14

5.1K 195 5
                                    

***
Mama Rani menyambut kedatangan anak dan menantunya dengan senyum merekah.

Rony dan Salma yang baru saja turun dari mobil segera mendekat dan menyalim orang tua perempuan mereka itu.

"Udah lama banget gak kesini ? Kalian sehat kan ? Salma sehat kan nak ?" Mama Rani mengulurkan tangannya untuk disalim dan langsung meneror Salma dan Rony dengan berbagai pertanyaanya.

"Sehat Mah"
Jawab keduanya bersamaan.

"Alhamdulillah kalau gitu. Tapi, Salma kayaknya kurusan yah ? Kamu baik-baik aja kan sayang ?" Tanyanya sekali lagi.

Rony yang sudah merasa risih dengan pertanyaan bertubi dari Mamanya dan Ia yakini Salma juga sudah mulai tidak nyaman dengan pertanyaan mertuanya itu hanya bisa tersenyum kikuk dan menjawab ala kadarnya.

"Salma baik kok Ma, enggak kurusan deh Ma. Liat aja tuh pipinya makin gembul. Perasaan Mama aja kali" Rony yang menjawab.

"Iyadeh kayaknya, perasaan Mama aja. Yaudah ayok masuk. Kita makan malam bareng." Ajak Mama Rani sambil merangkul menantu perempuannya itu.

Rony mengekor dibelakang sambil merangkul Syifa, adik bungsu sekaligus kesayangannya.

***
"Ini Mama sengaja masak banyak untuk nyambut kalian. Salma makan yang banyak sayang. Itu ada tumis toge, ada juga sop ayam, Mama sengaja tambahin toge khusus buat kamu"

Mama Rani sangat bersemangat menjelaskan apa-apa yang ia hidangkan diatas meja.

Salma sebenarnya senang dengan perlakuan Mama mertuanya ini hanya saja, Ia menjadi tidak enak karena Ia tau sekali bahwa mertuanya ini sudah teringin sekali mempunyai cucu darinya dan Rony dan dia belum bisa mewujudkan keinginan mertuanya ini.

Acara makan malam itu berlangsung khidmat, hanya suara Mama Rani yang terdengar mendominasi karena Rony dan Salma memilih banyak diam dan hanya akan bersuara ketika dirasa ada yang perlu  dijawab atau timpali.

***
"Syif..kamu masuk kamar dulu yah Abang mau bicara sama Mama" titah Rony kepada adiknya yang sebenarnya saat ini sedang menonton TV bersama dengan Mama dan kakak iparnya, Salma.

Syifa mendengus kasar.
"Abang apaan deh..orang aku masih mau kangen-kangenan sama Kak Salma." Gerutu Syifa namun, tetap melangkahkan kakinya menuju kamar tidurnya.

Sepeninggalan Syifa,
Rony segera mengambil tempat disamping Mamanya dan Salma yang peka dengan keadaan dengan segera menuju ke kamar Syifa menyusul adik iparnya itu. Memberikan waktu untuk anak dan Ibu itu bicara. Sepertinya Rony ingin bicara serius dengan Mama Rani.

***
Rony menggenggam tangan Mama Rani dan mengelus punggung tangan perempuan yang telah melahirkannya itu.

"Ma..sebelumnya aku minta maaf kalau mungkin apa yang mau aku sampaikan ini akan menyinggung hati Mama tapi, Mama harus tau sama sekali aku gak ada niat untuk itu. Aku hanya butuh pengertian Mama yah."

Mama Rani menatap Rony lekat. Menunggu detik selanjutnya, hal apa yang akan dibicarakan putranya itu.

"Ma..kemarin aku sama Salma sempat bertengkar hebat. Bahkan kami sempat pisah rumah dan pisah ranjang. Bukan tanpa alasan" Mama Rani nampak terkejut mendengar perkataan Rony.

"Salma sempat depresi Mah. Dia stres menghadapi segala tekanan yang tertuju buat dia dan Mama tau tekanan apa itu ?"
Tanya Rony dan semakin menatap lekat kearah Mamanya.

Mama Rani menautkan kedua alisnya. Seolah bertanya 'apa?'

"Salma stres Mah, hampir setiap hari, hampir semua orang terus menanyai atau menyinggung masalah keturunan sama Salma. Entah itu di sosial media atau di kehidupan nyata. Entah ada yang menanyai kapan Ia akan hamil, kenapa Ia belum hamil, segala dikasi tips dan trik biar cepat hamil, dikasi rahasia ini itu biar cepat hamil dan sebagainya. Mama tau gak, karena hal itu hidup Salma jadi gak tenang. Ia tertekan. Dia menjadi sensitif dan gampang emosi. Kita jadi lebih sering berdebat karena itu. Makanya badannya jadi kurus gitu. Yah, gimana gak kurus, dia gakbisa makan dan kepikiran, dia stres dengan semua tekanan itu. Makanya aku minta sama Mama..tolongin Rony untuk menjaga Salma, menjaga mood dan kenyamanan Salma. Bukan mau kami untuk nunda, bukan kami sengaja gak punya anak tapi, emang belum rejeki. Mama paham kan maksud Rony ?" Panjang lebar Rony menjelaskan kepada Mamanya dan syukurnya sepertinya Mama Rani mulai paham bahkan sepertinya perempuan berusia lebih dari setengah abad itu sudah diliputi rasa bersalah.

"Ron..maafin Mama yah. Selama ini Mama terlalu memaksakan kehendak Mama. Mempertanyakan ini dan itu pada Salma tanpa perduli bagaimna keadaan mental Salma. Maafin Mama nak..hiks. Mama udah jahat banget sama Salma" Mama Rani sudah meneteskan air mata. Ia benar-benar merasa bersalah sekali pada Salma.

"Makasih Ma udah mau bantuin Rony. Mama gak usah nangis yah, Rony paham kok, yang terpenting mulai sekarang Mama berhenti nanyain apapun tentang anak lagi sama Salma atau nanya sama aku tentang anak di depan Salma yah. Bantu Rony untuk memberikan kenyamanan buat istri Rony. Mama doain aja semoga Rony dan Salma segera diberi kepercayaan sama Tuhan untuk segera punya anak" Ucap Rony dan dibalas anggukan oleh Mama Rani.

Keduanya berpelukan cukup lama. Kata maaf tiada henti keluar dari lisan Mama Rani.

***
Mama Rani memeluk Salma dan mengucapkan maaf entah sudah berapa kali. Hal tersebut membuat Salma kebingungan. Menurutnya Mama mertuanya ini tidak melakukan kesalahan apapun kepadanya.

"Maafin Mama yah sayang..maafin Mama selama ini Mama gak sadar udah banyak nekan dan bikin kamu gak nyaman. Maafin Mama Nak"

Salma yang akhirnya paham dengan perkataan Mama mertuanya segera membalas pelukan mertuanya itu.

"Mama gak usah minta maaf. Mama gak salah sama sekali. Salma gapapa kok" jawabnya.

Mama Rani menggeleng, masih dalam pelukannya dengan Salma. "Gak Nak..selama ini Mama udah keterlaluan, gak mikirin perasaan kamu. Padahal Mama sendiri sudah pernah ada diposisi kamu. Maafin Mama yah nak"

Tidak ingin menjawab lagi, Salma memilih mengalah dan memaafkan Mama Rani walaupun menurutnya Mama mertuanya itu tidak salah dan mewajarkan apa yang dilakukannya. Biar cepat aja gitu.

Tapi, syukurlah kalau begitu. Salma juga merasa lega, Ia takut sekali dengan beban ekspektasi orang-orang yang diberikan kepadanya.

Rony tersenyum dan menatap Salma. Diam-diam pria itu bersyukur dan menarik nafas lega. Syukurlah..Mamanya mau mengerti dengan keadaannya. Semoga selalu seperti itu.

***
Aku mau bilang kalau kemungkinan cerita ini part-nya gak bakalan panjang. Maybe mentok di 20-an. Tapi, Insyaallah aku bakalan bikin cerita yg semoga kalian suka jg. Jangan lupa like dan komen yah..

Btw ada yg tau hari ini ada Idolyfe atau gak ? Gelisah bgt aku menunggu kepastian ini.

Salam hangat

Salmocean 💙

Tetap DisiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang