Thirteen

296 37 6
                                    

Happy Reading
Enjoy 🤙


Sebelum baca jangan lupa bayar parkir gratis dengan cara vote, thankyou


Hari ini bulan baru saja pulang dari rumah sakit untuk cek kandungan nya bersama dengan langit.

"Mau makan dulu? " Tanya langit dengan fokus menyetir

"Beli jajan aja ya bang, gue pengen telur gulung" Jawab bulan dengan senyuman.

"Oke, dimana yang jual? "

Akhirnya apa yang dicari pun ketemu juga.

Ketika langit turun untuk membeli telur gulung bulan pun duduk santai di mobil, lalu ia mengambil sebuah foto di tas nya dan terus memandang nya dengan rasa senang dan haru.

"Mau gue foto ah " Ucapnya lalu mencari handphone nya.

"Ini kak dara nelfon banyak banget dah, mana gue dari tadi gak buka handphone"

Bulan melihat notifikasi telepon yang tak terjawab sebanyak sepuluh kali, ia mulai khawatir terjadi sesuatu terhadap kakak iparnya.

Cklek

Pintu mobil terbuka menampilkan langit yang membawa se plastik telur gulung dan diserahkan ke bulan.

"Nih" Langit menyerahkan telur gulung nya.

"Bang ini kak dara telfon gue banyak banget, coba abang cek siapa tau juga telfon lo"

Langit pun mencari handphone nya

"Handphone gue dimana ya" Langit mulai mengingat ingat dirinya menaruh handphone dimana

"Ya mana gue tau"jawab bulan

Langit mencoba mengingat  dirinya menaruh handphone nya dimana.

"Udah, ayo cepetan, gue takut ada apa apa sama kak dara "

Langit pun melajukan mobilnya

****
Dara memandang haru Dirga yang tengah lelap tertidur dipangkuan nya.

"Mama"

"Iya sayang, kenapa? Ada yang sakit lagi?" Tanya Dara dengan rasa khawatir

"Mau papa" Jawabnya

"Nanti ya"

"Om dokter, masih jauh ya rumah aku? " Tanya Dirga kepada Naka teman Dara.

"Ini udah sampai "

Naka turun dari mobil lalu membukakan pintu mobil Dara agar memudahkan Dara yang menggendong  Dirga dan membawa beberapa tas.

"Makasih banyak ka, maaf malah ngerepotin lo"

"Sama sama, santai aja"

"Papa! "Dirga meronta ronta dari tubuh Dara ketika melihat sang ayah keluar dari mobil.

Dara dan Naka melihat kearah dimana langit berada.

"Gue duluan dar, lang" Pamit Naka lalu masuk kedalam mobilnya.

Setelah kepergian Naka, Dara langsung saja masuk kedalam rumah tanpa memedulikan Dirga yang meminta turun dari gendongnya ingin bersama dengan langit.

"Ma, Dirga mau sama papa"

"Nanti, sekarang tidur dulu ya biar cepat sembuh"jawabnya dengan membaringkan Dirga di ranjang.

"Mama! " Rengek nya

"Dirga!"

Langit masuk kedalam kamar ia berjalan ke sisi ranjang yang masih kosong.

"Papa"seru Dirga ketika melihat langit, padahal badannya masih begitu lemas.

GALLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang