29. Every Single Part

3.7K 468 26
                                    

Jangan tanya tentang diamnya Joan hari ini. Perempuan yang hatinya masih terasa penuh dengan segala perasaan yang tidak bisa dirinya jelaskan.

"Bu Joan, lama nggak ketemu," sapaan itu terus terdengar sejak Joan masuk ke dalam side pool deck Marriott yang sudah berubah menjadi venue untuk annual dinner malam ini.

Joan tersenyum, duduk di salah salah satu kursi yang sudah tertulis namanya dan Jeff—tadi Jeffano izin untuk ke kamar kecil—sesekali kepalanya mengangguk pelan guna membalas sapaan.

"Jo!" suara itu kembali membuat Joan menoleh sekali lagi, menatap seorang perempuan yang tersenyum lebar ke arahnya, membuat Joan ikut berdiri menyambutnya.

Irene Hartono, yang sekarang sudah berubah nama menjadi Irene Suja—istri Reinald Suja—terlihat sangat anggun malam itu dengan balutan wool blend midi dress berwarna midnight blue dari Oscar de la Renta.

Joan memeluk tubuh langsing ibu dua anak itu, "long time no see, terakhir waktu aku nikah banget nggak seh, Ci, ketemunya tuh," ucap Joan setelah menjauhkan tubuh mereka.

Anggukan Irene langsung terlihat disana, "iyo seh, wes suwi bianget ndak ketemu kamu," balas perempuan berusia tiga puluh lima tahun itu, "you look so great, anyway, auranya itu loh, bagus banget," tambahnya sedikit menjauhkan diri dan menatap Joan.

Joan memilih sebuah Georgie celestial blue single wool crepe dress dari Emilia Wickstead—sebuah gaun sederhana dengan potongan pinggang ramping serta fluid skirt—yang ia padukan bersama metallic leather sandals dari Amina Muaddi.

Joan tersenyum, menepuk punggung Irene, "mantap... suami istri mulutnya manis kayak pedagang arum manis," elak Joan dengan mata menyipit pada Irine, "kamu juga loh, Ci, masa kayak gini kok buntutnya udah dua," imbuh Joan dengan tawa setelahnya.

Kedua teman lama itu akhirnya memilih untuk bercerita tentang banyak hal yang sempat terlewatkan satu sama lain. Sesekali keduanya juga harus menanggapi beberapa orang yang menyapa.

"Bei,"

Panggilan itu terdengar, memutus acara reuni dadakan yang Joan dan Irene lakukan.

Jeff sudah berdiri dua langkah dari Joan, tersenyum menatap wajah Joan, "loh, ada Ibu Reinald ternyata," sapa Jeff pada Irene setelahnya, laki-laki itu bahkan langsung menyalami Irene dan memeluknya singkat.

Irene tertawa begitu melihat Jeff yang langsung melingkarkan tangannya di pinggang Joan, "aih, aku cari Papanya anak-anak aja deh, bisa ileran aku liat kalian berdua," pamit Irene yang berhasil membuat Joan sedikit malu.

Kepergian Irene berhasil membuat Jeff salah tingkah. Sebenarnya sejak kejadian dua hari lalu Joan memang terlihat cukup muram. Iya, Joan muram ketika berhadapan dengan Jeff.

Memilih duduk di kursi yang sudah tertulis namanya, Jeff memilih menghadapkan tubuhnya pada Joan sepenuhnya, membawa tangan kanannya guna mengusap lengan istrinya dengan lembut, "nanti kalo udah nggak nyaman dan mau naik ke atas, kamu bilang ya, Jo?" lirih Jeff dengan sebuah senyum tipis.

Anggukan pelan Joan lagi-lagi menjadi terlihat dari perempuan itu, "iya," balasnya tak kalah lirih.

Ada perasaan yang tidak Joan jelaskan, ketika malam itu—malam setelah dirinya menangis di pelukan Jeff—akhirnya Jeff berbicara jujur kepadanya tentang Tasya.

Jeff menceritakan banyak hal, tentang Tasya yang tidak henti mengirimkan suaminya pesan, hingga Tasya yang cukup sering datang ke kantor laki-laki itu.

Dan satu lagi, malam itu, Jeff menyerahkan ponsel hitamnya pada Joan, meminta perempuan itu untuk membaca pesan yang sudah terbuka disana.

Your TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang