-3-

4.7K 288 22
                                    







Pagi ini setelah mandi , jimin hanya duduk merenung di dalam kamar nya.

Dia duduk di balkon kamar , memperhatikan orang orang yg lalu lalang mengerjakan tugas mereka.

Yoongi memang sengaja mengunci jimin di dalam kamar , alasannya agar jimin tidak kabur.

Jimin bagai burung dalam sangkar.

Tak lama pintu kamar terbuka , sang maid datang membawa sarapan untuk tuan muda nya.

" Selamat pagi tuan muda , ini sarapannya."

" Terima kasih bibi." Ucap jimin , tak lupa senyuman hangat menghiasi bibir tebalnya.

" Sama sama tuan." Jawab sang maid dengan membungkuk kan badan.

" Bibi , apa paman itu ada di rumah ?"

" Tuan yoongi pergi dari semalam dan sampai sekarang belum pulang."

" Pergi ? Kemana ?" Tanya jimin penasaran.

" Saya juga tidak tau tuan."

Jimin hanya mengangguk. Sementara sang maid sudah berpamitan dan pergi meninggalkan kamar jimin , tak lupa kembali mengunci kamar jimin.

" Pergi dari semalam dan belum pulang ?" Batin jimin.





Jimin sama sekali tak menyentuh sarapannya , tak berselera dan tak lapar. Meski sebenarnya menu sarapan itu mampu membuat perut siapa saja keroncongan tapi tidak untuk jimin.

Jimin berjalan ke arah meja rias yg memang berada di sana. Mata bulat nya mengamati setiap benda yg ada di sana. Dia mengambil sebuah kapas dan kebetulan ada alkohol.

Membersihkan luka di sudut bibirnya. Sedikit perih harusnya luka itu dia bersihkan semalam.

Kunci pintu kamar terbuka , menampilkan sosok pria tampan namun juga kejam. Jimin melirik dari ekor mata nya yoongi berjalan ke arah nya. Namun dia mencoba acuh dengan kedatangan yoongi.

Yoongi melirik nakas dimana sarapan itu di letakkan. Masih utuh.

" Kenapa tidak sarapan?" Tanya yoongi dingin.

" Tidak selera" jawab jimin sedingin mungkin. Dia melanjutkan membersihkan luka nya lagi.

Yoongi menghela nafas , bingung menghadapi remaja seumuran jimin.

" kenapa ? Kau tidak suka menu nya ? Biar bibi ganti dengan menu kesukaan mu."

" Tidak."

" Lalu apa ?"

" Aku tidak lapar dan tidak selera. Jadi paman jangan memaksa ku untuk makan."

" Jika kamu tidak makan , kamu akan sakit. Dan itu akan sangat merepotkan ku."

" Pulangkan saja aku , agar tidak merepotkan mu paman. Jadi paman tidak perlu membawa ku ke dokter memberiku obat dan lain lain."

Yoongi berjalan ke arah jimin menjambak rambut jimin kuat kuat. Aura nya begitu menakutkan bagai malaikat maut. Jimin mencoba untuk tidak merintih , namun matanya tidak bisa berbohong. Mata bulat mengeluarkan buliran buliran bening dalam diam.

" Aku tidak akan pernah membiarkan mu keluar dari rumah ini , sampai kapan pun." Yoongi melepas rambut jimin hingga membuat kepala jimin terbentur meja rias di depannya .

Lagi darah keluar dr dahi jimin , yoongi yg melihat itu pun panik dan segera mendekat ke arah jimin.

" Jangan mendekat paman " ucap jimin gemetar.

MAFIA MIN ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang