***
Rutinitas Salma dan Rony kembali berlangsung seperti biasanya, mengisi acara kesana kemari, bernyanyi dari panggung ke panggung dan tentu saja dari kota ke kota. Melelahkan memang tetapi, keduanya sadar bahwa ini adalah mimpi mereka sejak kecil. Mimpi yang pernah mereka usahakan mati-matian sejak dahulu.Disini Salma berada sekarang, didalam pesawat yang akan mengantarkannya ke Surabaya. Malam nanti Ia akan bernyanyi disebuah pesta pernikahan orang ternama di kota tersebut. Seperti biasa, setiap kali tampil di acara pernikahan yang private Ia hanya membawakan lagu-lagu berbau sendu. Ia cukup lega, sebab saat ini rasanya Ia terlalu lelah jika harus tampil full energik dengan stage act yang aktif seperti di festival-festival musik.
Salma mengecek kembali ponselnya memastikan apakah pesannya sudah dibaca oleh Rony, suaminya atau belum. Sedetik kemudian Ia menarik napasnya pelan. Masih centang dua abu-abu. Sepertinya suaminya itu sedang sibuk atau sedang tidak memegang ponselnya. Salma memilih untuk meletakkan kembali ponselnya kedalam tas diatas pangkuannya. Membenarkan bantal leher dan mulai mencari posisi nyamannya untuk sekedar memejamkan mata barang 10-20 menit syukur-syukur Ia bisa lelap sampai pesawatnya mendarat di bandara.
***
"Ron.." panggil seorang laki-laki yang kini mendudukan tubuhnya dikursi samping Rony duduk.
Rony yang tengah fokus dengan ponselnya seketika mengangkat kepalanya dan menatap kesumber suara. 'Hmm..kenapa ?
Jawab dan tanyanya."Gue seneng banget Ron, Bila hamil. Ya Allah sumpah gue seneng banget. Sebentar lagi gue bakalan jadi bapak " ucap Powl sarat excited. Laki-laki disamping Rony tersebut bahkan kini sudah senyum-senyum tidak jelas.
Rony, tersenyum. Ikut berbahagia atas berita bahagia yang disampaikan Paul, sohibnya. 'Waah..asik bentar lagi jadi hot daddy nih. Selamat yah Powl, salam buat Nabila. Tokcer bener dah Lu. Lu nikah udah berapa lama sih Ul ? Perasaan baru kemaren deh' Rony bertanya serius kali ini.
"Makasih bro..gue nikah baru 6 bulanan. Intinya gak lama setelah Lu Anniv satu tahun sama Salma" jawab Paul. Sedetik kemudian Paul merutuku dirinya sendiri. Bodoh, harusnya Ia tidak perlu mengatakan itu. Ah, benar-benar bodoh. Tapi, Ia sama sekali tidak bermaksud untuk menyinggung Rony. Ia tidak sejahat itu.
"Mantap Bro..nanti kapan-kapan kita kumpul yah. Semoga ada waktu. Nanti kita double date sama istri kita masing-masing"
"Yakin Lu ? Orang Lu aja jarang bisa ketemu Salma." Kali ini Paul memang sengaja mengatakannya.
Rony, tersenyum kecut.
"Ron..sebelumnya gue minta maaf kalau kata-kats gue selanjutnya ini bakalan ngusik kenyamanan Lu. Tapi, menurut gue Lu sama Salma harusnya lebih fokus lagi, kurangin jadwal kalian, sering-sering habisin waktu sama-sama, atau mungkin kalian bisa liburan. Kalian gak pernah liburan kan selama nikah ?"
Tanya Paul dan benar saja kali ini kalimat Paul berhasil mengusik pikiran Rony. Dalam hati Ia membenarkan ucapan Paul."Gue juga sebenarnya mau Ul, mau banget malah. Tapi, yah Lu tau sendiri gimana keadaannya. Kita berdua sama-sama sibuk. Salma itu sangat cinta dengan aktivitasnya. Ini mimpi dia sejak lama. Begitupun dengan gue sendiri. Rasanya gue gak tega buat sekedar ngomongin ini ke Salma. Gue takut itu nyinggung perasaannya. Lo paham kan maksud gue ?" Rony, menuntaskan kalimatnya dan kembali menatap hampa apa-apa yang ada dihadapannya kini.
"Gue paham..tapi, yang Lu berdua harus tau bahwa kehidupan pernikahan emang sekejam itu. Beberapa hal menuntut untuk diprioritaskan, beberapa harus dikesampingkan karena setelah menikah kehidupan bukan hanya tentang kita, Lu dan Salma tapi, juga tentang kedua orang tua dan keluarga. Lu pasti capek kan dengan tekanan dari Mama Lu ? Gak usah terlalu Lu pikirin. Yang paling penting sekarang perbaikin kualitas kebersamaan Lu sama Salma. Bicarain ini baik-baik. Atur semua sebaik mungkin. Gue percaya sama Lu dan Salma. Yaudah..gue siap-siap dulu yah, bentar lagi gue tampil. Salam yah buat Salma, bye" Paul menepuk bahu Rony dan segera berlalu meninggalkan Rony yang entahlah..perasaannya sedang tidak baik-baik saja sekarang ini. Ia ingin bicara dengan Salma namun, istrinya itu bahkan tidak ada di kota ini. Ia akan pulang dua hari kedepan. Rony tersenyum kecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Disini
FanfictionTentang dua orang manusia yang hidup bersama dengan segala ujiannya.