10

54 11 0
                                        

Kebenaran bukanlah sesuatu yang didapatkan dengan bersikap manis dan jika sebuah ilusi sekilas yang menghilang dalam sekejap hanya di pegang itu tidak akan ada artinya. Perasaan sesak, dada yang berdebar-debar setiap kali memikirkan seseorang yang tak pernah kau pikirkan. Apakah kau pernah berpikir bahwa kau itu gila? Padahal itu adalah cinta.


"Incik bos, masih marah?"


"Hem"


"Incik bos... Kalau incik bos melarang saya, saya akan berhenti melakukannya. Jadi saya akan berhenti mencintai Name walaupun saya tak tau betul apakah yang saya rasakan ini cinta"


"Probe... Robot lain tidak dapat merasakan perasaan cinta. Tapi kau berbeda, kau itu spesial"


"Spesial?"


"Yeah ada sebuah cerita lama tentang itu jadi, kemari mendekatlah akan ku ceritakan tentang sahabat lama yang memiliki akhir cerita tragis"


Dulu ada seorang anak kecil berusia 5 tahun bermain sendirian di taman. Ia tak memiliki teman sama sekali, semua temannya menjauhi nya karena ia begitu pemarah. Anak kecil itu bernama Bubuchuk, ia sendiri benci dengan namanya namun ia tak pernah putus asa dan hanya bersenang-senang sendirian di taman yang luas itu. Bubuchuk kadang bermain dikotak pasir seolah berburu harta karun, atau bermain ayunan dan melompat dari sana seolah ia bisa terbang.


Lalu pada suatu hari ketika asik bermain seluncuran, Bubuchuk mendengar suara berisik di tempat sampah. Ia pun mendekati tempat sampah tersebut dan terkejut melihat ada kaki manusia disana. Untuk sesaat ia berpikir itu adalah korban pembunuhan terhadap anak di bawah umur. Tetapi tiba-tiba tempat sampah tersebut terbalik dan berjalan kesana kemari lalu menabrak pohon dan jatuh. Bubuchuk berlari mendekat dan menggakat tempat sampah tersebut dan kaget ternyata itu adalah seorang anak laki-laki yang seumuran dengan dirinya.


Anak laki-laki tersebut memiliki rambut berwarna ungu dan netra mata berwarna maroon berkilau bagaikan berlian. Pantulan cahaya matahari menerpa wajahnya semakin tampan lah rupanya walaupun tertutupi oleh sampah. Bubuchuk berlutut dan membersihkan wajah anak itu yang tertutupi oleh sampah setelah itu ia membersihkan pipinya yang kotor. Anak laki-laki itu menatap nya penuh kebahagiaan lalu tersenyum kelihatan seperti orang bodoh menurut Bubuchuk.


"Ohh hai namaku Probe aku bersembunyi di tempat sampah karena aku kabur dari panti asuhan"


"Ehh a-aku Bubuchuk, ahh panggil aja aku Adu du"


"Adu du? Baiklah Adu du ayo main!!"


"M-main? Gak usah deh nanti kau bakal nyesel main sama aku"


"Hah kenapa?"


"Aku ini jahat"


"Jahat? Memang Adu du melakukan kesalahan apa sampai merasa bahwa Adu du jahat?"


"Aku dijauhi teman-teman karena aku pemarah padahal aku marah karena mereka merusak mainan yang aku pinjamkan"


"Berarti Adu du tidak salah, Adu du itu baik"

Probe menarik lengan Adu du untuk mengajak nya bermain bersama. Adu du kaget dengan tarikan yang begitu tiba-tiba tapi perlahan senyuman terukir di wajah nya. Semenjak itulah mereka berteman, tapi setiap kali bertemu Adu du melihat beberapa memar di wajah dan bagian tubuh Probe. Terus begitu sampai akhir semester 2 pada kelas 6 sekolah dasar. Adu du yang tau kalau di panti asuhan Probe selalu dipukuli akhirnya meminta ibu nya untuk mengasuh Probe. Saat baru keluar dari panti asuhan pun tubuh Probe masih susah untuk disembuhkan karena penuh dengan berbagai penyakit kulit seperti tidak pernah diurus oleh pemilik panti. Namun setelah beberapa tahun akhirnya Probe sembuh dan bisa bermain bersama Adu du lagi.


Adu du dan Probe hidup bersama hingga sekolah menengah pertama. Disitu lah persahabatan mereka mulai renggang. Probe mulai menyukai seorang gadis dan Adu du sibuk mengikuti olimpiade sains. Probe sekali-kali mengajak Adu du bermain bersama namun Adu du selalu menjawab bahwa ia sibuk. Setelah itulah Probe ragu untuk mengajak Probe bermain bersama lagi dan tak sadar mulai menjauh. Lalu pada suatu hari Probe dikabarkan meninggal, di dorong dari lantai 4 sekolahnya hingga jatuh ke jalanan dan di lindas oleh mobil yang melintas membuat beberapa bagian tubuhnya terpisah.


Dari yang didengar oleh para siswa bahwa salah satu murid ada yang cemburu, melihat Probe berpacaran dengan gadis yang mereka sukai dan terjadi lah persengkokolan dari beberapa murid untuk mengajak bertemu Probe, di tempat yang di janjikan dan disitulah mereka mendorong Probe jatuh dari lantai 4. Adu du mendengar berita tersebut langsung memberhentikan olimpiade yang ia ikuti dan pergi melihat Probe, namun sayangnya Probe telah tiada. Adu du dengan putus asa pun meminta untuk mengrahasiakan kematian Probe pada awak media termasuk siswa-siswi dan para guru. Lalu selama 3 tahun ia tidak bersekolah lagi dan dikabarkan telah pindah ke kota lain untuk bersekolah. Padahal selama itu dia berusaha membuat Probe kembali hidup dengan merubah beberapa bagian tubuhnya menjadi robot dan nyatanya ia berhasil. Hingga sekarang Adu du bertekad untuk tidak akan membuat Probe jatuh hati pada gadis mana pun, Adu du ingin terus bersama sahabat nya itu selamanya.


"Jadi begitu ceritanya"


"Incik bos.... Aku dulunya manusia? Lalu kemana... Kemana hilangnya ingatan ku?"


"Maaf, aku sendiri pun tak tau"


"Incik bos terimakasih karena membuat saya hidup sebagai robot, saya akan terus berjanji untuk tetap bersama incik bos selamanya"


"Yeah baiklah Probe"


Memang seperti itulah yang dikatakan Probe tetapi apa yang dilihat Adu du tidak begitu. Beberapa hari kemudian Probe sering mendekati Name padahal kelihatan sekali Name terganggu dengan kehadiran Probe. Walaupun mereka sekelas tapi tetap saja, hanya Probe yang sangat-sangat dekat pada Name. Gopal tidak cemburu karena ia tau Name mencintai nya juga ia berpikir mungkin Probe akan lelah sendiri ketika terus di tolak Name. Adu du menarik kerah baju Probe di depan Name tentunya membuat gadis itu kaget dan membawanya ketempat yang sepi. Setelah itu Adu du menghempaskan tubuh Probe ke dinding. Adu du diam menatap Probe membuat Probe gemetar ketakutan. Probe membuka suara niat ingin bertanya tetapi ia malah di bentak oleh Adu du.


"Probe kau bilang kau akan berhenti mendekati Name"


"Ehh sabar incik bos, saya awalnya memang berniat untuk tak suka sama Name jadi kami dekat sebagai teman aja"


"Teman? Tapi kalau memang teman kenapa pula sampai tiap hari nempel terus? Aku ini bos kau, seharusnya kau dengan aku tiap hari!!"


"Eh ha'ah lah"


"Argh terserah kau lah"


"Eh tunggu incik bos!! Tunggu saya!!"


"Oi Name, direbutin cowok lagi yah?"


"Eh iya kah? Ciee"


"Eh gak kok!!"

𝐌𝐘 𝐋𝐄𝐓𝐓𝐄𝐑𝐒 | 𝙂𝙤𝙥𝙖𝙡 𝙭 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang