Pernah hadir seuprit di cerita Clara si Myesha ini😂
***
"Sha! Cowok lo berantem lagi sama Edru!"
Lagi? Memangnya sebelum ini mereka pernah berkelahi? Kenapa aku tidak tahu sama sekali padahal aku selalu bersama Tian. Sebenarnya apa yang memacu perkelahian mereka?
"Di mana?"
Aku beranjak dari dudukku, lalu keluar dari kelas mengikuti langkah terburu-buru teman laki-laki Tian. Dia membawaku ke arah gedung kosong di sebelah fakultas kami. Dari jarakku saat ini saja aku sudah bisa mendengar teriakan kasar Tian untuk Edru.
"Tian, stop!"
Aku berlari ke arahnya, lalu menatap tajam pada wajah tampannya. Tian tampak kacau dengan wajahnya yang memerah dan juga beberapa bekas luka di sana. Sial. Apa Edru yang melakukannya? Berani sekali dia melukai Tian.
"Kamu ngapain ke sini?!" Tian menurunkan kepalan tangannya yang tadi siap melayang ke wajah Edru.
Aku mendekat dan menarik lengannya. Aku menatap Edru yang kini tersenyum miring kepadaku. Sialan. Aku yakin ini pasti dia yang memulai duluan. Tian bukan tipikal laki-laki yang mudah emosi kalau bukan mengenai hal yang serius.
"Aku tanya, Myesha. Kamu ngapain ke sini?"
Aku menoleh pada Tian dan berdecak saat menatap sudut bibirnya berdarah. "Aku gak suka kamu begini. Wajah kamu luka-luka, Tian. Aku gak suka."
Tian menarik paksa lengannya yang masih aku sentuh. Dia menjauh dan menatap malas padaku. Tentu saja aku mengernyit mendapatkan respon seperti itu. Ditambah lagi dia mengusap kasar wajahnya dan menghembuskan napas panjang.
"Udahlah, Sha. Lo putusin aja cowok tempramen kayak dia. Lo gak cocok sama dia."
Aku menatap Edru dengan kesal. Dia seolah sengaja memancing perseteruan dengan Tian.
"Lo diem. Gue gak ada urusan sama lo," ketusku.
Aku mendekat pada Tian dan dia kembali menjauh. Aku mengangkat tangan tanda menyerah. "Aku ada salah?" tanyaku.
Tian tertawa pelan, lalu menggeleng. "Aku yang salah karena percaya gitu aja sama apa yang kamu bilang. Kerja kelompok? Belajar bareng?"
Aku mengernyit. Apa lagi ini? Tian tidak mempercayaiku? Alasannya apa?
"Aku emang kerja kelompok bareng Clara. Kamu gak percaya sama aku? Kamu bisa tanya Clara."
Tian mengangguk saja. "Bahkan kemarin siang kamu bilang mau ke apartemen Clara, kan?"
Aku ikut mengangguk mengiyakan karena memang aku ke apartemen Clara kemarin siang untuk menjenguk gadis itu.
"Tapi ini apa?"
Tian menunjukkan layar ponselnya kepadaku. Dari nama yang tertera di sana, aku tahu kalau Edrulah yang mengirimnya. Sial. Apa dia tengah memata-mataiku?
"Itu Daffin, pacar Clara."
"Gak usah bohong, Sha. Gue tinggal di sana dan itu apartemen tuh cowok. Clara gak tinggal di sana dan lo selalu ke sana hampir tiap hari."
Edru ikut memanasi suasana. Aku menatap marah padanya. Kenapa dia ingin sekali merusak hubunganku dengan Tian? Bukankah sudah jelas kalau aku menolaknya karena aku begitu setia pada Tian? Oh, apakah ini salah satu cara Edru balas dendam padaku?
"Lo tahu apa? Lo lihat gue cuma berduaan di sana? Lo lihat gak?!" marahku pada Edru.
"Sayang," Aku beralih kembali pada Tian yang masih jelas tengah dikuasai amarah. "Kamu mau percaya aku atau dia, terserah. Tapi asal kamu tahu, aku gak pernah bohong tentang apa pun sama kamu. Aku di tempat biasa kalau kamu butuh obat."
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY NEW
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 0...