24. Rasa Yang Tak Terungkap

68 12 7
                                    

Yo gaje dan typo bertebaran, yang nemu abaikan aja. Gak sempet ripiuuuu aku tuhhh

Btw yg lg puasa, semangat untuk kalian.

********

Aku membuka mataku, hal pertama yang kulihat adalah kedua sapphirenya yang indah. Kedua jantungku berdetak kencang ketika menyadari jika sapphire itu menatapku dengan lekat, tanpa suara namun itu itu membuatku merasa seperti tenggelam ke dalamnya. 

Mata yang sewarna dengan lautan itu membuatku perlahan meleleh.

Aku tertegun sementara perasaan aneh mendadak melanda diriku. Aku dan Naruto sudah berteman sejak kecil dan mereka sudah melakukan banyak hal bersama-sama. Namun, ini pertama kalinya Naruto
menjadi orang pertama yang aku lihat ketika bangun di pagi hari. Aku tidak tahu bagaimana mengekspresikan  perasaan asing yang terasa nyaman ini. 

“Naruto..” gumamku pelan.

“Hm..”

Entah siapa yang memulai, perlahan kami saling menutup jarak. Hidung itu saling bersentuhan hingga akhirnya bibir kami bertemu. Aku memejamkan mataku, tak kuasa lagi tenggelam ke dalamnya. Gelombang malu yang besar membuatku merasa bergetar.

Selalu saja manis, lembut, basah dengan aroma susu yang kusukai. Terlebih lagi lidahnya bergerak kaku namun membuatku merasa melayang.

Setelah kejadian di UKS kemarin, Naruto membawaku ke rumahnya. Aku menginap disana untuk menenangkan diri dari semua hal yang membuatku merasa sakit. Fakta jika ayah berselingkuh itu membuatku benar-benar seperti terjatuh kedalam jurang, aku tidak sanggup menghadapinya. Ditambah lagi dengan orang yang kusukai melakukan hal buruk padaku.

Setelah ciuman itu terlepas, benang saliva tergantung di antara bibir kami sampai aku menjilat bibirku untuk memutuskannya. Aku bangun terduduk untuk sedikit meregangkan tubuhku membuat selimut itu jatuh menampakkan tubuh telanjangku. Setelah beberapa kali bercinta, aku tidak lagi malu menunjukkan tubuhku padanya. Sedangkan Naruto masih malu-malu, dia akan memalingkan wajahnya yang memerah.

Selangkanganku sedikit sakit karena percintaan semalam. Kuharap suaraku tidak sampai keluar, mengingat seluruh keluarga Naruto ada di tempat. Dan kamar Nagato lah yang paling terdekat dengan kamar Naruto. Tetapi,  dia sedikit lega karena tidak satupun mereka curiga dengan fakta jika aku menginap di kamar Naruto. Meskipun begitu, dari dulunya aku dan Naruto selalu tidur bersama.

Aku menatap sekeliling kamar Naruto yang bersih, tidak ada lagi hewan-hewan kecil yang terperangkap dalam kotak kaca disana. Namun beberapa boneka voodoo dan simbol pentagram masih menghiasi dinding bercat hitam.

“Naruto, kemana semua hewan-hewan itu?” tanyaku.

“aku melepaskan mereka..” tutur Naruto. “tempat mereka seharusnya di alam liar..”

Aku tidak tahu senyuman timbul di bibirku,”kau banyak berubah..”

Naruto tidak menjawab, di masih berbaring sambil menatapku. Tatapannya terasa begitu membombardir. Entah mengapa, jantungku berdebar kencang. Aku merasakan gelombang lain yang bergetar di dadaku, aku beberapa kali merasakan sensasi ini. Sejak kapan dia berubah, aku tahu dia adalah si idiot Naruto yang terobsesi dengan hal-hal mistis.

“hei..”

“apa?” aku menoleh pada Naruto.

“mau berkencan kapan-kapan..seperti di pantai mungkin” katanya.

Aku membayangkan pantai, suara ombak, bau asin dan juga asin sepoi-sepoi. terdengar menyenangkan.

“kapan?”  tanyaku.

Between Sunny and RainyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang