17. Hearts Will Mend

4K 505 32
                                    

Ada banyak hal yang membuat Joandra memilih memandangi wajah terlelap Jeffano sejak satu jam lalu. Menatap laki-laki yang memeluknya erat sejak semalam. Menikmati berkat yang Maha Kuasa yang dirinya terima.

Semalam keduanya baru masuk ke dalam villa mereka hampir pukul satu pagi. Setelah menghabiskan waktu bersama keluarga mereka.

"Aku tau aku ganteng, tapi kalau dilihatin kayak gini aku juga bisa salting, Jo."

Suara serak itu terdengar, sedikit mengejutkan hingga Joan langsung membawa tangannya guna memukul lengan suaminya.

Entah sudah jam berapa atau matahari sudah setinggi apa di luar sana. Keduanya belum rela untuk beranjak dari tempat tidur.

Jeff yang biasanya selalu rutin bangun awal untuk olahraga, terlihat tidak berminat melakukan hal lain selain memeluk tubuh ramping istrinya di atas tempat tidur.

"Setahun lalu, jam segini kamu lagi ngapain, Nyo?"

Seperti biasanya, pertanyaan random berhasil mengisi diam diantara keduanya. Bukan hal aneh, ketika pertanyaan-pertanyaan semacam itu terucap begitu saja dari bibir Joan maupun Jeff.

Jeff membawa tangan kanannya guna mengelus rambut istrinya dengan lembut, "lagi makan kayaknya? disuapin sama Mama kalau nggak salah," lirihnya setelah berpikir sejenak.

Joan menjauhkan kepalanya, menatap wajah suaminya tak percaya, "disuapin?" ulangnya memastikan.

Anggukan Jeff berhasil membuat Joan memukul lengan suaminya kegemasan. Laki-laki itu bahkan terkekeh geli setelahnya.

"Kata Mama, itu terakhir sebelum aku nikah. Dulu waktu Cece nikah, Mama juga lakuin hal yang sama," ucap Jeff menatap wajah istrinya.

Joan tersenyum membalas tatapan Jeff, "aku juga sih, bahkan malam sebelumnya aku tidur sama Mami sama Papi, untung aja tuh ranjang mereka guede pol."

Terkekeh geli, Jeff hanya mampu mengusap rambut Joan yang sudah berganti posisi.

"Kamu waktu aku jalan sama Papi, kamu nangis ya, Nyo?"

Pertanyaan iseng Joan lagi-lagi berhasil menbuat suaminya terkekeh, kali ini laki-laki itu tertawa dengan anggukan setuju dengan pertanyaan istrinya.

"Kenapa?"

Satu lagi, Joan mencoba mengorek cerita suaminya, mencoba untuk menanyakan hal-hal yang membuatnya penasaran.

Pertanyaan Joan membuat tawa Jeff menghilang, berganti dengan sebuah senyum tipis disana. Laki-laki itu kembali menarik istrinya ke dalam pelukannya, membawa tubuh Joan menghadap ke arahnya perlahan.

Tangan kanan Jeff kali ini memilih untuk mengelus lengan istrinya. "Soalnya kamu cantik banget, Bei, cantik banget pagi itu. Padahal aku ikut waktu final fitting sama test make up, tapi pagi itu di mata aku, kamu beda banget."

Joan kembali menatap wajah suaminya, menatap laki-laki yang terlihat masih akan melanjutkan ucapannya itu dengan diam.

"Anyway, aku suka banget waktu lihat kamu pakai cheongsam," kembali, Jeff kembali memuji istrinya itu, "dan ternyata aku seberuntung itu, dengan kenyataan bahwa Joandra Carey jadi istriku."

Joan ingat betul ketika tubuhnya dibalut dengan sebuah cheongsam berwarna deep blue, cape panjang yang dihiasi sulaman burung phoenix berwarna emas dengan sebuah sulaman sakura dibagian belakang. Sebuah pakaian yang dirancang sesuai dengan keinginan Joandra.

Sangjit, sebuah prosesi yang dijalani Joan dan Jeff seminggu sebelum pemberkatan. Sangjit sendiri adalah satu dari banyaknya rangkaian yang menyongsong acara pernikahan dalam budaya Tionghoa.

Your TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang