SALAH TANGKAP ( prajurit kerajaan mendatangi padepokan Giri Wangoen)

59 2 0
                                    

Eps 26

Pendekar Soeta kini berkuda sendirian ia memelankan langkah kaki kudanya, karena Raden Bagos sudah lebih dulu pergi. Di jalan itulah mereka berpisah Raden Bagos hendak ke Padepokan sehingga ia mengambil jalan lain, tidak searah lagi dengan Pendekar Soeta yang akan langsung menuju ke pusat kota.

Jalan dipemukiman warga tersebut terlihat ramai, banyak warga yang melewatinya, mereka adalah warga desa yang baru selesai pulang dari sawah-sawah dan ladangnya, mereka membawa keranjang-keranjang yang berisi hasil ladang mereka, karena saat itu hari sudah sore, ada juga yang hanya jalan-jalan saja, terlihat dari pakaianya yang rapi. bahkan mereka juga ramah, sehingga Pendekar Soeta tidak merasa kesepian.

Pendekar Soeta selalu bertegur sapa kepada setiap warga yang berpapasan dengan dirinya. Bahkan kadang-kadang ia mencoba menggoda gadis-gadis desa yang jalan melintas didekatnya ketika itu lewatlah seorang gadis dan terlihat malu-malu kepada Pendekar Soeta.

"Sore nyi sanak cantiik.., hendak kemanaa..?"

Pendekar Soeta menyapa seorang gadis desa, tetapi gadis desa tersebut hanya tersenyum dan menunjukkan jari telunjuknya kedepan.

"Waah..., mau kedepan yaa, mau kakang temanii..?"

Pendekar Soeta mecoba menawarkan dirinya untuk menemaninya, tetapi gadis tersebut malah lari meninggalkan pendekar Soeta.

"O... alaahh.., lha kok malah larii, belum tau ya siapa kakang Soeta ini.. hehee.."

Pendekar Soeta cengar-cengir karena gadis yang disapanya lari menjauhi darinya, dan kemudian lewatlah dua orang gadis berikutnya, pendekar Soeta pun kembali menyapa.

"Selamat sore nyai-nyai sanak cantiiik ...?"

"Sore juga kisanaak..."

Kedua gadis tersebut menyahuti Pendekar Soeta, hingga Pendekar Soetapun tambah bersemangat, kemudian ia menyapa lagi.

"Hehee... nyi-sanak yang cantik-cantik ini mau kemana..?

Tanya Pendekar Soeta, kedua gadis itupun menjawab.

"Kami hendak pulang itu rumah kami sudah kelihatan.."

Sambil menjawab kedua gadis itupun menunjuk salah satu rumah yang memang sudah dekat dari jalan tersebut, Pendekar Soeta pun menoleh. Ia merasa gagal maksud dan tujuannnya, padahal ia ingin menawarkan jasanya untuk mengatarkan gadis-gadis itu dan bisa jalan bersama gadis-gadis desa tersebut. Kemudian gadis-gadis itupun balik bertanya.

"Kisanak sendiri mau kemana..?

Tanya kedua gadis tersebut, dengan tersenyum-senyum Pendekar Soeta pun menjawab.

"Ohh.. kalau kakang mau ke pusat kota, apa benar ini jalan menuju kesana.?"

Jawab Pendekar Soeta sambil bertanya kepada kedua gadis itu, ia pura-pura menanyakan jalan ke Pusat kota, padahal Pendekar Soeta sudah tau, dan gadis itupun menjawab lagi,

"Iya betul kisanak... ehh... kakang, yang didepan sana itu ada persimpangan dan jalan tikungan, nah nanti kakang lurus saja itulah jalan ke pusat kota."

Gadis-gadis itu menjelaskan kepada Pendekar Soeta, karena diujung jalan memang terlihat alur jalan yang menikung. Pendekar Soeta pun mengangguk-angguk sambil tersenyum, ternyata gadis-gadis di desa tersebut ramah-ramah dan baik. Dan jalan ke kota itupun sebenarnya ia juga sudah tau, maksudanya memang hanya iseng saja. Kedua gadis tersebut kemudian berjalan lagi dan mereka sudah memasuki pekarangan rumahnya.

Hilang lah harapan Pendekar Soeta untuk mendekati gadi-gadis desa tersebut, tetapi kemudian matanya kembali terbelalak ketika disebelahnya lewat lagi dua orang gadis yang juga cantik-cantik bahkan kali ini kedua gadis tersebut sama-sama menunggang kuda, sehingga kuda-kuda mereka berada persis di sebelah kuda Pendekar Soeta. Pendekar Soetapun bersiap-siap mau menyapa gadis-gadis tersebut, tetapi gadis-gadis penunggang kuda itu lebih dulu menyapanya.

KISAH CINTA PANGERAN DENGAN GADIS BIASA (Dalam Sejarah Putri Duyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang