Di ruang tamu yang segala sesuatu disana berwarna putih, ditemani oleh lampu gantung lilin berukuran besar yang berada diatas kepala. Sofa yang terbuat dari bantal bulu angsa berwarna merah sangria dan meja yang terbuat dari kayu jati yang kuat.
Ditemani oleh kue dan teh, Soviet dan UK duduk menatap satu sama lain. Tidak ada yang memulai percakapan selama 5 menit pertama, dan dari kejauhan, kedua anak UK mengawasi mereka. Rasanya mereka penasaran apa yang akan dibicarakan oleh ayahnya dan Soviet.
"Aku bertaruh Soviet akan mencoba berbicara tentang anak-anaknya, perilaku anak-anaknya sangat buruk, hihi...," USA tertawa kecil dan mendapatkan pukulan kecil dikepala oleh abangnya.
"Diamlah! Aku tidak bisa mendengar...," Setelah Kanada memukul adiknya, matanya kembali fokus kepada kedua orang yang masih belum membuka percakapan, sampai akhirnya, Soviet memutuskan untuk memecah suasana yang canggung ini.
"Sir UK...kau tahu...anak-anakku memiliki perilaku yang buruk, mungkin...kau bisa memberiku saran untuk membuat perilaku mereka lebih baik?" Soviet menatap lawan bicaranya.
UK menanggapi pertanyaan itu dengan menaruh cangkir tehnya kembali, dia terdiam sebentar lalu menoleh ke anak-anaknya yang langsung bersembunyi saat UK melihat mereka.
"Tuan Soviet, sayangnya...saya tidak bisa memberikan saran atau masukan yang baik kepada anda...Anak-anak saya juga memiliki sifat yang cukup buruk" UK memegang bagian samping kepalanya dan menutup mata, seperti ada sakit dikepalanya yang tiba-tiba datang, mengingat bagaimana perilaku anak-anaknya diluar atau didalam rumah.
"Australia dan Selandia Baru sudah bisa bertahan hidup asalkan mereka berdua tidak terpisahkan tapi USA dan Kanada tidak seperti mereka, mereka sungguh manja"
"Dan sifat mereka cukup buruk di luar rumah, anda bisa melihat sikap mereka saat perang masih terjadi" UK masih melihat ke tempat anak-anaknya menguping lalu dia kembali menatap lawan bicaranya.
Tiba-tiba, lintasan ingatan masa lalu masuk ke dalam kepala UK.
*
**
***"Ini punyaku tahu! Kembalikan!!!" Teriakan seorang anak muda di taman yang diisi dengan berbagai tanaman dan bunga yang indah.
"Jangan bercanda! Ayah memberikan ini padaku!!" Teriakan yang berbeda terdengar lagi, Canada dan USA di masa kecilnya sering berebut mainan masing-masing meskipun ayahnya sudah memberikan dua mainan yang sama persis.
Sekarang, mereka sedang berebut mainan mobil-mobilan berwarna merah. Pengasuh mereka, Madam Chloe, mencoba melerai pertengkaran ini
"Tuan USA dan Kanada, sudah cukup... ayah kalian sudah memberikan kalian masing-masing mainan yang sama" Madam Chloe sungguh kebingungan melihat tingkah laku mereka.
"Kanada mengambilnya dariku
"Apa-apaan! Kau duluan yang mengambilnya!"
"Ini punyaku!"
"Punyaku!"
"Punyaku!!!"USA berteriak karena kesal, Kanada juga kesal dengan tingkah USA yang seenaknya.
Kehilangan kesabarannya, Kanada mendorong USA dengan cukup keras hingga USA terjatuh.
Madam Chloe terkejut dan mencoba membangunkan kembali USA, dengan shock dan merasa kesakitan. USA menangis.
"...Kanada jahat!" USA menggosok matanya yang berlinang air mata sedangkan Kanada tidak peduli dan tetap memeluk mainannya yang berhasil dia rebut kembali.
"Ada apa ini?" Dari dalam kediamannya, UK keluar setelah mendengar keributan di taman. UK mencoba mencerna situasinya dengan melihat sekeliling.
"Madam Chloe...,"
"Tuan UK, mereka bertengkar karena USA mengatakan kalau mainan yang dipegang Kanada adalah miliknya...," Madam Chloe berbicara sambil sibuk membersihkan pakaian dan menyeka air mata USA.
"...benarkah itu, Kanada?" UK menatap anak pertamanya, Kanada merasa takut akan tatapan ayahnya tapi dia tidak ingin tinggal diam saja
"T-tentu saja tidak Ayah! USA duluan-"
"Cukup!" Nada dingin yang keluar dari mulut ayahnya dan sorotan mata kuat, membuat Kanada ketakutan, rasanya akan ada air sudah mau keluar dari matanya.
"Kembalikan mainan milik USA, sekarang...," USA masih terisak karena dorongan Kanada tapi isakannya terhenti saat mendengar teriakan lagi dari kakaknya
"AYAH SELALU SAJA DI PIHAK USA! AKU BENCI AYAH!!" Kanada menjatuhkan mainan mobil-mobilan tersebut dan pergi berlari meninggalkan mereka bertiga sambil menangis.
UK yang melihat anaknya pergi, tetap memasang ekspresi yang sama meskipun mukanya seperti itu tapi di hatinya mulai muncul bibit penyesalan dari akibatnya.
After war
Sherlin_VL