16. Skandal

63 13 0
                                    

**********

"De-deidara ngh.."

Pemuda berambut merah itu terkulai lemas di atas ranjang, dia memeluk bantal di bawahnya seiring dengan pinggulnya semakin di tarik naik mengikuti irama yang cepat ketika pria di belakangnya semakin menubruk lubangnya yang sudah memerah.

"shit! kau nikmat sekali Sasori!"

Lubangnya merah merekah dengan beberapa lecet, terdapat bekas gigitan juga disertai dengan sperma yang tumpah karena penyatuan mereka yang telah menghasilkan cairan yang melimpah tak menyisakan tempat.

"a-aku lelah..Ngh Dei..Akh"

"tahan Sasori! a-aku akan keluar!"

"a-aku lelah, ber-berhenti ugh.."

Rambut merahnya di jambak ke atas dengan keras oleh tangan lentik Deidara, gerakan pinggulnya semakin cepat seiring dengan rasa sesak di penisnya yang hampir meledak.

"a-aku keluar..."

Deidara mencabut penisnya dan mencekcoki ke dalam mulut Sasori, hingga menyentuh tenggorokannya. Pemuda baby face itu tersedak, dia tidak bernafas terlebih lagi ketika tangan itu menjambak rambutnya untuk tetap pada posisinya.

Seketika kedua iris caramel itu terbuka tubuhnya sontak terbangun, nafasnya tak beraturan. Dia menoleh sekeliling mendapati dirinya masih ada di dalam kamarnya, tangannya reflek menyentuh jakunnya yang dimana dia paksa menelan cairan putih menjijikan seperti dulu. Dia bermimpi, ah atau bisa dikatakan kenangan buruk yang berwujud menjadi mimpi.

"sialan!"

Sasori meremas selimut yang menutupi tubuhnya dari udara pagi yang menyejukkan, tangan itupun menjalar di antara selangkangannya yang tegak berdiri dan mengeluarkan precum. Dia bermimpi hal kotor itu lagi, sejak kemunculan Deidara yang lebih sering, dia mulai memimpikan puing kenangan mereka berdua.

Dadanya berdetak dengan begitu kencangnya, dia tahu hatinya sepenuhnya telah berlabuh dengan gadis pinky itu. Yah harusnya seperti itu, dia hanya mencintai Sakura.

Lalu mengapa jantungnya berdebar lagi karena kehadiran Deidara?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari minggu artinya hari kencan, aku akan bergandengan tangan dengan Sasori mengunjungi cafe buku, makan kue yang manis, lalu acara terakhirnya ke rumah Sasori untuk melakukan hal-hal nakal, yah harusnya seperti itu.

Namun, hari minggu ini berakhir dengan Sasuke yang menculikku, bersama dengan Naruto ke kedai ramen Ichiraku yang baru buka.

"kalian menghancurkam kencanku hanya untuk sebuah ramen?!"

"makan saja dulu, kau akan menerima berkah dari dewa Kyuubi ketika merasakan kuah di lidahmu" ujar Naruto yang sudah menghabiskan dua mangkuk beberapa mangkuk.

Kedai kecil ini terletak di sebuah gang yang tidak jauh dari rumah kami, hanya lima menit jalan kaki. Meskipun kecil namun bersih, hanya ada dua meja dibagian luar, dan lima kursi yang berjejer di depan pantry. Saat ini hanya kami pelanggan, belum terlalu ramai mengingat ini adalah kedai yang baru buka.

"sesekali makanlah dengan kami, parfait ataupun cake yang manis tidak baik jika kau memakannya setiap hari" tutur Sasuke.

"hn" sahutku sembari mencicipi ramen yang sudah kudiamkan hampir tiga menit.

Mienya terasa kenyal, kuahnya tidak terlalu asin, sangat pas di lidah. Bumbu dari dagingnya juga terasa sampai ke dalam, ramen yang sangat enak.

Terenak yang pernah kumakan sejauh ini.

Between Sunny and RainyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang