28. Looking At You

3.7K 450 21
                                    

"Hi, Mrs. Jeffano, I'm glad you came," sapaan ramah itu menyambut datangnya Joandra sore itu.

Joan tersenyum menyalami seoranh laki-laki disana. Tadi Gian—asisten Jeff—menjemputnya di drop point karena Jeff masih harus meeting bersama beberapa perwakilan tim dari anak perusahaan milik mertuanya itu.

"Gi, koordinasinya udah daritadi?" tanya Joan pada Gian yang sudah berjalan bersamanya, "tumben Pak Jeff kok nggak bisa dihubungi," imbuhnya sebelum masuk ke dalam lift yang akan membawanya menuju ruangan Jeff.

Sudah cukup lama sejak dirinya mengunjungi kantor Jeff. Dan hari ini, Joan akhirnya memiliki kesempatan untuk melakukannya, setelah mengunjungi salah satu lokasi proyek.

Gian mengangguk, "tadi sih kata Bapak, hpnya low bat, Bu," balasnya bertepatan dengan suara dentingan lift yang berhenti di lantai lima.

"Weits, aduh ini gimana sih kok nggak ada yang ngasih tau kalau ada sidak dari Bu Bos," suara yang langsung terdengar begitu pintu besi itu terbuka.

Seorang laki-laki berkemeja biru dengan lengan yang sudah tergulung hingga siku—Reinald Suja—langsung masuk bergabung dengan Gian dan Joan di dalam kotak besi itu.

Joan langsung memukul lengan laki-laki tiga puluh enam tahun itu, "mulutnya, masih stay di tempatnya ternyata," cibir Joan dengan tatapan mengejek. "Minimal tuh ya kalau udah lama nggak ketemu sih tanya kabar ya, Gi," alih Joan menatap Gian yang sudah menahan tawa di sampingnya.

Reinald hanya mampu tersenyum, menggelengkan kepalanya mendengar balasan Joan, "tanpa aku tanya, you look so fine, jadi nggak mau lah buang-buang tenaga," sahutnya sebelum mengacak rambut Joan, membuat si perempuan langsung memukul tangannya.

"Sombong banget sih, Ko, udah nggak pernah main ke rumah," ucap Joan bersamaan dengan pintu lift yang terbuka di lantai yang ia tuju. "Gi, langsung bagi-bagi ke yang lain aja, saya ke ruangan Pak Jeff langsung," alih Joan pada Gian yang langsung diiyakan oleh asisten suaminya itu.

Reinald tersenyum tipis, "pertama, timur ke barat itu dari ujung ke ujung, Jo," kali ini suara Reinald terdengar lebih santai, "kedua, terima kasih kepada Jeffano dan Pemerintah, kerjaanku menggila tahun ini, belum tentu sepuluh hari dalam sebulan aku bisa pulang di bawah jam delapan," lanjutnya dengan nada excited yang dibuat-buat.

Joan hanya menggeleng kepala mendengar kalimat terakhir Reinald, karena tidak terduga. "Biar aku bilang ke Jeff, biar nambahin kerjaan kamu lagi, Ko," goda Joan yang langsung dibalas Reinald dengan tawa cukup keras.

"Iya-iya, nanti pas lega aku ajak Irene main," putus Reinald mengakhiri perdebatan panjangnya, "yaudah, lain kali kita ngobrol lagi... oh iya, jangan lupa dateng ke acara anniversary, atau fansmu bakal kecewa," celetuk Reinald sebelum berlalu meninggalkan Joan yang menatapnya galak.

Mengenal seorang Christian Reinald Suja, Joan sudah hampir hapal setiap tabiat laki-laki seumuran Natalie itu. Laki-laki berdarah Surabaya yang kental, yang sempat menjadi tetangga masa kecilnya dulu, sebelum kedua orang tuanya memilih berpindah ke Brisbane dan Reinald tinggal di rumahnya sendiri di Surabaya Timur.

Joan masuk ke dalam ruangan besar milik suaminya. Duduk di sofa yang ada di dalam sana, Joan memilih menunggu Jeff selesai dengan koordinasi penting yang laki-laki itu lakukan.

Mengeluarkan MacBook Pro yang sengaja ia bawa, Joan akhirnya memilih duduk lesehan beralaskan karpet disana. Melakukan perkerjaannya dari ruang kerja milik suaminya.

"Halo, Kina," ucap Joan setelah memasang airpod ke telinga, menghubungi asistennya yang masih berada di kantor, "tolong kirim laporan yang tadi Wira kasih ya, biar saya check," pintanya yang langsung di-iyakan oleh perempuan di ujung panggilan itu.

Your TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang