***
Hari ini Rony akan tiba dari Medan. Sejak tadi malam Salma tidak mendapatkan pesan apapun dari suaminya itu. Kabar kepulangannya pun Salma dapatkan dari Bang Randy, manager Rony.Salma sedikit bingung dengan keanehan itu. Tumben sekali rasanya Rony tidak mengabarinya. Biasanya jika sedang berjauhan begini Rony akan selalu meneror dirinya dengan berbagai pesan, panggilan, atau Vidio call. Ia akan sangat manja dan tak henti mengucapkan kata rindu. Tapi, hari ini kenapa berbeda ?
Salma sempat berpikir mungkin saja suaminya itu sedang lelah atau tidak punya waktu untuk mengabarinya tapi, rasanya sulit diterima akalnya. Sesibuk itukah ? Lagi pula sepengetahuannya Rony sudah selesai manggung sejak kemarin. Hal apa yang membuat pria itu dikatakan sibuk ? Salma sedikit pening memikirkannya. Menebak-nebak apa yang terjadi.
***
Salma menatap puas hidangan yang ada di hadapannya. Rasanya Ia senang sekali bisa memiliki sedikit waktu untuk menyiapkan makanan yang kini tersuguh di meja makan dapur mereka yang belakangan jarang sekali ia jamah.Ia bahkan lupa kapan terakhir kali ini berkutat dengan alat tempur dapur. Tidak usah menyentuh alat tempurnya, menyentuh kursi dan meja makan atau makan disana saja rasanya sudah lama sekali. Entah lima atau enam bulan yang lalu. Salma sendiri tidak begitu ingat sebab sudah terlalu lama ia menginjakkan kakinya disana. Ia dan Rony lebih sering makan diluar atau yah di backstage. Salma sedikit miris mengingatnya.
***
Pintu rumah terbuka, segera Salma berlari menuju ruang depan menyambut seseorang yang baru saja sampai yang Ia yakini itu adalah Rony, suaminya. Ia sudah siap dengan tampilan tercantiknya. Berjalan kearah pintu dengan senyum terbaiknya. Senyum dengan smile eyesnya, senyum yang mungkin hanya Ia keluarkan lima kali dalam setahun itupun hanya untuk Rony dan orang terdekatnya. Saking mahalnya senyum yang satu ini.Senyum Salma masih betah bertengger diwajahnya. Ia mengulur tangannya hendak menyalim pada Rony. Seperti biasanya ketika Ia menyambut kedatangan pria pujaan hatinya itu. Namun, yang Ia dapati justru muka masam Rony yang seperti acuh padanya. Boro-boro Ia mendapatkan pelukan bahkan pria itu sama sekali tidak menatapnya.
Nyali Salma menciut. Jantungnya seperti merosot. Matanya terasa panas siap mengeluarkan cairan kristal beningnya. Ia mencoba menarik napas dan memejamkan matanya. Menetralisir perasaan hancur dari dalam hatinya.
"Ron..'' lirih Salma menatap nanar punggung Rony yang sudah menghilang diujung tangga menuju lantai dua rumah mereka.
_Tes_
Satu titik air mata berhasil menerobos pertahanan Salma. Ia segera menghapusnya.
Mendudukkan bokongnya di kursi meja makan sambil menatap hidangan malang itu. Ia mengilas balik bagaimna senang dan antusias dirinya saat memasak tadi. Ia memasak sambil tersenyum dan bersenandung membayangkan mereka akan duduk bersama di meja makan itu. Bercerita banyak hal tentang hari-hari lalu tanpa bertemu, saling menyuapi dan Rony yang Ia harapkan akan memuji masakannya itu. Terlebih saat memasak tadi Salma juga harus merelakan tangannya untuk terkena cipratan minyak goreng. Sungguh pengorbanannya dalam menyiapkan makanan ini berbanding lurus dengan harapannya. Tetapi, kenyataan justru sangat berbanding terbalik.
Salma mencoba berpikir positif. Mungkin Rony masih lelah. Yah, suaminya itu pasti lelah. Ia baru selesai show dan melakukan perjalanan yang cukup panjang apalagi aktivitasnya ini sambung menyambung sejak beberapa hari yang lalu. Ia berpikir mungkin Rony akan mandi terlebih dahulu. Yah, pria itu pasti mandi terlebih dahulu.
Salma mencoba mengatur kembali hatinya. Mencoba menerbitkan kembali senyumnya. Menunggu di meja makan.
10 menit, 20 menit berlalu tidak ada pergerakan dari arah tangga. Salma menghembuskan nafasnya. Bangkit dari posisinya dan berjalan menuju kamar mereka di lantai dua.
***
Salma duduk dipinggir ranjang sambil meremas jari-jarinya. Mendadak Ia gugup. Sejak Ia masuk di kamar itu Rony hanya mendiamkannya. Sama sekali tidak menyapa ataupun tersenyum kepadanya._Ceklek_
Pintu kamar mandi terbuka. Menampilkan Rony yang sudah segar dengan setelan seperti biasa. Yah, tampan dan keren. Begitu menurut Salma.
"Ron..kamu mau kemana ? Aku udah masak banyak. Kita makan yah ?"
Kalimat itu akhirnya berhasil keluar dari mulut Salma.Seolah tuli, Rony justru menyambar kunci mobilnya yang ada di atas meja rias Salma. Berlalu tanpa menjawab pertanyaan Salma.
_Brakkk_
Suara pintu depan yang dibanting."Ron..Rony."
Panggil Salma setengah berlari tetapi, mobil Rony sudah meninggalkan pekarangan rumah mereka.
Salma menangis sejadi-jadinya. Apa ini ? Ada apa dengan Rony ? Kenapa Rony seakan marah padanya, bukan seakan sih tapi memang marah padanya. Apakah dia melakukan kesalahan ?
***
Rony memukul stir mobilnya. Ia marah. Marah dengan dirinya sendiri. Menyesal. Menyesali sikapnya yang mungkin berlebihan pada Salma ? Tidak, ia tidak berlebihan, begitu suara ego dari dalam dirinya.Ia meraih ponselnya yang berdering diatas dashboard mobilnya.
"Yah, gue kesana sekarang"
Rony melajukan mobilnya dengan kecepatan tak seperti biasanya.
Ia butuh meluapkan amarah dan segala masalahnya. Menemui teman-teman lamanya. Teman yang sejak menikah tidak pernah lagi Ia ketemukan.
***
Lain halnya dengan Rony, saat sedang ada masalah begini Salma justru tidak ingin bertemu dengan siapapun. Ia memilih meringkuk dibawah selimut di kamarnya. Menangis sejadi-jadinya. Menangis tergugu tanpa suara. Sebenarnya apa salahnya ??Lama Salma menangis, hingga akhirnya Ia teringat satu hal.
Sosial media ? Yah, sepertinya Ia akan segera mendapatkan jawaban dari ribuan pertanyaan yang berkecamuk di otaknya.
Buru-buru ia meraih ponselnya. Mengabaikan ratusan chat dari grup bersama teman-temannya ataupun beberapa panggilan tak terjawab dari managernya.
Lima menit, sepuluh menit. Kepala Salma seperti ingin meledak.
Rony...kenapa ?? Kenapa semudah itu Ia percaya pada apa yang dilihatnya ini ? Membaca komentar netizen yang hampir semua memojokkan dirinya membuat Salma semakin menangis. Perasaan bersalah kini menguasai hatinya. Ia menyesal..
Yah, Ia menyesali banyak hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Disini
FanfictionTentang dua orang manusia yang hidup bersama dengan segala ujiannya.