***
Hari-hari berlalu. Banyak hal-hal sedih dan bahagia yang sudah dilalui. Bukan sedih yang larut tapi, semoga bahagianya langgeng.Kandungan Salma tidak terasa sudah memasuki trimester kedua. Kemarin Ia sudah melakukan acara 4 bulanan. Orang tuanya dari Yogya datang dan tinggal selama empat hari.
Seperti anak gadis pada umumnya, walaupun Ia sudah menikah bahkan akan menjadi seorang Ibu tetap saja dihadapan kedua orang tuanya sisi manja dan bungsunya akan keluar juga. Itulah mengapa saat kedua orang tuanya akhirnya kembali ke Yogya Salma sangat merasa sedih dan berat sekali melepaskan.
Oh iya, kemarin Salma juga sudah melakukan pemeriksaan lagi, kandungannya sehat, perkembangan janinnya juga baik dan kabar baiknya lagi Salma positif hamil anak kembar. Nikmat mana lagi yang harus Salma dustakan ?
Setelah mengetahui bahwa Ia tengah mengandung anak kembar baik Salma maupun Rony tidak henti-hentinya bersyukur kepada Tuhan. Salma pernah berpikir entah kebaikan apa yang pernah Ia perbuat di masa lalu sampai Tuhan rasanya terlalu baik memberikannya nikmat sebanyak ini. Ia merasa tidak pernah melakukan amal baik yang terlalu besar di masa lalu. Oh, atau mungkin ini semua adalah karena suaminya. Entah suaminya itu pernah menyelamatkan kekacauan belahan bumi sebelah mana hingga kebaikannya itu Ia dapatkan balasannya hari ini. Pikir Salma.
Namun, ditengah pikirannya yang terus-menerus menebak-nebak alasan dibalik semua nikmat itu Ia akhirnya tersadar, mengingat apa yang pernah dikatakan Mamanya.
'Nak..tidak usah kamu menebak-nebak dari mana atau karena apa nikmat ini dicurahkan kepadamu juga Rony atau kepada keluarga kita. Tidak melulu karena apa yang pernah kalian lakukan di masa lalu seperti membantu orang, sedekah atau sebagainya melainkan karena kesabaran kalian selama tiga tahun belakangan ini. Tidak ada yang terlalu berat atau mustahil bagi Tuhan dan Kalau kamu lupa bukankah buah dari kesabaran itu selalu manis ? Jangan terlalu banyak dipikirkan, selamanya kita tidak akan pernah tau dengan skenario Tuhan. Sekarang tugas kamu dan Rony adalah menjaga titipan dan kepercayaan Tuhan ini. Menjadikan diri kalian sebaik-baiknya calon orang tua dan orang tua yang baik untuk anak-anak kalian nanti. Tuhan sudaj memilih kalian untuk berkah sebesar ini karena menurutnya kalian mampu untuk itu. Perbanyaklah bersyukur. Semua sudah diaturnya'.
Salma terharu kala itu saat mendengarkan penjelasan dari Mamanya. Betapa selama ini Ia terlalu banyak menerka dan bertanya-tanya seolah meragukan kekuasaan Tuhan. Betul apa yang dikatakan Mamanya, tidak ada yang terlalu berat untuk Tuhan jika Ia sudah menghendakinya.
***
Memasuki bulan keempat kehamilan Salma ini, Rony berubah menjadi sosok suami yang begitu posesif dan over protektif. Segalanya serba dilarang. Rasanya Salma jadi susah sekali bergerak bahkan hanya untuk sekedar bernafas.Ia paham bahwasanya Rony melakukan ini karena pria itu ingin memberikan yang terbaik , yang ternyaman untuk Salma juga calon anak mereka namun, menurutnya suaminya itu terlalu berlebihan.
Rony bahkan sudah mempekerjakan dua orang asisten rumah tangga di rumah mereka untuk melakukan pekerjaan rumah walaupun Salma sendiri pernah menolak dan merasa bahwa Ia masih bisa melakukannya sendiri. Namun, pada akhirnya Ia kalah sebab orang tua dan mertuanya justru setuju dengan keputusan Rony.
Selain itu, Rony juga sudah memindahkan kamar tidur mereka dilantai bawah. Ia tidak mau Salmanya kecapean untuk naik turun tangga apalagi bobot istrinya itu naik drastis. Untuk yang satu ini Salma setuju, karena Ia sendiripun mengakui bahwa badannya berat sekali. Maklum yah, dia membawa tiga nyawa sekaligus.
Jangan tanyakan tentang makanan, minuman, dan pakaian. Jika sebelumnya seputar tiga hal tersebut hanya akan melalui uji BPOM dan MUI sekarang ketambahan uji rasa dari Rony itu sendiri. Benar-benar Salma merasa seperti anak kecil yang habis mengidap penyakit serius. Amit-amit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Disini
FanfictionTentang dua orang manusia yang hidup bersama dengan segala ujiannya.