TAPA BRATA(siluman itu menghalangi jalan setapak yang dilewati Raden Bagos)

74 2 0
                                    

Eps 25

Di sebuah Goa dibibr jurang Pantai Karang
Sang Pangeran Muda sedang memperdalam lagi ilmunya sesuai dengan perintah gurunya yaitu ki Bekel Anom Winangon.

Ia sudah tiga hari melakukan Tapa Brata menempa kebathinan diri dan ilmu kadegjayaan wadag rogo dan yekmo (raga dan jiwa).
Ditemani pendekar Soeta yang bertugas mengawasi dan melayaninya saja. Pendekar Soeta dengan sabar menunggui Raden Bagos hingga tapa Bratanya selesai.

Ki Bekel memang tidak secara langsung membimbing dan mengajarkan ilmunya kepada Raden Bagos, ia punya cara tersendiri. Semua ilmunya telah diwariskan kepadanya mulai dari Raden Bagos anak-anak. Kini Raden Bagos sudah dewasa dan bukan lagi Raden Bagos kecil yang dulu dimomongnya, sudah waktunya ia mengambil sikap dan pemikiran secara bijak. Maka tidak melulu harus dituntun atau perlihatkan secara langsung. Cukup dengan peringatan dan teguran saja, seperti tempo hari ketika Raden Bagos sakit akibat terlalu memikirkan masalah -masalah yang bukan menjadi kehendaknya.

Raden Bagos sendiri tidak menyadari, kalau ki Bekel pengasuhnya dan sekaligus gurunya itu juga terus mengawasinya. Apalagi ahir-ahir ini raden Bagos sering mengalami kejadian kejadian aneh dari alam bawah sadarnya, sehingga
Ki Bekel beranggapan bahwa momongannya tersebut membutuhkan perhatian khusus darinya, Raden Bagos hanya perlu meningkatkan kesetabilan antara jiwa rasa kebatinannya dan kekuatan raganya sehingga ilmu-ilmunya akan seimbang dan menjadi lebih sempurna.

Dalam tapa Bratanya raden Bagos berhasil meningkatkan ilumunya. Tanpa ia sadari, sebenarnyalah Ki Bekel telah merasuki dan menyalurkan hawa murni kedalam tubuhnya. Sehingga dengan cepat dan mudah raden Bagos bisa menguasai dan meningkatkan jurus-jurus yang pernah ia pelajari bersama Ki Bekel. Sang guru telah mewariskan ilmu-ilmu kebal dan jurus-jurus yang mematikan, Ki Bekel membekalinya ilmu yang tiada tara.

Dihari ketiga didalam Goa, Raden Bagos membuka matanya, ia telah menyelesaikan pertapaanya hari itu juga Raden Bagus langsung menjajal ajaran-ajaran gurunya. Pendekar Soeta dibuat terbengong-bengong dan takjub ketika menyaksikan langsung Raden Bagos mempraktekkan ilmu-ilmunya.

Menggempur bebatuan cadas yang menjulang juga memecahkan karang-karang yang keras dan kokoh. Raden Bagos pun begitu mudahnya ketika mencoba melompati jurang dan berlari dipermukaan lautan, ilmunya sudah semakin sempurna.

Suara dari pukulan-pukulannya yang dilontarkan derdengar menggelegar menerpa tebing-tebing karang di tepian pantai, gemuruh suara hempasan dari jurus-jurusnya terdengar menggema dan berpantulan saling terjang membentur dinding-dinding goa karang tempatnya bersemedi.
Pendekar Soeta dibuatnya melongo... karena takjub menyaksikan Raden Bagos yang tengah menjajal ilmu-ilmunya.

"Wah wah waaahh...
hebat radeeen.. jurus-jurusnya sungguh luar biasa, cepat sekali raden mempelajarinya.."

"Masih belum cukup kakang,
kita harus sering-sering berlatih,
diluar sana banyak orang-orang yang
lebih hebat dari kita"

Raden Bagos masih saja merendahkan dirinya.
Pendekar Soetapun menjawabnya.

"iya Raden...
Semoga nanti lawan-lawan Raden terkalahkan, dan Raden akan menang"

"Terimakasih kakang Soeta.. kakang sangat baik dan kakanglah orang kedua yang mendukung perjuangan saya setelah paman Bekel,"

Raden Bagos berterimakasih pada kebaikan dan kesetiaan pendekar soeta

"EEeiiiitt.. eeitt.. eeitt...
Dan jangan lupa.. saya juga orang pertama yang mendukung cinta Raden dengan gadis padepokan itu, Hehehehheee...."

Pendekar Soeta mulai meledek Raden Bagos lagi. Dan Raden Bagos pun tertawa sambil
Meninju pelan perut pendekar Soeta.

KISAH CINTA PANGERAN DENGAN GADIS BIASA (Dalam Sejarah Putri Duyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang