Bab 32

175 22 2
                                    

Tuan Foei dan Davikah kebingungan mencari keberadaan Art dikampus.

"Kemana adikmu itu Dav, kenapa batang hidungnya belum menampakkan diri? Hari sudah sore" Tanya Tuan Foei

"Aku juga tidak tahu pa, mungkin dia masih malu gara gara kejadian tadi dikelas, makanya sembunyi disuatu tempat sekarang" Ketusnya

"Hah!! Apa maksudmu?"

"Gini lho pa, tadi saat pulang dan akan berpamitan sama pak Veevat, Art menyuruhku agar mendorongnya dari belakang supaya terjatuh tepat didepan pak Veevat"

"Untuk apa?"

"Ya supaya jatuh dipelukan pak Veevat lah pa, untuk apa lagi kalau bukan itu"

"Trus kamu setuju?"

"Ya nggak lah pa, lebih baik aku saja yang terjatuh didalam pelukan pak Veevat"

"Dasaaarrr anak anak bodoh!! Bisa bisanya punya pikiran seperti itu, ayo cepat cari adikmu agar papa bisa memarahinya"

Tuan Foei dan Davikah pun berpencar untuk mencari keberadaan Art diarea kampus.

"Maaf kan saya pak, saya terpaksa melakukan itu" Mohon Art yang saat ini sedang disidak oleh Earth dibelakang kampus

"Apa yang membuatmu melakukan itu Art?"

"Saya sakit hati pak sama mereka makanya saya melakukan hal itu"

"Bohong sekali kamu Art, bapak tahu kalau kamu lah yang bersalah dan bahkan kamu selalu mencari masalah dengan mereka. Setelah mereka membalasmu, malah kamu tidak terima. Sungguh lucu kan Art"

"...." Art diam tidak menjawab perkataan Earth

"Kenapa diam Art? Bapak benar kan?"

Lagi dan lagi Art hanya diam sambil menundukkan kepalanya.

"Siapa mahasiswa yang tadi kamu dorong itu Art? Nampaknya dia sangat dekat dengan dosen Mew"

"Mew siapa pak?" Tanya Art balik

"Dosen yang membawa mahasiswa yang telah kamu dorong, dia namanya Mew kan?"

"Hah!! Bapak salah orang paling, dia adalah pak Veevat dosen baru dikelas saya pak" Jawab Art jujur

"Veevat?" Bingung Earth karena Mew menggunakan nama belakangnya. "Ah kamu benar Art, mungkin bapak yang salah orang"

"Boleh saya pergi sekarang pak? Pasti kakak dan papa bingung karena saya tidak kunjung datang"

"Tidak!! Kamu boleh pergi setelah kamu menjawab pertanyaanku"

"Pertanyaan yang mana pak?"

"Siapa nama mahasiswa itu"

"Dia Kana pak, Mahasiswa pertukaran Dari Kanada putra Donatur kampus ini" Jawab Art jujur "Apakah ada masalah pak?" Tanyanya kepo

"Ah tidak, bapak hanya ingin tahu namanya. Sekarang kamu boleh pergi dan jangan sampai bapak memergoki kamu berbuat seperti itu lagi. Paham Art!!"

"I-iya pak"

Art pun berlari dari hadapan Earth dengan terbirit birit.

"Aaoowwhhh" Keluh Davikah saat dirinya terjatuh kelantai karena ada yang menabraknya dari depan

"Kamu tidak punya mata hah!!" Marahnya saat bangun dari duduknya

"Diamlah kak, ayo kita cepat pergi dari sini" Ajaknya dengan napas yang tersenggal senggal

Davikah pun ditarik agar mengikuti langkah Art untuk pergi dari sana.

"Bisa pelan nggak sih" Ucap Davikah berusaha mengimbangi langkah lari sang adik

Between Revenge And Love ✔️ (BL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang