KABUT DI KERAJAAN(petaka itu bermunculan setelah raja menggelar sayembara)

54 2 0
                                    

Eps 13

Kerajaan Randuingtawang adalah kerajaan besar yang tersohor
Negerinya yang subur hingga rakyatnya hidup rukun aman dan damai. Terlebih lagi raja mereka yang terkenal jujur, arif dan bijaksana.
Sang Raja sangat mencintai dan memperhatikan kemakmuran rakyatnya, begitu juga sebaliknya,
Rakyatnya sangat mencintai rajanya.
Tetapi kerajaan besar tersebut sekarang sedang dirundung duka yang berkepanjangan, berawal dari dalam istana itu sendiri.

Sang Raja dan permaisuri memiliki putri kecil yang sangat cantik jelita dan mereka sangat menyayangi putri semata wayangnya itu. Dalam perjalanan masa pertumbuhanya sang putri ditinggal mati ibunya, sehingga ia hanya memiliki ayahandanya saja.
Itulah duka pertama bagi sang raja,
bersyukur sang raja masih memiliki seorang putri yang menjadi kebanggaannya. Putri tersebut semakin terlihat kecantikanya begitu usianya telah menginjak masa remaja.

Di balik kebahagiaan sang raja ada rasa kekawatiran, karena sebuah tradisi yang harus ia jalankan. Yaitu sebuah sayembara. Putri kecilnya akan dijadikan sebagai hadiah sayembara untuk siapapun yang memenangkan sayembara tersebut.

Setelah raja mengumumkan akan digelarnya sayembara, dari situlah mulai muncul berbagai permasalahan. Kian hari dan bulan suasana semakin tidak aman, sehingga rakyatnya hidup dalam ketakutan yang mencekam.

Yang sedang terjadi dipusat kota kerajaan, kekuasaan Paduka Raja Goepala. Keramaian yang semakin tidak terkendali mereka berpesta pora setiap hari bahkan sepanjang waktu.
Mereka tak lagi mengindahkan
peringatan dari kerajaan, malah semakin menjadi-jadi. Dimuka umum dipasar-pasar dan dijalanan
tidak lagi perduli.

Entah darimana-mana penari-penari ronggeng tersebut terus datang dan banyak bermunculan. Ditempat-tempat umum seperti dipasar dan dijalan-jalan. Siapapun yang melewati tempat-tempat tersebut pasti akan merasa risih melihatnya.

Suatu ketika, Rombongan Romo Washesha melewati sebuah pasar, banyak sekali pemandangan yang tidak nyaman. Banyak sekali penari-penari jalanan, dan penampilan mereka yang setengah telanjang. Sehingga sang panembahan berputar balik dan memilih jalan lain. Sang Panembahan bergumam pelan.

"Inikah yang membuat resah adikku (Raja Goepala),
sehingga dia memanggilku.?"

Paduka Raja Goepala sejatinya adalah adik kandung sang panembahan
Romo Washesha Sendiri. Sang Panembahan tidak begitu tertarik dengan tampuk kekuasaan, beliau lebih mencintai padepokanya. Sehingga Tampuk Kekuasaan diserahkan kepada Raja Goepala yaitu sang adik sendiri yang bergelar Paduka Raja Goepala.

sang Panembahan lebih memilih
tinggal di padepokan membaur dengan alam dan masarakat-masaralat pedesaan. Beliau lebih mencintai padepokanya dan berbagi ilmu dengan murid-muridnya.

Ketika itu Sang Panembahan melewati pemukiman penduduk. Sang Panembahan melihat sesuatu yang ganjil, sekelompok warga terlihat cemas dan seperti ketakutan. Mereka berbondong-bondong akan melakukan perjalanan jauh. Sang panembahan dan murid-muridnya pun berhenti
lalu bertanya pada mereka.

"Apa yang terjadi kisanak.. mau kemanakah kalian.?"

"Kami mau pindah.. mencari tempat yang aman, Kanjeng Romo Panembahan.."

Salah seorang warga dalam rombongannya itupun menjawab.

"Kenapa kalian pindah?

Romo Washesha bertanya lagi.

"Disini sudah tidak aman.. Romo, Paduka Raja sepertinya sudah tidak sanggup lagi mengatasi permasalahan-permasalahan di negerinya, maafkan atas kelancangan ucapan hamba Kanjeng Romo.."

Jawab warga tersebut, sambil menyembah dan membungkukkan badannya, kemudian Romo Washesha pun tersentak mendengarnya. Lalu bertanya lagi dengan suara agak kencang.

KISAH CINTA PANGERAN DENGAN GADIS BIASA (Dalam Sejarah Putri Duyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang