12. Guide You Home

4.1K 481 31
                                    

Jeff masih menatap Joan yang jadi sangat pendiam. Jika kalian bertanya apa Joan marah, Jeff sendiri juga tidak tau. Tadi, Joan masih tersenyum seperti biasa tapi Joan jadi lebih minim bicara.

Seperti saat ini, istrinya itu masih sibuk di dapur dengan beberapa bahan masakan yang sudah selesai dibersihkan. Jeff hanya duduk di salah satu kursi bar, menjadi penonton dalam sesi live cooking istrinya.

"Tolong buka, Nyo," pinta Joan menyodorkan toples berisi pasta tomat yang masih tersegel.

Dengan santai Jeff menerima barang itu, membukanya dan kembali menyerahkannya pada Joan. Bukan, kali ini bukan hanya mengulurkan tangan. Laki-laki itu beranjak dari kursi yang ia duduki, berjalan melewati kitchen island di hadapannya.

Meletakan toples yang sudah terbuka tutupnya di atas meja dekat kompor, "kamu kenapa, Bei? katanya tadi nggak marah," lirih Jeff melingkarkan kedua tangannya pada bahu Joan.

Perempuan dalam dekapan laki-laki itu menggeleng pelan, masih sibuk dengan bumbu yang sedang diolahnya di dalam pan.

Tangan Jeff terulur, mematikan kompor yang sedang digunakan Joan. Jika kondisi mereka berdua sedang baik-baik saja, Jeff pasti langsung mendapat cubitan dari istrinya.

"Kalau kamu diem aja, gimana aku tau kamu kenapa, Jo," ulang Jeff membalikan tubuh Joan. Menundukan sedikit tubuhnya guna menyamakan posisi wajah mereka. "Katanya nggak marah, tapi diem aja dari tadi," tanya Jeff sekali lagi

Lagi-lagi, Joan hanya menggeleng. Perempuan itu terus saja berusaha memalingkan wajahnya menghindari tatapan mereka.

"Nggak ada siapa-siapa, sini yang ajak kamu ngomong disini," lirih Jeff menahan dagu istrinya agar yang sekali lagi mencoba memalingkan wajah.

Tak ada balasan judes dari seorang Joandra, perempuan itu bahkan pasrah ketika Jeff menahan wajahnya. Itu berarti perempuan dua puluh sembilan tahun itu tidak sedang baik-baik saja.

Merengkuh tubuh istrinya, Jeff berhasil mendekap Joan dalam pelukannya, mengusap lembut puggung istrinya.

"Kamu selalu bilang punya tanggung jawab ke dia, tapi kamu nggak sedikitpun kasih tau aku, tanggung jawab semacam apa sampai bikin dia masih berusaha ngejar kamu,"

Ucapan lirih Joan berhasil membuat tubuh Jeff mendadak kaku, ada perasaan aneh yang tiba-tiba hinggap disana.

"Jeff, kamu memperlakukan aku seolah aku satu-satunya buat kamu. Tapi ketika membahas dia, dalam sekejap kamu seolah ingetin aku kalau seorang Joandra cuma orang luar di hidup kamu," lagi, Joan mengucapkan kalimat itu dengan suara bergetar, "kalau sikap kamu kayak gitu, aku bingung dimana aku harus tempatin diriku sendiri, Jeff."

"Jo..."

Ada gelengan pelan yang Joan berikan, "aku belum selesai, Jeff," potongnya dengan tubuh yang sedikit mundur melepaskan pelukan mereka.

"Aku istri kamu, tapi rasanya setiap bahas dia aku seperti kehilangan semua hak yang kamu serahkan saat pemberkatan dulu," lanjut Joan dengan tatapan lurus pada suaminya, "kalau kamu belum selesai waktu itu, kenapa kamu bawa masuk orang lain ke dalamnya?" lanjutnya dengan penekanan.

Jeff membawa Joan berpindah, tangan laki-laki itu bahkan langsung turun ke pinggang istrinya, mendudukan Joan di meja bar dengan santai.

"Ngomongnya jelek banget, Joandra," ucap Jeff sebelum mengecup bibir istrinya dan berhasil membuat Joandra mengerjap kaget. "Kamu, nggak kehilangan apapun untuk atau karena siapapun, Jo. You're the one and always be."

Perlakuan Jeff berhasil membuat Joan terdiam, dengan mata mengerjap tak percaya dengan ucapan yang baru saja ia dengar langsung dari bibir suaminya.

"Aku udah pernah bilang kalau kamu mau tau, kamu bisa bilang aku. Jo, kamu udah jadi satu-satunya buat aku, nggak ada dia atau siapapun lagi selain kamu sama aku," sergah Jeff yang berhasil menghentikan gerakan Joandra yang terlihat akan menyela ucapannya.

Your TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang