2

144 16 7
                                    

Happy reading

Seorang remaja sedang memainkan ponselnya sambil menunggu seseorang yang spesial baginya. Saat ini dirinya sedang diparkiran sekolah, yang sudah mulai sepi karena para siswa-siswi sudah mulai pulang.

Rambut ungunya terhempas angin sepoi-sepoi membuat nya semakin tampan ketika dilihat oleh mata kaum Adam maupun hawa. Netra ungu miliknya teralihkan oleh suara seseorang berlari menuju arahnya.

Ia tersenyum manis menatap gadis cantik itu yang sama tersenyum manis padanya. Ketika sudah dekat, remaja tersebut mengelus kepalanya lembut.

"Gimana Name apakah hari mu sangat menyenangkan?"

"Yeah begitulah Abang Fang, seperti yang kamu lihat dan ku ceritakan tadi dikiriman pesan ku."

"Menurut ku dalam waktu dekat kamu pasti bisa menenangkan hatinya."

"Terimakasih Abang, sudahlah ayo pulang"

"Ya, ayo."

Fang memakai helm nya, lalu memasang kan Name helm nya juga. Setelah nya Fang menaiki motornya dengan Name yang duduk di belakang nya.

Sementara itu Gopal sedang memandangi surat yang diberikan Name tadi. Gopal masih ditempat yang sama, tiba-tiba ponselnya berdering dan disitulah ia sadar hari mulai gelap. Pertama-tama ia mengangkat telpon nya, dan tentunya ia tahu bahwa yang menghubunginya adalah ibunya sendiri.

Beberapa menit kemudian Gopal sampai dirumahnya, karena lelah diomelin ibunya terus menerus, ia pun memutuskan untuk langsung pergi mandi terlebih dahulu. Setelah mandi ia pergi makan, namun selera makannya jadi turun. Gopal sedang memikirkan Name dan juga surat pemberian Name.

Melihat tingkah anaknya yang tidak seperti biasanya membuat kedua orang tua Gopal menjadi khawatir. Gopal berdiri karena telah selesai makan, namun makanannya tidak habis. Ia pun memutuskan untuk kembali ke kamar dan mengunci pintu. Kedua orangtuanya saling pandang mengkhawatirkan anak semata wayangnya.

Sementara itu dikamar nya, Gopal membaringkan tubuhnya di atas ranjang, dan membuka ponselnya. Namun netra matanya teralih ke meja belajar miliknya. Gopal duduk lalu berdiri mengambil surat pemberian Name.

"Surat cinta? Ah tidak tidak mungkin! bagaimana mana mungkin gadis secantik dirinya menyukai ku."

Gopal menebak bahwa surat itu adalah surat pengakuan cinta nya Name untuk dirinya. Namun Gopal tak ingin percaya diri dulu, mengigat masa lalunya yang sangat memalukan karena ia mengira surat cinta itu untuk nya namun nyatanya untuk sahabat nya Boboiboy.

Dan kali ini ia tak ingin percaya diri dahulu bahwa surat itu bukan surat cinta, namun mungkin itu surat undangan seperti ulang tahun Name, atau undangan makan-makan, pikir Gopal.

"Jika aku terus berpikir maka itu membuat ku pusing. Lagi pula surat ini untuk ku, jadi tak masalah jika aku membuka nya sekarang kan?"

Gopal dengan ragu-ragu membuka surat pemberian Name. Setelah terbuka ia mengambil kertas dalam surat tersebut dan membacanya. Seketika muka Gopal bersemu kemerahan.

"Astaga! Ternyata beneran surat cinta?! Argggghhhhhhh ya ampun! Beneran woi!! Gila ahahaha akhirnya ada juga yang suka sama ku!"

Gopal sangat terkejut sampai berteriak, sejujurnya ia bersyukur dan teramat senang karena akhirnya ada seorang gadis yang menyukai dirinya. Terlebih gadis itu adalah gadis cantik dan populer seperti Name.

"Ta—tapi aku merasa ... Name akan menanggung malu jika ia berpacaran dengan seseorang yang jelek seperti ku."

Gopal merasa tak pantas bagi Name, menurut nya Name yang cantik, lembut dan baik itu hanya cocok dengan seorang remaja yang tampan, tak seperti dirinya yang jelek.

"Aku akan menolaknya besok."

Gopal berniat membuang surat tersebut ke tong sampah yang ada dikamar nya. Namun Gopal justru melipat nya rapi dan menyimpan nya di laci meja belajarnya. Kemudian Gopal menarik selimut dan mematikan lampu di kamarnya lalu memutuskan untuk pergi tidur.


Angin sepoi-sepoi terus menerpa, bunyi suara para murid-murid menggema di seluruh penjuru gedung sekolah. Saat ini dan detik ini, Gopal sedang menunggu Name di rooftop sekolah. Gopal sebenarnya juga menyukai Name, tetapi karena terlalu gengsi ia tak menyadari nya.

Gopal sudah bertekad akan menolak Name, dirinya takut name akan menjadi bahan lelucon karena menjadi pacar nya Gopal. Jadi lebih baik untuk menolak nya, tetapi Gopal takut Name tidak akan bicara dengan nya lagi karena kejadian ini.

"Bang Gopal!"

"Name."

"Bang Gopal kau sudah membaca surat ku?"

"Yeah, sudah."

"Jadi ... Bagaimana jawaban mu?"

"Emm maaf."

Bagaikan sebuah petir yang menyambar di siang hari. Name ditolak oleh Gopal, tentunya itu membuat dirinya sakit hati. Tanpa sadar air matanya turun tanpa permisi.

"

Aku menolak untuk jadian sama kamu Name."

"Ke—kenapa?"

"Aku merasa tak pantas berada disamping mu, aku takut kamu akan menanggung malu jika berpacaran dengan orang payah seperti ku."

"Oh begitu ya ... Aku mengerti."

Name menggenggam erat rok nya lalu ia berlari meninggalkan rooftop sekolah dengan tangis yang tak bisa ia tahan lagi. Gopal jadi merasa bersalah membuat Name menangis. Gopal menghela nafasnya berat, lalu berbalik kemudian membuka pintu rooftop, tiba-tiba sebuah pukulan melayang dari depan wajahnya dari seorang remaja.

Gopal terhempas ke belakang dan remaja tersebut menggenggam erat-erat kerah baju Gopal sambil menahan emosi nya. Ia mengepalkan tangan kanan nya lalu menjadikan Gopal sasaran tinjunya. Tetapi kepalan tangannya malah menyentuh lantai rooftop bukannya wajah Gopal. Remaja tersebut berdiri dan menarik Gopal ikut berdirinya dengan nya. Remaja tersebut tak lain adalah Fang, alias kakak laki-laki Name.

"Berani-beraninya kau menolak cinta adik ku Gopal!"

"A—apa? ... Adik? Maksudnya Name adik mu Fang?"

"Yeah dia adalah adik ku."

Gopal terkejut ternyata Fang selama ini memiliki adik perempuan, dan adiknya itu adalah Name. Lagi-lagi Gopal dikejutkan dengan kepalan tangan Fang yang berdarah. Apakah sekuat itu Fang memukul lantai? Jika saja Gopal yang jadi sasarannya wah bisa habis Gopal.

"Aku ingin kau menerima adik ku Gopal. Sejujurnya pun kau memang tak tampan, seharusnya kau bersyukur disukai oleh permata cantik seperti Name dan kau itu hanya batu biasa yang tak pandai bersyukur, tak sadar diri. Aku heran mengapa Name bisa menyukai seorang seperti mu"

"Fang aku—"

"Diam, dan pergi kejar dia jika kau tak ingin mati di tangan ku Gopal."


TBC
Vote+komen
23/7/2023

𝐌𝐘 𝐋𝐄𝐓𝐓𝐄𝐑𝐒 | 𝙂𝙤𝙥𝙖𝙡 𝙭 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang