PENDEKAR TAMPAN(gadis itu jatuh cinta setelah sang pendekar menolongnya)

83 4 0
                                    

Eps 9

Gadis cantik itu duduk di tepian kolam,
Disebuah taman dengan wewangian aneka macam bunga yang bermekaran,
Di areal dalam pelataran sebuah padepokan.
Wajahnya yang ayu.. Selalu terdunduk .
Ia membisikkan sesuatu,

"Mungkin aku sudah gila.., atau takdirku memang harus menderita
Apa salahku..?
Mengapa semua orang mempermainkanku?
Bahkan rasa cintaku...
Pun turut mempermainkanku,
Atau aku yang bodoh..??
Mengharap sesuatu yang tak pasti..."

"Oh dewa... cinta...
Aku merindunya...
Aku jatuh cinta...
Kemana aku harus mencarinya...
Dia pendekarku...
Pendekar tampan...
yang telah mengisi ruang rinduku"

"Seandainya waktu bisa terulang kembali..
Aku tak kan perduli,
Apapun itu kata mereka...
Seandainya peristiwa itu kembali terjadi,
Pendekarku.., takkan aku sia-siakan kesempatan itu,
Saat kau pegang tanganku ini...
Aku akan merangkul erat dilenganmu, yang kekar itu..
Pasti, aku akan rasakan aman bersamamu..."

"Pendekarku...
Saat kau membopong tubuhku ini,
Akupun akan memeluk erat tubuhmu...
Dan akan kusandarkan kepalaku,
Didadamu yang bidang itu...
Lebih lama... daaan lamaa....
Agar aku bisa,
Mendengar degup jantungmu,
Samakah seperti irama jantungku..?
Ohh... pendekarku..."

"Dan....
Saat kau tatap mataku...
Aku tak akan tersipu lagi,
Aku akan membalas tatapanmu...
Agar aku merasakan ...
Betapa teduhnya sinar matamu"

"Pendekarku...
Senyumu sungguh menawan,
Wajahmu teramat tampan.
Suaramu lembut...
Sopan... dan sungguh menggetarkan,
Jiwaku juga desiran darahku"

"Pendekar tampan...
Siapakah dirimu??
Suaramu seperti pernah kudengar,
Tatapanmu seperti pernah kulihat,
Dan senyumanmu seperti pernah ku kenal...
Semua itu seperti sudah lama bersemayam di
Sudut hatiku...

"Pendekarku....
Jika kau pernah hadir dimimpi-mimpiku
Lalu mengapa kau hanya sekali,
Hadir di dunia nyataku.?
Ohh..
Kaulah pendekar tampan ku.."

Gadis itu masih saja melamun,
hingga tanpa sadar, syair cinta yang selama ini tersimpan di dalam lembaran-lembaran kalbunya,
Telah terungkapkan..
dipinggir kolam itu,
Ia mengucapkan semuanya...
Seperti para pujangga.

Rambutnya yang ikal panjang terurai ,
Berderai-derai ditiup angin hingga menutupi keningnya dan sebagian wajahnya
Jari-jemarinya memainkan ujung selendangnya yang sudah dari tadi terjatuh dari pundaknya,
Hingga sebagian lagi terkulai di rerumputan.

ia tak meperdulikan lagi..
ketika beberapa helai daun jatuh dipangkuanya...
ia juga tak memerdulikan kupu-kupu yang terbang begitu dekat mengitari tubuhnya...
dan sesekali hinggap di lengannya,
Bahkan ia tidak menyadari,
Kehadiran seseorang dibelakangnya.

ia masih tertunduk,
memandangi bayangan wajahnya sendiri dipermukaan air kolam,
Wajahnya sendu...
Tatapnya pilu...

Dan ketika...
setetes embun jatuh dari sudut matanya ,
Keair kolam...
Telah membuyarkan bayangan wajahnya..
Ia masih mencoba mencarinya...
Ketika ia medapatinya...
Tetapi bayangan itu bukan lagi dirinya,

"iiihh kakang mboook... sudah lama yaa?"

"Iya Roro... dari tadi kakang mbok disini,
kakang mbok tak mungkin mengganggumu"

Jawab ken warsi sambil mengambil selendang Roro Suci yang tergeletak dibawah.
Roro Suci menggelengkan kepalanya,
kemudian menatap tajam pada Ken Warsi,
Lalu berkata,

"Jadi kakang mbok mendengar semuanya?

"He.. emmh"

Ken Warsi mengangguk pelan.
Roro Suci pun menyipitkan matanya dan menatap Ken Warsi, kemudian berkata lagi,

"Kakang mbok curaaaang... kakang mbok sudah menguping diam-diam.. uuuhh.."

Roro Suci merajuk sambil melempar bunga yang dipegangnya ke kolam
Ken Warsipun jalan mendekati Roro Suci membelai dan merapikan rambutnya yang berantakan,

"Roroo... kakang mbok tidak akan pernah curang, percayalah...kakang mbok janji akan selalu dipihakmu, membantu masalahmu, maka.. jangan kuatir,
rahasiamu... adalah rahasia kakang mbok juga."

Ahirnya Roro Suci pun tersenyum, sambil malu-malu ia mengatakanya pada Ken Warsi,

"Kakang mbook,
Boleh kaaan...aku mengenal seseorang...?"

Ken warsi mengangguk.
Roro Suci tersenyum senang lalu bertanya lagi,

"Kakang mboook,
Boleh kaaan... aku mencintai seseorang..?

Ken Warsi juga mengangguk lagi.
Roro Suci makin tersenyum, dan ia tambah bertanya lagi,

"Kakang mbook...
Saya ingin main diluar padepokan seperti dulu,
Saya ingin memetik bunga-bunga dipinggir hutan itu ..
Kakang mbook,
Saya sedang jatuh cinta...
Saya ingin sekali bertemu dia...
Bisa kah kakang mbook...??

Roro Suci menekankan kedua telapak tanganya diatas dadanya sendiri, sambil memandangi Ken Warsi ia menunggu jawabannya,

Kali ini ken warsi terdiam ia tidak mengangguk,
Tetapi Ken Warsi malah memejamkan matanya seolah-olah membenamkan kelopak matanya sambil menarik nafas dalam-dalam,
lalu ia menghampiri Roro Suci,
memegang tangan Roro Suci dan menatapnya sambil berkata,

"Roro Suci... untuk saat ini,
kakang mbok belum berani mengajakmu lagi bermain keluar padepokan.
Romo Panembahan pasti akan murka,
dan kakang mbook pasti akan dihukumnya jika terjadi apa-apa denganmu "

"Tapi kakang mbook... saya ingin sekali bertemu diaa..."

Roro Suci masih saja berharap,
Kemudian Ken Warsi menjelaskan lagi,

"Dengarkan dulu kakang mbok, Roro...
Tujuan Romo Panembahan itu adalah demi dirimu,
Romo Panembahan sangat memikirkan keselamatanmu, kehormatanmu, dan juga masa depanmu,
Maka dari itu, biarlah sementara waktu kamu harus menuruti perintah Romo Panembahan,
Mengadulah pada kakang mbok, kakang mbok akan selalu siap mendengarkan, dan kakang mbok akan berusaha membantumu sampai habis kemampuaku.."

Dengan panjang lebar ken warsi menjelaskanya pada Roro Suci.
Agar ia bisa mengerti dan mampu menjalani cobaan ini,

Panembahan Romo Washesha memang telah melarang Roro Suci keluar dari padepokan jika atau tanpa seijinnya.
Kejadian bebera waktu silam yang dialami ken Warsi dan Roro Suci, di pinggir hutan ketika diserang para penyamun, menjadikan sebuah peringatan pada diri sang guru Padepokan tersebut.
Bersyukur ada pendekar Soeta dan Raden Bagos yang telah menyelamatkannya,

Romo Washesha, telah mengetahui semua masalahnya,
dan Romo Washesha merasa berhutang budi pada kedua pendekar tersebut,
Maka, sudah terpikirkan olehnya suatu hari nanti akan mengundang keduanya, terlebih pendekar Soeta juga bekas muridnya.

Petistiwa itu sangatlah berbahaya, dan akan berakibat buruk terhadap diri Roro Suci bahkan Raja Goepala dan kerajaannya.
Sebab sang Panembahanlah yang akan mempertanggung jawabkan semuanya jika terjadi sesuatu atas diri Roro Suci.

Sang Panembahan Romo Washesha Guru besar Padepokan tersebut,
sangat terkenal karena kedisiplinannya dan keadilannya, disamping kepandaian tingkatan ilmunya dan juga kebijak sanaannya.

Semua murid-murid di padepokan sangat patuh dan sangat menghormati sang Panembahan,
Bahkan Romo Washesha juga sangat disegani hingga sampai ke seluruh wilayah kerajaan
Sehingga, Paduka Raja Goepala sendiri seringkali mengundang sang Panembahan ke istananya.

Roro Suci mendengarkan semua penjelasan Ken Warsi sampai-sampai matanya berkaca-kaca,
Kemudian ia mengangguk pelan

"Baiklah kakang mbook.."
Saya akan menuruti semuanya dan sekarang saya sudah mengerti.. tapi kakang mbook..."

"Tapi kenapa Roro...ada apa lagii..?

"Tapi kakang mbook..
saat ini saya sedang jatuh cinta...
dan kakang mbok akan tetap membatuku kan..?

Roro suci berkata seakan menghiba, sehingga Ken Warsi memeluknya dan mengajaknya masuk kepadepokan karena gelap mulai merayap
Sambil berbisik,

"Suatu saat nanti...
kakang mbok akan cari tau, siapa si pendekar tampan-mu itu, bersabarlah.."

Roro Suci pun tersenyum dan membalas erat pelukan ken Warsi sambil keduanya berjalan masuk ke dalam pendopo.

Bersambung,
🙏 terimakasih sdh bri ☆

KISAH CINTA PANGERAN DENGAN GADIS BIASA (Dalam Sejarah Putri Duyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang