6

1.1K 56 2
                                    

[Can I Stay?]
a romance story

"Maksud Bu Khaina apa?" Ervin bertanya langsung begitu iya berhasil masuk ke dalam ruangan pribadi Khaina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksud Bu Khaina apa?" Ervin bertanya langsung begitu iya berhasil masuk ke dalam ruangan pribadi Khaina.

Berkat pengakuan perempuan itu kemarin, Ervin bisa bebas memasuki ruangannya tanpa bisa dicegat, bahkan orang-orang menjadi lebih ramah padanya.

"Ervin? Kau baru saja datang? Silahkan duduk." Khaina menghiraukan protes dari laki-laki itu, membuat Ervin setia berdiri ditempatnya.

"Bagaimana? Apa masalahmu sudah selesai? Tidak ada yang menyakitimu lagi kan?"

"Memang, tapi kenapa Bu Khaina mengatakan itu pada pers?"

"Tidak ada salahnya mengatakan kebenaran, toh kau benar calon suamiku."

Ervin menyergit, terlihat jelas dari wajahnya bahwa ini akan melayangkan protes, "Apa maksudnya itu?"

"Tentu saja karna aku telah membantumu."

"Maksudnya?" Ervin bertanya gamang.

Khaina menghela napas, apa calon suaminya memang selamban ini dalam mencerna informasi yang telah ia paparkan?

"Kau meminta bantuan padaku, aku membantumu, jadi sebagai rasa terimakasihmu kita menikah. Simple!"

"Hah? Hahahaha, Bu Khaina pasti sedang bercanda," kekeh Ryan mencoba tertawa, namun mendapati tidak ada wajah jenaka dari berempuan berbola mata emerald itu membuat tawanya kian menyusut.

"Benar bercanda kan?" tanyanya sekali lagi, memastikan.

"Tentu saja tidak, bulan depan kita menikah."

...............

"Ervin, akhirnya kamu pulang. Ibu udah nelfon-nelfon kamu dari kemarin lusa, yang diberita itu benar? Kamu udah jadi calon suami orang?" rentetan pertanyaan menyambut Ervin kala laki-laki itu memasuki teras rumahnya

Semenjak menjadi Chef di Aria Cafe and lunch Ervin memang pindah ke apartement karena jarak antara rumah dan cafe begitu jauh, tidak jarang Ibunya terkadang menerornya untuk menyuruh pulang.

Ervin memilih bungkam, meraih tangan sang Ibu untuk disalami.

"Jawab dong, Vin, Ibu dari kemaren ditanyain tetangga tau."

"Ekhm, permisi."

Suara tegas mengalihkan atensi Ibu dari Ervin, ia baru sadar jika dibelakang anaknya berdiri seorang perempuan, tersenyum sopan padanya.

Ibu yang masih dilanda kebingungan dan tanda tanya hanya menatap keduanya silih berganti.

"Ervin masuk, Bu."

"Eh iya, mari masuk, Ervin, Nak."

Wanita paruh baya itu tergopoh-gopoh meletakkan sapu yang sedari tadi ia pegang di teras rumah, mengekor Ervin yang sepertinya juga diekori oleh perempuan berambut gelombang di depannya.

Can I Stay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang