13. Deidara

54 14 4
                                    

********

Sasuke baru saja bangun dari tidurnya karena sinar mentari yang kini menyapa lewat sela-sela gorden yang menutupi jendela, dia mengecek jam di ataa nakas yang tertera 08.30.

Ah mereka sudah terlambat.

Mereka? Sasuke tentu saja tidak sendiri. Gadis blonde di sampingnya masih terlelap dengan tubuh telanjangnya yang tak tertutupi selimut. Keduanya kesiangan bangun karena pergumulan panas yang mereka lakukan selama berjam-jam.

Sasuke menarik selimut ke tubuh Ino, menutupi tubuh telanjangnya yang terdapat banyak bekas ciuman dan gigitannya. Pemilik onyx itu lalu memungut satu persatu pakaiannya yang tercecer di atas lantai, memakainya lalu keluar dari kamar yang bernuansa kuning itu.

Semalam dia menginap di rumah Ino, orangtua gadis itu tidak ada jadi mereka menghabiskan malam-malam panas penuh gairah.

"oh Sasuke-kun, kau sudah mau pulang?"

Suara berat terdengar menyapanya ketika dia baru saja akan mencapai pintu keluar, dia tidak menyadari jika dua orang tengah bersantai di ruang tamu.

"aa, aku ada latihan basket sore ini, Deidara-san" jawab Sasuke dengan sopan.

Dia tidak terkejut ketika sosok blonde itu duduk di pangkuan pria lain, dia tentu sudah mengetahu orientasi pria itu.

Yamanaka Deidara, kakak sulung Ino. Mereka seperti kembar, kecuali kedua mata Deidara yang sewarna dengan sapphire. Keduanya sama-sama cantik dan memiliki daya tarik untuk menaklukkan pria, meskipun Deidara adalah laki-laki.

Awalnya cukup mengejutkan baginya ketika pertama kali dia menginjakkan kaki di rumah ini melihat pemandangan ketika Deidara bercumbu di ruang tamu dengan beberapa pria, Inopun tak segan untuk melakukan hal itu dengannya di depan Deidara. Keduanya tidak saling keberatan dengan pasangan masing-masing, selama mereka tidak di dalam jangkauan orangtua.

Sungguh saudara yang sinting

"apakah Ino-chan belum bangun? Ah permainan kalian boleh juga, aku bisa mendengar suara Ino dari dalam kamarku"

Sasuke tersenyum kikuk, dia merasa malu dan juga tegang. Ah walaupun bukan pertama kalinya Deidara menyinggung hal itu. Bahkan dia sering mendengar desahan dan jeritan Deidara  bercinta bersama dengan pria-pria yang dia bawa.

"maaf jika itu mengganggumu, Deidara-san"

"tidak sama sekali"

Sasuke kemudian mengangguk, dia melirik jamnya lagi, "kalau begitu aku pamit"

"tunggu Sasuke!"

Deidara berdiri menghampir Sasuke yang terlihat enggan untuk di dekati. "sebenarnya aku ingin berbicara denganmu"

Sasuke mengangguk dengan sabar, meskipun dia terlihat risih saat Deidara menatapnya dengan seringai mesum.

"ini tentang sahabatmu, Haruno"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Caroline kemudian menangkap bunga dari pengantin, saat itu juga Arnold langsung berlutut di depannya dengan menyodorkan kotak merah beludru yang diisi oleh cincin berlian, sebuah lamara. MEMBOSANKAN!!!!!"

PLAK

"AGHHHHHHH SAKIT JALANG SIALAN!"

Naruto meraung-raung kesakitan di lantai sembari memegangi kepalanya yang baru saja kulempari buku tebal, dia pantas mendapatkannya.

"ceritamu jelek! aku ingin muntah membacanya! Ah sialan! Ini menyakitkan!" gerutunya.

"tutup mulutmu atau kuhancurkan kotak ini!" ancamku sembari mengayunkan palu di atas kotak kaca yang berisikan kumbang  tanduk yang susah payah di tangkap oleh Naruto pagi tadi.

Between Sunny and RainyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang