Terpaan angin yang berhembus, membuat hati tak menentu. Kenangan lama yang hampir terlupakan, kembali menggoreskan luka. Gopal menatap langit malam dibalik jendela kamarnya. Ketika tiba-tiba ponselnya berdering dan disana tertera nama 'bakpao' langsung saja Gopal mengangkat telepon tersebut.
"Halo Name?"
"Bang Gopal kamu udah ngerasa baikan?"
"Udah, gak usah khawatir aku baik-baik saja"
"Syukur lah, kalau besok masih ngerasa sakit kita tunda aja yah kencannya"
"Tidak, aku baik-baik saja besok kita harus pergi karena jika tidak kita gak dapat diskon tiket masuk ke aquarium kaca raksasa yang baru buka itu!!"
"Eh kita mau pergi ke aquarium yah?"
"Astaga seharusnya itu masih jadi rahasia sampai besok sialan"
"Ahaha jadi bang Gopal mau kita pergi ke aquarium yah? Mau liat apa disana?"
"Putri duyung!!"
"Pu-putri duyung? Ahahaha"
"Apa yang lucu Name?"
"Bang Gopal masih umur berapa sih? Masak iya masih ingin melihat pertunjukan putri duyung seharusnya anak-anak yang sangat bersemangat menonton nya ini malah seorang remaja yang sudah pubertas ahaha"
"Jangan ngeledek aku begitu dong, dari kecil aku hanya bisa menyaksikan putri duyung di televisi sekarang aku akhirnya bisa melihatnya secara langsung, dan aku ingin melihat putri duyung untuk pertama kalinya bersama mu Name!!"
"Okay okay mari besok kita ke aquarium"
"Okay!! Aku akan banyak mengambil foto untuk kenangan kita"
"Iya ya, kalau begitu selamat malam bang Gopal"
"Selamat malam Name"
Gopal mematikan telponnya, ia kembali menatap langit malam dan ketika udara dingin mulai terasa dia pun menutup jendela kamarnya, lalu memutuskan untuk pergi tidur. Tetapi saat Gopal berjalan menuju tempat tidurnya ia terjatuh. Bukan karena tersandung sebuah benda padat tetapi kakinya yang tiba-tiba jadi lemah. Gopal berusaha untuk berdiri namun gagal, karena kesal ia melempar ponsel nya ke dinding, untungnya ponsel nya tidak hancur. Gopal mencoba sekali lagi dan itu sia-sia hanya membuat ia kelelahan.
"Kaki sialan, ugh kau ini kaki ku bukan? Seharusnya kau menuruti kemauan ku, ayo bangun!! Aku tidak ingin jadi lemah begini, apalagi besok didepan Name"
Tangan Gopal gemetar, tubuhnya menggigil, dan keringat terus saja mengalir. Lalu penglihatan Gopal mulai gelap, kepalanya juga pusing. Tetapi Gopal tak menyerah ia tetap berusaha berdiri untuk sampai ditempat tidurnya. Tak sadar air mata jatuh ke pipinya, Gopal menggigit bibirnya menahan tangis. Sangking kuat nya ia menggigit bibirnya itu pun membuat bibirnya berdarah.
"Jangan jadi lemah Gopal, tunjukkan bahwa kau bukan seorang beban untuk orang lain"
Namun sialnya, Gopal terjatuh lagi dan kesadarannya perlahan mulai menghilang. Benturan tubuh dengan lantai di kamar nya begitu keras sampai-sampai membuat kedua orang tuanya berlari ke kamar Gopal. Ayahnya Gopal langsung mendobrak pintu kamar dan terkejut melihat putranya jatuh pingsan. Ia pun menggakat tubuh putra sulungnya itu ke atas kasur dan istrinya menelpon dokter untuk datang memeriksa keadaan Gopal.
Sepertinya dokter akan datang terlambat dikarenakan malam ini hujannya cukup deras. Mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang. Ibunya Gopal menangis melihat anaknya yang jatuh sakit lagi, sedangkan ayahnya Gopal terus mengelus surai rambut hitam milik Gopal yang sudah lebat itu. Ayahnya menghela nafas panjang, menyesal karena karena tidak banyak membantu Gopal selama sakit.
"Putraku, kau sudah bekerja keras, kau memang hebat Gopal"
Malam itu rumah Gopal ramai dengan suara heboh dari dokter, suster bahkan keluarga nya sendiri. Ibunya tak berhenti menangis ketika dokter mengatakan tidak ada perubahan apapun semenjak Gopal diberikan obat. Dokter dengan tegas mengatakan bahwa Gopal harus segera di rawat di rumah sakit. Tapi tiba-tiba Gopal sadar dari pingsannya dan menolaknya meminta sedikit waktu untuk membiarkan dirinya dirawat di rumah nya saja.
☬
Ingin berubah menjadi seorang pahlawan, tapi semuanya pupus. Seorang dengan bakat tiba-tiba muncul seolah memiliki kekuatan super merenggut segalanya dalam sekejap. Lagi-lagi kesepian dan tersenyum dalam dusta yang tak kunjung sirna. Bagaimana jika orang tersebut bisa disingkirkan? Terus memikirkannya saja membuat kepala Gopal tambah pusing. Lagian untuk apa memikirkan hal seperti itu, memiliki Name sudah cukup bagi Gopal.
"Okay Gopal jangan sampai kejadian tadi malam terulang kembali"
"Bang Gopal!!"
"Oh Name, wow kamu tampak menawan dan juga cantik dengan pakaian itu"
"Hehe biasa aja kok, eum gimana udah beli tiketnya belum?"
"Udah ayo masuk"
Gopal menggenggam tangan Name ketika masuk ke dalam tempat wisata aquarium tersebut. Gopal dan Name dibuat takjub melihat berbagai jenis ikan disana. Tanpa sadar Name melepaskan tangannya dari Gopal dan berlari ke salah satu aquarium untuk melihat salah satu ikan yang menarik dimatanya.
Gopal mengambil kameranya dan mengambil gambar Name yang wajahnya pada saat itu sangat lucu. Mereka terus masuk dan disana Gopal melihat putri duyung, ia pun menarik lengan Name untuk berjalan lebih cepat. Gopal mengeluarkan kembali kameranya dan memotret Name dengan putri duyung tersebut.
"Name lihat ke kamera, satu, dua..."
"E-ehhh tunggu!!"
"Tiga!! Ahaha telat"
"Hapus!! Bang Gopal!!"
"Wlee gak mau"
"Bang Gopal!!"
Name mendekati Gopal untuk mengambil kameranya namun karena perbedaan tinggi mereka yang jauh Gopal pun menggakat tinggi-tinggi kameranya. Name makin kesal dengan kekasihnya itu akhirnya berjalan menjauh dari Gopal sedangkan Gopal puas tertawa melihat Name yang marah.
Selanjutnya setelah melihat aquarium, Gopal mengajak Name untuk bermain. Banyak permainan yang dimenangkan oleh Name, dan Gopal jadi bosan karena terus kalah bermain dengan Name. Lalu Gopal melihat mesin capit boneka, ia pun mencobanya dan gagal. Gopal terus mencoba, gagal, gagal, dan gagal. Name tak tahan menahan tawa jadi ia pun ikut mencoba tapi hasilnya sama-sama gagal. Kini Gopal yang menertawakan Name, Gopal pun mencoba lagi dan berhasil. Boneka beruang itu ternyata bisa merekam suara, jadi Gopal pun merekam suaranya pada boneka itu.
"Jangan pernah merasa kesepian Name, karena ada aku yang terus mencintaimu"
"Bang Gopal aku tau kok kamu mencintaiku"
Gopal tersenyum lalu menyerahkan boneka beruang itu pada Name. Setelahnya Gopal mengambil kameranya dan memotret Name dengan bonekanya. Di foto itu Gopal juga ikut berfoto, mereka pun tersenyum bersama. Hari semakin gelap, Gopal dan Name kembali pulang bersama.
Sambil bergandengan tangan mereka terus berjalan juga melihat sunset yang bersinar terang menghiasi langit menjadikan sore hari itu semakin berarti. Tetapi tiba-tiba saja Gopal berhenti berjalan dan menatap tanah. Membuat Name kebingungan, Name menyentuh pundak Gopal tapi ditepis olehnya.
"Name, aku ingin kita putus"
![](https://img.wattpad.com/cover/343455954-288-k956011.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐘 𝐋𝐄𝐓𝐓𝐄𝐑𝐒 | 𝙂𝙤𝙥𝙖𝙡 𝙭 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧
RandomMASIH DALAM PROSES REVISI❗❗ Indonesian language✨ "Jangan pernah merasa kesepian Name, karena ada aku yang terus mencintaimu" "Bang Gopal aku tau kok kamu mencintaiku" ©Monsta ©reji_pram