12

1.2K 55 2
                                    

[Can I Stay?]
a romance story

Ervin terbangun karena terganggu oleh teriknya cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah gorden kamar mereka, dengan Khaina yang berada didalam dekapannya.

Perempuan itu masih pulas tertidur, ya tidak salahnya juga karena Ervin baru membiarkan Khaina tidur pukul 1 pagi.

Membayangkan hal itu ia jadi senyum-senyum sendiri, laki-laki itu terkekeh, mengeratkan pelukan pada perempuan yang saat ini tertidur membelakanginya.

Keadaan mereka tentu saja sama, dibalik selimut ini, tidak ada yang melapisi tubuh keduanya.

Ervin membangkitkan kepalanya sejenak, memandangi wajah Khaina yang tenang, kemudian mengecup pelipisnya.

"I love you, Khai," gumamnya.

Ia melirik sekilas jam dinding yang kedua jarumnya sudah berada tepat di angka 12, pantas matahari begitu terik mengenai wajahnya.

Laki-laki itu beralih terlentang, dengan senyum yang tidak lepas dari wajahnya, ia mengambil handphone dan memilih memainkannya, menunggu Khaina terbangun.

Laki-laki itu beralih terlentang, dengan senyum yang tidak lepas dari wajahnya, ia mengambil handphone dan memilih memainkannya, menunggu Khaina terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sama seperti dirinya yang melihat Khaina begitu bangun tidur, hal yang istrinya itu lihat untuk pertama kali harus juga dirinya.

Demikiannya Ervin, Khaina pun akhirnya terusik dengan cahaya matahari yang menyilaukannya.

"Ugh."

Demi apapun, badannya terasa mau remuk sekarang, perempuan itu menoleh ke belakang dan mendapati sang suami sudah terbangun, sedang fokus dengan handphone.

Khaina beralih terlentang, bahkan untuk bergerak saja rasanya ia memerlukan tenaga ekstra, Ervin benar-benar keterlaluan semalam.

Begitu menggerakkan badan, ia merasa nyeri pada bagian tertentu tubuhnya, sungguh khaina ingin menangis, ia tidak tahan rasa sakit.

Can I Stay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang