one

638 185 68
                                    

Hari hari terus berjalan banyak sudah hal yang akan terganti begitu juga dengan hidup seorang bulan reivena, wanita berumur dua puluh delapan tahun yang masih menikmati hidupnya sendiri tanpa adanya sesosok lelaki yang mengisi hari hari nya dengan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari hari terus berjalan banyak sudah hal yang akan terganti begitu juga dengan hidup seorang bulan reivena, wanita berumur dua puluh delapan tahun yang masih menikmati hidupnya sendiri tanpa adanya sesosok lelaki yang mengisi hari hari nya dengan sebuah cinta.

Banyak sekali orang orang disekitar nya ataupun kerabat bahkan juga keluarga nya yang sudah meminta dirinya untuk menikah. Bahkan tak segan segan dari keluarga nya ada yang pernah berniat menjodohkan nya.

Mungkin sebagian orang yang tau mengenai dirinya pasti akan mengira jika bulan belum bisa melupakan masa lalunya atau bisa jadi masih trauma untuk berhubungan dengan sesosok lelaki.

Dalam hatinya rasa trauma pasti ada tetapi ia sudah memikirkan jika ia sudah tidak boleh terlalu larut dalam masa lalu nya. Karena bahagia kehidupan selanjutnya tidak memerlukan masa lalu yang tidak penting bagi hidupnya.

Tok tok tok

"BULAN!! " Teriak mami nya di luar

"Bulan!! Bangun! Hari ini kamu ada interview kerja! " Ucapnya dengan suara keras

Bulan yang merasa terganggu dalam tidurnya pun mulai kesal. Ia menutup muka nya dengan bantal ia sudah sangat hafal dengan ibunya, jika pagi pagi begini pasti akan berteriak-teriak.

Apalagi semenjak tiga bulan yang lalu bulan resign dari pekerjaannya. Ibunya setiap hari pasti menyuruhnya untuk mencari kerja atau kalau tidak pasti menyuruhnya untuk menikah jika sudah tidak mau bekerja.

"Iya mii! " Jawabnya tak kalah berteriak

"Cepat mami tunggu di bawah, kalau sepuluh menit belum siap, mami nikahin kamu sama anak temen mami" Ucapnya mengancam , bulan sendiri sudah tidak kaget atas ancaman maminya, karena itu sudah makanan nya sehari-hari.

Setelah itu bulan pun bersiap diri, karena hari ini adalah jadwalnya ia interview di kantor yang baru. Pihak kantor sudah memutuskan menerima nya. Tetapi kemarin ia dihubungi lagi oleh pihak kantor jika ia harus ada interview bersama atasannya.

"Pagi mi! " Ucapnya yang muncul di ruang makan

"Udah sana berangkat" Jawab mami nya membuat bulan menghela nafasnya.

"Aku mau makan dulu lah mi, gak lucu kalau aku lagi interview nanti perut aku bunyi" Ujarnya

"Makanya dibiasakan bangun pagi, masak sendiri, gimana nanti kalau udah nikah, tapi bangun masih harus mami yang bangunin" Kata mami nya membuat bulan jengah karena harus mendengar kata kata itu lagi.

"Ya bulan cari suami yang mau nerima bulan apa adanya lah" Tuturnya membuat mami nya memutar mata nya menatap bulan malas.

"Ayo lah kan, kapan kamu mau bisa mandiri, terus menikah, mami juga pengin gendong cucu dari kamu" Katanya

Bulan yang mulai tidak berselera pun menaruh sendok dan garpunya di piringnya yang masih terisi makanan. Mood nya mulai menurun jika harus membahas nikah nikah dan nikah.

GALLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang