Twelve

319 49 8
                                    

Happy Reading
Enjoy

Sebelum baca jangan lupa bayar parkir gratis dengan cara vote guys
Thank you.

Bulan terus merenung di sebelah jendela kamar, langit membawa dirinya untuk pulang ke kediamannya. Untuk sementara waktu ia akan menginap di rumah sang kakak.

Orang tua bulan tidak ada yang tau mengenai keberadaan bulan sekarang di rumah langit.

Pintu terbuka menampilkan Dara yang membawa sebuah nampan berisi makanan dan minuman.

"Lan"panggilnya, lalu menaruh nampan tersebut di meja sebelah kasur .

"Makan dulu ya" Ucap Dara mendekati bulan dan memegang pundaknya.

"Nanti kak aku belum lapar,Makasih ya kak" Jawabnya

"Lan! Ingat kamu sekarang bukan cuma makan buat diri kamu doang tapi ada anak kamu lan yang butuh asupan!"tutur Dara

Bulan menundukkan kepalanya , ia mulai mengelus lembut perutnya, pikiran nya terus berkecamuk kemana mana, ia tidak tau harus bagaimana terhadap kehidupan nya.

"Iya kak aku makan" Bulan beranjak dari jendela menuju ke sofa untuk makan.

"Oke kakak tinggal dulu ya" Pamit Dara kepada adik iparnya.

***
Berbeda dengan bulan yang merasa tenang di rumah sang kakak, Gala begitu kacau, ia tengah terbaring di ranjang kamarnya.

"Kenapa enggak ngelawan si gal? " Tanya mamah nya

"Gala yang salah mah, mau ngelawan pun malah bakal bikin masalah tambah runyam,his pelan mah jangan di tekan keras keras! " Ucap nya dengan sedikit memejamkan mata kala ibu nya mengobati luka di wajahnya.

"Istri kamu kenapa baper banget si, cuma masalah gitu dibesar besarin. "

"Mah! Jangan mulai deh. "Tutur Gala tidak suka atas ucapan sang ibu dengan menjelekkan bulan.

"Ya emang bener kan"

"Mamah mending keluar aja , Gala mau istirahat dengan tenang" Usir Gala pelan pelan kepada sang ibu.

"Durhaka namanya ngusir ibu sendiri! " Hardik mamah Dina

"Udah sana mah! "

Akhirnya mamah Dina pun keluar dengan rasa kesal dengan sang anak. Sebenernya dia bukan tidak suka dengan bulan melainkan tipe mantu idaman nya sudah melekat pada viska.

***
Keesokan harinya,
Gala sudah berangkat dengan penuh semangat, bukan berangkat ke kantor melainkan untuk menemui istrinya yang ada di rumah kakak iparnya.

Gala mendapat keberuntungan karena embun, adik iparnya bisa dengan mudah memberikan alamat langit, mungkin karena embun sendiri belum mengetahui apa yang terjadi.

Tok

Tok

Gala mengetuk pintu rumah langit , pintu terbuka menampilkan seorang wanita, Gala pikir istri langit yang akan membuka pintu, ternyata istrinya sendiri.

"Ya" Ucap bulan sebelum melihat siapa yang datang.

Gala pun menyunggingkan senyumnya.

"Lan"

"Ngapain kesini! " Kata bulan sinis

"Mau jemput kamu"

Bulan memutar mata nya malas, ia masih sangat kesal sekali dengan Gala.

"Pulang ya"

"Engga bisa" Jawab bulan lalu memalingkan muka.

"Aku minya maaf atas nama mamah lan,kalau kamu enggak nyaman di rumah kita bisa pindah ke apartemen aku dulu"

GALLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang