"Nih dari Dalvin," ucap Danira sambil mengulurkan uang yang diberika Dalvin tadi.
"Uhuk," ledek sang sekertaris dengan pura-pura batuk. Hampir semua siswi kenal dia. Cowok arogan satu sekolahan meski begitu banyak yang mengidolakannya.
"Nggak usah mikir macem-macem!" Danira melotot pada sekertaris tersebut sambil memukul dengan buku pada lengan lawan bicaranya. Siswi yang berstatus bendahara di depan mereka hanya bisa geleng-geleng melihat keduanya.
Danira kemudian beralih berjalan pada beberapa sumbangan berupa barang yang ada di pojok. Lumayan, katanya pada diri sendiri
"Gais, ini udah ada yang siapin kardu apa belum?"
"Jang bilang kamu yang mau siapin." Tebak si bendahara
"Ya kalau belum, kita bisa minta di kantin. Pasti ada. Nggak bakal rugi pemilik kantin kalo kita minta beberapa."
"Sok tau bener kamu."
Selepas mata pelajaran selesai. Semua anggota osis kembali berkumpul. Kali ini untuk mengatur beberapa barang dalam kardus. Sumbangan berupa uang di masukkan dalam amplop dengan jumlah yang sama.
Danira mengajak tiga orang temannya untuk mengambil kardus di kantin yang sudah Danira minta saat makan di kantin di jam istirahat.
Setelah kardus telah tersedia beberapa siswa menyusun barang dalam kardus. Di kelompokkan sesuai jenis barang dan beberapa orang bersama bendahara mengisi amplop.
Selesai bergelut dengan barang dan amplop. Selanjutnya mempersiapkan membukaan untuk besok. Karena ini kegiatan resmi maka dibuka dengan resmi pula. Ketua osis mengatur siapa saja yang sebagai pembawa acara mulai dari MC, dan lain sebagainya.
Setelah rapat pembukaan selesai, mereka menuju aula sekolah yang akan menjadi tempat pembukaan besok. Beberapa siswa menempelkan spanduk kegiatan dan yang lain mengatur kursi-kursi untuk peserta pembukaan.
Untuk snack pada saat pembukaan diurus bendahara yang kebetulan kerabatnya memiliki toko kue.
Gurat kemerahan di langit barat sudah terlihat, sebentar lagi matahari akan bersembunyi. Semua persiapan untuk besok pun sudah aman. Tinggal menunggu hari besok. Siswa-siswa pulang ke rumah masing-masing.
**Minggu yang cerah, mentari mulai menyembul dengan malu-malu bersama sinar jingganya. Danira menentang sebuah kardus masuk dalam mobil. Kardus yang sudah disiapkan mamanya tadi malam itu diletakkan di sampingnya. Pagi sekali Danira berangkat sekolah agar punya waktu untuk mengecek segala sesuatunya.
Danira langsung masuk di aula sekolah. Sudah ada beberapa orang yang datang, gadis itu meletakkan kardus yang dibawanya di pojok.
"Apa itu?"
Danira yang masih membungkuk saat meletakkan kardus tersebut seketika menoleh dan mendapati wajah sang ketua osis tersenyum.
"Nggak tau mama, tetiba ngasih itu katanya udah disiapin dari kemarin-kemarin."
"Alhamdulillah. Apa pun itu, semoga berkah," ujar ketua osis yang diaminkan oleh Danira.
Pukul 08.30 pembukaan kegiatan telah dimulai dan berlangsung dengan khitmat tanpa kendala apa pun.
Setelah pembukaan semua anggota bersiap-siap untuk berangkat ke lokasi pertama yang akan dituju. Ada tiga panti asuhan yang akan mereka kunjungi seperti rencana pada awalnya. Pembina dan beberapa guru yang berkenan ikutserta telah siap.
Kegiatan ini bukan sekedar berkunjung saja, memberi sesuatu lalu pulang. Tidak, tetapi anggota osis berusaha mendekatkan diri dengan anak panti dan mengajak mereka bermain. Siswa yang memiliki kemampuan bernyanyi memberikan persembahan terbaik dan menghibur.
Tujuannya adalah biar siswa bisa merasa lebih simpati pada sesama. Agar rasa peduli antar sesama tertanam dengan baik. Agar sikap kemanusiaannya bisa dijunjung tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA GAFA (Kamu Luka yang Diam)
RomanceKAMU, LUKA YANG DIAM Sebuah peristiwa pembully-an mempertemukan dua insan yang memiliki kepopuleran berbeda di sekolah. Danira wakil ketua osis dan idola hampir semua siswa & Gafa siswa sederhana yang berprestasi, tapi tidak terkenal. Suatu waktu Da...