15

1K 50 0
                                    

[Can I Stay?]
a romance story

Atensi Khaina yang semula fokus pada laptop dan pekerjaannya teralihkan kala Ervin membuka pintu apartemen.

"Mau kemana?" tanyanya langsung, pasalnya laki-laki itu keluar tanpa pamit terlebih dahulu, padahal jelas-jelas perempuan itu ada di ruang tengah, meski sibuk dengan laptopnya.

"Ke bawah bentar, Khai. Bahan masakan habis."

Laptop yang semula berada dipangkuan langsung ia pindahkan ke atas meja, perempuan itu melangkah menuju Ervin.

"Ikut!"

Ervin terkekeh, menyambut kedatangan sang istri dengan pelukan, "Ya udah, tapi ganti baju dulu ya!" titahnya.

Khaina merengut, menggelengkan kepala sebagai penolakan.

"Ganti baju, Khai, atau nggak boleh ikut," ucap laki-laki itu final.

Ervin sebenarnya tidak mempermasalahkan penampilan Khaina, toh mereka hanya akan turun ke lantai bawah, tepat area perbelanjaan dibangun, hanya saja penampilan Khaina saat ini, Ervin tidak akan membiarkan perempuan itu keluar dengan penampilan seperti itu.

Istrinya itu hanya mengenakan piyama tipis yang lengannya terbuka dan celana hanya setengah pahanya.

Yang benar saja.

Pemandangan itu hanya untuk dirinya, Ervin tidak akan membaginya dengan siapapun.

Khaina mendengus, "Tidak jadi ikut," ucapnya.

"Yakin?" goda Ervin lagi, ia tau ini hanya akal-akalan Khaina saja.

Perempuan itu berdecak, melangkah dengan terpaksa menuju kamar mereka, mengganti pakaiannya dengan celana hitam panjang beserta baju kaos Ervin yang kebesaran ditubuhnya.

Begitu kembali, melihat penampilan sang istri mau tidak mau Ervin terkekeh, "Kenapa pakai bajuku, Khai?"

Khaina mengedikkan bahu acuh, mengabaikan pertanyaan Ervin dan mengamit lengan laki-laki itu.

"Ayok ke bawah," katanya mutlak.

Ervin pasrah mengikuti, mereka turun menggunakan lift, langsung memasuki pusat perbelanjaan yang memang tersedia di lantai satu apartemen.

Ervin mengambil troli dan sebagai langkah pertama, laki-laki itu melangkahkan kaki pada bagian sayur-sayuran.

Khaina hanya mengijuti tanpa protes, karena urusan mengenai makanan sejauh ini menjadi tanggung jawab Ervin.

Meskipun sudah beberapa bulan ini menjadi seorang istri, tidak ada yang berubah dari kehidupan Khaina, ia tidak punya kewajiban seperti memasak, mengurus keperluan suami dan sebagainya.

Ervin memanjakannya dengan sangat.

Jadi Khaina bagian menikmatinya saja.

Selesai dengan urusan sayur-sayuran yang bahkan Khaina tidak tau namanya, Ervin mendorong troli menuju bagian daging, ayam, dan ikan-ikanan.

"Mau apa, Khai?"

Ditawari demikian membuat Khaina memperhatikan dengan seksama, terlihat menimbang-nimbang.

Can I Stay?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang