YANG PERTAMA UNTUK RORO (karena Cintanya bukan untuk dipertaruhkan)

150 3 0
                                    

Eps 24

Roro Suci mengenakan kembali pakaiannya, dan ia juga merapikan pembaringannya yang acak-acakan, tanpa turun dari dipannya karena pinggangnya masih terasa kaku dan susah digerakkan, bahkan untuk berjalan pun ia harus pelan-pelan terasa masih ada sesuatu yang mengganjal disana.

Cinta setengah mati antara keduanya, yaitu gadis padepokan dan pendekar tampan. mereka telah mengukir rasa yang tidak bisa terwakili hanya dengan kata-kata. dimalam itu baru saja terjadi peristiwa yang pertama untuk Roro Suci.

Cinta mereka adalah cinta pertama antara keduanya. Sang pendekar yang terpaut hatinya akan kecantikan gadis padepokan dan gadis padepokan yang terpesona akan ketampanan sang pendekar. Mereka saling berjanji setia untuk selalu menjaga cinta suci mereka.

Tetapi malam itu mereka telah melakukan kesalahan, Roro Suci menyadari dan mengakui perbuatan yang ia lakukan bersama Raden Bagos adalah sebuah aib, demikian itulah pengakuan hatinya, akan tetapi disisi lain Roro Suci juga memiliki alasan sendiri, ia tak ingin cinta disalahkan, karena cintanya bukan untuk dipertaruhkan.
sehingga dirinya mengikhlaskan segenap jiwa dan raganya kepada sang pendekar tampan kekasihnya.
bahkan ia sempat berbisik.

"Bukannya sang pendekar yang telah merenggut kesuciannya, tetapi dirinya-lah yang memberikannya."

Sehingga Kalau ia menangis itu bukan karena kehilangan keperawannan-nya, tetapi karena nama palsunya.
Nama palsunya kini menjadi dilema.
Rasa bersalah itu terus membayangi pikiran Roro Suci, apapun yang terjadi dia akan mengatakan yang sejujurnya, demikian tekadnya.
Putri keraton itu merasa berdosa, ia merasa sang kekasih telah menjadi korban cintanya.
Padahal kekasihnya itu tidak pernah berbohong kepada dirinya, bahkan Raden Bagos telah berjanji segera kembali dan akan mempersuntingnya.

Lalu Roro Suci kembali terdunduk, ia terus-menerus memandangi bercak-bercak darah yang tercecer menodai bantal dan seperainya, bahkan ada juga yang mengering dipahanya, tetapi Roro Suci tidak menyesalinya, dan pagi itu Roro suci melanjutkan tidurnya kembali dengan pulas.

Roro sucipun terbangun ketika mendengar suara ken Warsi memanggil namanya.

"Haaai... gadis padepokan yang cantiiiik.."

Ken Warsi berteriak-teriak seperti biasanya, padahal baru sampai didepan pintu. Begitu masuk kekamar Roro Suci, suaranya pun semakin kencang

"Roorrooo... sejak kapan dirimu malas begini..?
Kenapa masih diatas tempat tidur..?"

Ken warsi berjalan mendekati dipan Roro Suci, sebenarnya Roro Suci sudah bangun dari teriakan pertama ken Warsi tadi, karena tubuhnya yang masih terasa pegal-pegal hingga membuat dirinya malas. Kemudian Roro Suci pun hanya duduk saja ditengah-tengah dipan dan menundukkan kepalanya.

"Kakang mbok.. saya..."

Belum selesai Roro Susi berbicara Ken Warsi langsung memotong perkataannya sambil memandangi wajah Roro Suci ia berkata.

"Kamu sakit Roroo? kenapa wajahmu pucat begitu?"

Roro Suci tidak menjawab malah menundukkan kepalanya, Lalu Ken Warsi menjulurkan tangannya menyentuh pelipis dan kening Roro Suci. Ken Warsi berpikir Roro Suci benar-benar sakit, tapi suhu badannya tidak begitu panas, lalu ken Warsi berkata lagi.

"Ya sudahlaah.. istirahat saja dulu, tapi segeralah turun dari dipanmu, sebentar lagi para cantrik datang membereskan kamarmu"

Roro Suci masih belum mau mengangkat wajahnya. Apa lagi beranjak dari dipannya. Ken warsi pun medekati Roro Suci dan memegang bahunya ia membantu Roro Suci turun dari dipan.

"Ayolah Roroo.. sini biar kakang mbok bantu"

Ketika Roro Suci bergeser Ken Warsi melihat ada bercak darah diseprainya, dari situ Ken Warsi beranggapan itu darah datang bulan Roro Suci sehingga ia tidak curiga, malah beranggapan Roro Suci tidak enak badan akibat dari datang bulan-nya itu. Apalagi ketika Ken Warsi melihat saat Roro Suci berjalan menuju kemeja disudut ruangan, Roro Suci berjalan dengan sepoyongan dan susah melangkah. Ken Warsi langsung memegangi pudak Roro Suci dan berkata,

KISAH CINTA PANGERAN DENGAN GADIS BIASA (Dalam Sejarah Putri Duyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang