar Bya sama yang lain juga bisa istirahat," balasnya sembari berdiri.

Perempuan itu berdiri, langsung mengulurkan tangannya pada Bya, membantu wanita hamil itu untuk bangkit dari posisinya.

"Nggak mau nginep aja?" tawar Bya pada kedua pasangan disana. "Atau Brenda biar tidur sama aku aja, kasian," lanjutnya mengusap pipi gembul keponakannya yang sudah di gendong Papinya.

Joan hanya tersenyum, "nggak usah, kita pakai mobilnya aja," tolaknya dengan tangan melingkar di lengan Bya. "Kamu langsung naik aja, nggak usah ikut keluar," usirnya. Iya, Joan memang niat mengusir Bya untuk masuk.

Perempuan itu tidak membayangkan betapa lelahnya wanita hamil itu. Dengan perut membuncit, Bya seharian ini harus sibuk menyalami tamu-tamunya.

Joan sempat mencium pipi Ai Erina, tak lupa juga berpamitan dengan kakak sepupunya sebelum masuk ke pintu belakang mobil, bergabung dengan Natalie yang sudah memangku Brenda.

Your TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang