33. Memaksakan diri

969 53 4
                                    

"bos pesan roti panggang keju nya satu!"

"Saya pesan lagi latte hangat nya satu!"

"Saya pesan kopi hitam hangat!"

Suara para pengunjung bersautan. Jaemin, Haechan dan Ji-Sung kewalahan menghadapi para pengunjung yang secara tiba-tiba membludak. Awalnya semuanya terkendali tapi secara tiba-tiba mereka semakin banyak dan membuat mereka bertiga kesulitan menghadapinya.

Padahal tadi pagi kafe nampak damai dan tentram, mereka pun masih bisa mengobrol sambil meminum kopi mereka selagi bekerja.

Tapi kini berbeda secara tiba-tiba kafe menjadi sangat ramai pengunjung dan Mereka membagi tugas, Ji-Sung berada di bagian kasir menerima pembayaran dan melayani pesanan, sementara Jaemin membuat pesanan pada pengunjung dan Haechan kebagian mengantar pesanan.

"Hyung, satu capuccino, dua roti panggang , kopi susu satu dan clatte panas satu"

"Baiklah, Haechan antarkan pesanan ini ke meja nomor tiga!"

"Iya!"

Semuanya nampak sibuk, para pengunjung juga sulit untuk di teetibakan. Mendadak cuaca yang sebelumnya dingin kini menjadi panas karena ramainya pengunjung.

Hingga beberapa waktu pun berlalu, mereka semua pun mulai bernafas lega karena kafe kembali tertib dan normal. Mereka mengelap keringat yang membasahi kening mereka, karena merasa panas sampai-sampai mereka melepas jaket hanya mereka karena sangking ramainya pengunjung.

"Huu.... Gila rame banget" ucap Ji-Sung sambil menyenderkan punggungnya di dinding, ia terduduk lemas di lantai karena sangkin lelahnya.

"Ya, tapi lumayan seru"

"Kau benar, haha sampai-sampai tadi ada yang menangis karena berebut. Aku kasihan padanya" ucap Ji-Sung

"Kau biarkan saja?" Tanya Haechan

"Ya, tapi aku memberinya sedikit bonus karena kasihan dia sudah menunggu lama. Tidak apa kan Hyung?" Tanya Ji-Sung ke Haechan.

"Ya, tak apa itu bagus"

"Hehe"

"Sepertinya kita benar-benar harus menambah karyawan lagi"

"Kau benar Hyung, bertiga seperti ini ternyata sangat melelahkan"

"Hahah, kau dengar itu bos? Sepertinya kita harus menambah karyawan!"

"Hahaha/hahaha" Haechan dan Ji-Sung pun hanya tertawa saja, tetapi rasanya ada yang sedikit mengganjal.

Haechan tersadar, sedari tadi ia hanya mengobrol dengan Ji-Sung dan tidak mendengar suara Jaemin. Saat menoleh ia kaget karena Jaemin tengah terduduk sambil memegangi perutnya.

"Hei jae! Kau kenapa?"

Jaemin memegangi perutnya yang sakit, sebenarnya ia sudah merasakannya semenjak tadi pagi tetapi ia tahan karena melayani pelanggan.

"Hyung!" Ji-Sung memanggil Jaemin karena nampaknya Jaemin merasa nyeri di perut nya.

"Hei jawab!"

"A-aku tak apa, aww ssh" Jaemin mendesis karna perutnya terasa sakit dan perih.

Haechan berdecak dan ia memutuskan untuk membopong Jaemin masuk ke dalam karena sepertinya keadaan Jaemin terlihat sangat tidak baik, baru saja ia meletakkan tangannya di tengkuk dan paha Jaemin seseorang mendorong nya hingga ia sedikit tersungkur. Belum sempat ia memaki orang itu, orang itu sudah nyerocos duluan.

"Jaemin! Kau tidak apa?" Pekik pria itu.

Seorang pria menghampiri jaemin dengan wajah yang nampak panik saat melihat Jaemin kesakitan, Jaemin menoleh dan mendapati seseorang yang ia kenal berada di depannya.

Mate - NoMin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang