Setelah bertemu dengan UK dan melakukan kegiatan lainnya seperti memberikan lencana kepada panglima tentara yang baru, mengunjungi pabrik pembuatan senjata yang baru dan banyak kegiatan melelahkan lainnya akhirnya Soviet pulang di pukul 23.20.
Di mobil Lada Niva, dengan tangan dilipat di dada dan melihat ke pemandangan perjalanan melalui jendela mobil. Soviet merasa bosan menunggu didalam mobil dan terus berharap bahwa dia akan cepat pulang.
Kebosanan menguasai dirinya dan kebosanan tersebut membuat matanya menjadi berat, tangan masih dilipat di dada dan sekarang kepalanya menempel kepada pintu mobil, Soviet masuk ke dalam alam mimpi.
**
"Aw! Hentikan!" Ucap seorang anak laki-laki yang masih dibawah umur 10 tahun, pakaiannya yang terbuat dari bahan mahal kotor karena debu dari tanah, dia memegang pipinya yang tadi dipukul.
Sekarang dia dikelilingi 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, mereka memojokkannya di belakang bangunan. matanya yang berwarna emas hampir meneteskan air mata tapi dia tetap menahannya agar tidak keluar.
Dibandingkan sedih, perasaannya lebih ke arah marah dan hatinya berapi-api, ingin sekali dia membalas perbuatan mereka tapi rasa takut menahan kakinya dengan kuat.
"Nggak kedengaran~" Mendengar kata-kata dari anak laki-laki yang bisa dinilai sebagai pemimpin geng tersebut, kedua temannya tertawa terbahak-bahak seakan-akan mengejek anak yang mereka rundung.
Kemarahan memakan rasa takutnya, dia berdiri dan memasang wajah marah, tangannya tidak lagi memegang pipinya seakan sakit yang dia rasakan menghilang.
"AKU BILANG!-"
"Hentikan." Suara lain yang masuk ke dalam percakapan mereka, suara yang agak berat. Mereka semua menatap ke sumber suara lalu melihat anak yang tingginya hampir sama dengan mereka namun mereka tidak bisa melihat mukanya, mukanya ditutupi oleh kain bersimbol Swastika hitam dengan lingkaran putih.
Kemarahan anak bermata emas yang dirasakan menghilang begitu saja, digantikan oleh perasaan lega lalu anak yang tiba-tiba datang tersebut berjalan mendekati mereka dan menoleh ke arah geng perundung tersebut.
Diselimuti rasa tidak nyaman, pemimpin dari geng tersebut meminta kedua temannya untuk meninggalkan tempat itu segera lalu dia menoleh ke anak yang masih disana bersamanya tanpa berkata apa-apa.
"Ah- terima kasih." Anak itu menggaruk rambutnya yang berwarna pirang namun balasan yang dia dapatkan hanyalah anggukan pelan lalu anak swastika itu berjalan pergi.
"Hei- tunggu! Namaku...Uni Soviet" panggilannya membuat anak swastika itu terdiam ditempatnya lalu berbalik ke arah Soviet dan mengucapkan namanya.
"Namaku...Tuan? Tuan bangunlah" Soviet dibangunkan oleh pelayan pribadinya, Travis. Dia masih terkejut dan terdiam sebentar sebelum kembali fokus dan keluar dari mobilnya.
Dia melihat sekeliling dan lega karena sudah sampai di rumah namun belum menghirup udara segar karena bisa istirahat, sudah ada pelayan yang memberikan berita buruk.
"Tuan! East Germany belum pulang-pulang dari sore tadi...," pelayan yang ditugaskan untuk mengawasi anak-anak Soviet selama Soviet mencarikan pengasuh baru, memasang wajah khawatir dan takut, bukan karena ingin mencari perhatian dari Soviet tapi karena dia tahu apa yang akan terjadi jika dia lalai dalam bekerja.
Untungnya, Soviet hanya menutup matanya dengan frustasi dan melemparkan mantel merah maroonnya kepada si pelayan lalu memintanya untuk menyimpannya.
Sebelum mencari East, Soviet harus tahu apa alasan East pergi jadi dia naik ke atas dimana anak-anaknya yang sangat aktif dan tidak kenal lelah bermain bersama-sama.
Saat pintunya dibuka, Russia tahu, dia dalam masalah.
After War
Sherlin_VL