SEJARAH TARING DUYUNG(pangeran berusaha tidak jatuh cinta tapi ia tergila-gila)

117 5 0
                                    

Eps 6.

Ombak terus bergulung datang silih berganti, seekor ikan yang masih limbung terlihat muncul tenggelam disela-sela gulungan ombak, disebut ikan dugong atau ikan duyung, ikan yang langka bahkan dikeramatkan.
Para nelayan mempercayai hal itu karena ikan tersebut sering kali membantu para nelayan.

Ikan dugong atau ikan duyung termasuk hewan mamalia laut karena ikan tersebut berkembang biak dengan cara melahirkan, ikan dugong hanya memakan ganggang dan rumput laut.
Pada jaman dulu ikan dugong atau ikan duyung tidak memiliki taring.

Tetapi pada jaman modern saat ini, taring duyung begitu diburu, karena taring duyung memiliki harga jual yang sangat mahal.
Dan itu artinya ikan duyung jaman sekarang sudah bertaring.

Sejarah telah merubah segalanya, asal-usul taring duyung atau ikan dugong menjadi sebuah dongeng.

Sejenak menengok kisah pada saat Raden Bagos kehilangan tusuk konde keramat milik ibu Suri, Kemudian ki Bekel menyuruh prajuritnya mencari dan memyelam kedasar laut, tetapi prajurit itu tidak menemukannya dan malah menangkap seekor ikan yang pingsan di bawah kapalnya.

Kibekel yang merasa curiga, ia perpikiran ikan dugong itulah yang menelan tusuk konde keramat tersebut, sehingga ia hendak membelah ikan dugong itu, akan tetapi Raden Bagos melarangnya dan meminta Ki Bekel untuk melepaskan kembali ikan tersebut kelautan.

Ikan dugong pun dilepas kembali ke lautan. Disaat itu pula Raden Bagos mengucap sumpahnya bahwa ia berjanji akan berbagi kekayaan, ilmu dan separuh jiwanya kepada siapapun yang menemukan tusuk kode keramat milik ibu Suri yang hilang, bersamaan itu pula datanglah gulungan ombak besar yang dahsyat dengan cepat menyambar dan menyeret ikan tersebut ketengah samudera.

Hingga beberapa saat ombak masih terlihat ganas. Sore itu tampak perahu nelayan dari kejauhan yang terombang-ambing dipermukaan laut.
Terlihat seorang kakek nelayan sedang berjuang menyelamatkan perahunya dari amukan badai samudera yang sedang menunjukkan amarahnya.
Tapi seekor ikan telah menyelamatkan perahu dan kakek nelayan tersebut, dengan membimbing dan mendorong perahu itu ke pinggir pantai. Sang kakek nelayan itupun terkejut, karena mendapati seekor ikan yang cukup besar merapat dipinggir perahunya.
Semula kakek berpikir ikan itu mati dan ikut terbawa arus ketepian, tetapi ternyata ikan tersebut masih berenang dan terus mendorong perahu miliknya agar menepi. Kakek nelayan pun tercengang menyaksikan kejadian yang dialaminya saat itu.

"Oh Dewa samudera... terimakasih engkau telah menyelamatkan hamba, melalui penghunimu, seekor ikan yang baik ini"

Sambil berkata demikian, kakek nelayan menatap haru ke ikan tersebut. Nelayan itu tidak berniat untuk menangkapnya, karena ia merasa ikan itulah yang menyelamatkan dirinya.

"Terimakasih ikan yang baik... kembalilah ketengah laut"

Kakek nelayan berkata. Tetapi ikan tersebut masih saja merapat dipinggir perahu sambil meliak-liukkan sirip dan ekornya. Kakek nelayan merasa heran lalu kakek nelayan menyentuh ikan tersebut agar menjauh, ikan itu tetap tidak mau pergi bahkan ketika kakek nelayan mengelusnya ikan itupun hanya diam, jinak dan menurut saja.

Kakek nelayan bertambah bingung sesaat ia pun terkejut, karena setelah diperhatikan ternyata ikan itu terluka, beberapa tetes darah keluar dari mulutnya. Lalu diangkatnyalah ikan itu keatas perahunya, sang kakek berpikir ikan tersebut telah terkena kail, tetapi setelah diamatinya ternyata benda yang menancap di mulut ikan tersebut bukanlah sejenis mata kail. Karena bentuk benda itu memanjang dan dalam posisi melintang menusuk di kedua sisi mulut ikan tersebut.
Dan alangkah terkejut lagi sang kakek,
karena ia melihat benda tersebut memancarkan kilauan emas.

"Ahh.. yang jelas ini bukan mata kail, dan tidak mungkin seseorang pengail akan menggunakan mata kailnya yang terbuat dari emas"

Begitulah kakek nelayan berbicara sendiri. Sang kakek terus memperhatikan benda asing itu, tetapi ikan tersebut seolah-olah minta tolong, siripnya bergerak-gerak seperti kesakitan. Kakek nelayanpun semakin kasihan melihatnya.

KISAH CINTA PANGERAN DENGAN GADIS BIASA (Dalam Sejarah Putri Duyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang