Rasa penasaran seorang anak kecil tentu tidak bisa dibendung layaknya orang dewasa. Mereka masih baru di dunia ini dan ingin banyak tahu seperti orang-orang disekitar mereka.
Hal seperti ini juga berdampak pada East Germany. Pertemuannya dengan pria misterius yang menemaninya di taman yang gelap setelah dia kabur dari rumah merupakan suatu perubahan yang tidak dia ketahui.
Rasa penasaran untuk mengetahui lebih dalam siapa pria baik yang dia temui, membuat anak perempuan itu sering keluar tanpa izin untuk kembali ke taman dipinggir kota, dengan harapan bahwa mereka masih bisa bertemu lagi.
Kejadian East keluar tanpa izin selalu terulang dan terulang lagi, meskipun sudah ketahuan dan dihukum berulang kali. Rasa penasaran dan pantang menyerah anak kecil itu tidak padam, dia selalu mencari cara baru untuk keluar dari rumah dan berakhir ditempat yang sama, hanya untuk mendapatkan hasil yang kosong.
Tapi harapannya tidak pernah hangus, semangat dan pantang menyerah anak yang satu ini harus diberi tepuk tangan dikarenakan takdir akhirnya membayar semua usahanya.
Di hari yang berbeda namun rutinitas yang sama. Saat dia berlari menuju taman, dia bisa melihat siluet pria yang langsung dia kenali dari kejauhan, yang sedang memberi makan burung-burung di taman.
Dia berhenti setelah sampai didepan taman lalu mengatur napasnya karena kelelahan, orang didepannya merasakan kehadiran seseorang dan melihat ada anak kecil didepannya sekarang.
Pria yang dimaksud, yang bukan lain adalah Reich, memasang wajah kebingungan dikarenakan melihat anak angkatnya diwaktu yang sangat tidak biasa. Pikirannya juga berkata seperti itu, kenapa East ada disini? Apa tidak ada orang dewasa yang menemaninya? Apa dia kabur? Tapi kenapa?
Pertanyaan-pertanyaan mulai datang ke pikiran Reich, sedangkan East yang sudah selesai mengatur napasnya, segera berjalan mendekati Reich dan memasang senyum bahagia layaknya Reich seperti mainan yang dicari-cari oleh anak kecil di berbagai toko mainan.
Untuk menyamakan tinggi, Reich berlutut.
"Apa yang kau lakukan disini?" Kata Reich tanpa basa-basi, anak perempuan didepannya langsung merubah ekspresi wajahnya yang awalanya tersenyum berubah menjadi terkejut.
"I-itu...," Karena gugup, East kesulitan menjawab pertanyaan simple dari Reich, membuatnya meremas gaunnya dan menunduk.
Dia merasa kalau dia mengatakan bahwa dia ingin bertemu dengan pria baik didepannya, justru akan membuat Reich merasa bahwa East kabur lagi dan pasti akan mencoba mengantarnya pulang.
Namun dikarenakan sudah merasa menunggu lama, Reich pun kembali berdiri dan berjalan keluar dari taman.
"Ayo...aku akan mengantarmu pulang." Pria itu menunggu East yang terkejut dengan perkataannya barusan.
Anak perempuan itu tidak melangkahkan kakinya, rasanya seperti kakinya tidak bisa digerakkan. East yang awalnya terkejut kemudian menggelengkan kepalanya.
"T-tidak mau! Aku mau disini" Dengan nada yang keras bercampur gugup, East melawan orang dewasa didepannya sekarang.
Reich yang mendengar jawaban dari anak kecil itu, hanya bisa menghela napas dan mendekati East, kemudian, Tangannya langsung memegang salah satu lengannya dan memaksanya untuk berjalan keluar dari taman.
East yang panik, tidak bisa membendung rasa takut bercampur tegang. Dia ingin melawan tapi rasanya seperti mulutnya terlalu berat untuk digerakkan, sehingga air mata yang akan menggantikan mulut untuk melawan Reich.
Isakan terdengar dikuping Reich, yang membuatnya menoleh dan melihat East sudah menangis sambil mengusap salah satu matanya.
Reich yang awalnya terkejut, berubah menjadi sebal.
'Dasar...,' Mungkin inilah kenapa beberapa Jenderal yang bertugas bersamanya mengeluh tentang tingkah laku anak mereka masing-masing.
Reich berlutut lagi dan mengusap air mata yang keluar dari mata East dengan saputangannya.
Selama East dan West germany menjadi anak angkat Reich, mereka tidak pernah merasakan kehadiran Reich di kehidupan mereka.
Walaupun anak angkat, dia tidak pernah merasa bahwa germany kembar adalah anak yang harus dia besarkan, Dia memperkerjakan pengasuh anak untuk mengurusi mereka berdua dan melaporkan bagaimana tingkah laku mereka.
Dengan alasan sibuk berperang, Reich menghindari menemui anak angkatnya, dariawal dia tidak pernah ingin mengurus anak, namun dikarenakan kondisi mental kakaknya yang semakin menggila dan rasa takut akan opini publik bahwa saudara pemimpin mereka adalah orang yang tidak becus dalam membesarkan anak.
Membuat Reich tidak memiliki jalan lain selain membawa anak milik kakaknya.
Air mata East sudah berkurang, rasanya seperti kembali dimana dia memutuskan untuk membawa Germany kembar. Kali ini pun dia tidak memiliki jalan lain selain memenuhi permintaan East yang masih belum jelas.
"Kau ingin tetap disini?" Reich bertanya, dan jawaban yang dia terima adalah anggukan kecil.
Baiklah, daripada mendengarkan tangisan anak kecil, tidak ada yang bisa dia lakukan selain melakukan hal yang sama, menemani East sampai ada seseorang yang mencarinya.
*
**
***
Dari kejauhan, ada sepasang mata yang melihat mereka berdua, tatapan itu dipenuhi dengan rasa iri. Pemilik mata itu bersembunyi dari balik pohon dan menyaksikan segalanya, rasa iri yang berubah menjadi kekesalan, membuatnya tidak tahan melihat suasana hangat tersebut sehingga dia memutuskan untuk pergi dengan suasana hati yang buruk."Проклятие!¹"
After War
Sherlin_VL▭ׂ▬ִ▭▬ׂ▭ִ▬▭ׂ▬▭ִ▬▭ׄ▬▭ִ▬ׂ▭▬ִ▭▬ׄ
¹Sialan!