Solemn Promise

708 51 9
                                    

"Dengan ini, kalian sah sebagai suami istri."

Semua bersorak bahagia merayakan sah nya pernikahan antara ketua gangster dan anak dari gubernur Birmingham.

Yang lain merayakan nya dengan khidmat sedangkan pihak Thomas Michael Shelby, mereka bahkan tidak bertepuk tangan.

"Pernikahan ini terlalu suci." gumam sang kakak, Arthur Shelby yang bisa di dengar oleh semua orang.

Bagaimana tidak, mereka melangsungkan pernikahan di sebuah gereja besar yang mewah, sangat berbanding terbalik dengan kebiasaan mereka.

Kedua pengantin menghadap para tamu dan turun dari altar sambil bergandengan tangan. Thomas tidak terlihat berbeda bahkan di hari pernikahan nya. Kemeja putih, Tuxedo abu rokok dan Jas hitam. Stelan nya setiap hari.

Perhatian para Peaky Blinders adalah wanita yang kini menjadi bagian dari mereka. Gadis berambut pirang terang dan mata biru safir, kulit seputih susu dan wajah bersih tanpa bintik kecil di sekitaran pipi seperti khas nya wanita inggris. Dia seperti malaikat.

Walaupun ini pernikahan politik tapi keluarga Adelina Albaight Derect yang kini menjadi Shelby terlihat sangat terharu dan antusias.

Bukan tanpa alasan kedua keluarga ini melangsungkan pernikahan. Thomas akan menjadi lebih leluasa mengembangkan bisnis Wiski dan bisnis gelap nya yaitu penyelundupan senjata di Birmingham juga beberapa kota dan Tuan Hans Derect, Gubernur selaku Ayah Adeline yang sedang bersitegang politik dengan politikus lain nya akan mendapatkan perlindungan dan back up yang kuat dari rakyat.

Inti nya mereka saling untung.

"Aku dengar Pabrik si aneh itu membiarkan mu menjadi pemasok, Adelina." Arthur menatap wanita yang kini sedang berdiri bersama mereka sambil minum segelas wine.

Adelina menatap kakak ipar nya, "Maksud mu si Frank?" Adelina tersenyum tipis. "Aku juga menjadi pemasok untuk tuan Solomons."

John hampir menyemprotkan wine yang ada di mulut nya begitu mendengar pernyataan sang kakak ipar. Semua menatap nya kemudian dia tersenyum tak menyangka. "You get privilege because you are governor's daughter, ey?"

Adeline diam sejenak mendengar nya kemudian meneguk minum nya lalu meletakkan gelas nya ke atas meja tinggi sebelum beranjak dari kumpulan keluarga aneh suami nya. "No, John, because it's me."

Setelah mengatakan hal itu, Adeline berbalik meninggalkan kumpulan bocah Birmingham itu.

Adda mengulum bibir nya, "Ku rasa, Tommy bertemu dengan imbang nya."

Kedua nya memiliki kekuatan yang sama rata dan pola pikir bisnis yang kuat. Polly, sang pengganti orang tua untuk para Shelby itu meneguk Wine nya. "Aku dapat merasakan harum keberuntungan untuk kita dari gadis itu."

"Maksud mu, Judi kita akan berjalan lancar?" gurau Arthur yang di sahut puas oleh John.

Tak lama, Thomas datang menghampiri mereka untuk memberikan perintah. "Siapkan mobil, kita akan kembali malam ini juga."

"Kau yakin, Tommy?" tanya John. ia menatap semua orang bergantian. "Maksudku, tidak bisakah kita menghabiskan waktu bersenang-senang di sini? Ini kota besar, ada banyak pelacur cantik di sini."

Adda melempar kue ke baju John dengan kesal. "Esme sedang mengandung anak mu, idiot."

Thomas menarik nafas panjang kemudian mata nya berhadapan langsung dengan seorang pria yang berdiri di dekat pintu bersandar pada dinding sambil memegang gelas wine nya.

"Tommy," panggilan dari Adeline menarik perhatian Thomas. Seperti nya gadis yang baru menjadi istri nya lima belas menit yang lalu ingin mengenalkan nya pada seseorang.

Sebelum beranjak, Thomas mengingatkan. "Kita akan berangkat jam 12 malam."

*.*.*.*.*.

Mereka sampai di rumah milik Thomas yang akan menjadi rumah untuk Adeline juga. Ketika dia baru saja turun dari mobil hitam mewah dan membiarkan bawahan suami nya mengangkut barang-barang milik nya. Adeline tak sengaja melihat seseorang berdiri di gang sempit dan gelap di depan nya.

Jika tak salah, dia seorang laki-laki. Adeline menajamkan mata nya dan melihat, satu mata laki-laki itu sudah lenyap.

Lama mereka saling tatap sampai pria itu perlahan berjalan mundur, sangat ketakutan kemudian hilang di makan gelap nya lorong. Saat itu juga Adeline merasakan seseorang di dekat nya, ia menoleh dan menemukan Thomas di sisi nya.

Adeline mengerti, pria itu takut dengan suami nya. Adeline menarik nafas, "Kalian cukup tak manusiawi." setelah mengatakan hal itu, Adeline masuk ke dalam rumah nya.

Adeline masuk ke dalam kamar nya dengan Thomas dan melepas mantel nya. Thomas menyusul masuk.

"Kabar kau adalah istri ku sudah tersebar," Thomas memandangi gadis itu dengan kedua tangan di kantung celana nya. "Kau akan menjadi kelemahan ku."

Adeline berbalik menatap suami nya itu dan di situ Thomas tertegun. Tatapan istri nya itu terlalu hampa, sama seperti milik nya. Intens, tapi kosong. Membuat orang-orang sulit menebak apa yang ada di dalam pikiran.

Tapi satu yang membuat Thomas akan selalu memaki setiap melihat Adeline.

Rambut pirang dan mata biru safir nya itu sangat mirip milik Grace.

"Kau mungkin membuat Shelby menjadi lebih kuat tapi kau membuka kunci kelemahan ku yang lain," Adeline diam mendengarkan suami nya. "Musuh ku akan mencari cara untuk melukai mu dan menjadikan mu taruhan agar aku memberikan apa yang mereka mau."

"Aku bukan gadis yang akan diam di rumah, Tommy." balas Adeline.

Thomas dan Adeline masih saling tatap. Tidak ada gadis yang tahan bertatapan dengan nya berlama-lama, selain Grace,

Dan Adeline.

"Aku tidak bilang kau tidak boleh keluar rumah," Thomas mengambil kotak rokok nya, "Aku hanya bilang kau akan menjadi kelemahan ku."

"Untuk berjaga-jaga, kau bisa bekerja di tempat ku." Thomas menghidupkan pemantik nya lalu menghisap rokok nya dalam-dalam dan mengepulkan asap nya di ruangan itu.

Adeline masih diam menatap nya.

"Kau akan aman di sana."

Adeline tersenyum tipis, "Aku punya bisnis ku sendiri."

Thomas diam namun Adeline tahu pria itu terkejut mendengar nya.

"Dan itu legal." sedikit sindiran untuk bisnis Tommy yang ilegal itu. "Terimakasih atas tawaran mu tapi aku tahu apa yang harus ku lakukan." Adeline berjalan memutari kasur untuk duduk di depan kaca rias.

Thomas memandangi gadis itu. Adeline punya segala nya. Harta, Jabatan, Reputasi. Tentu saja dia tidak akan takut dengan gertakan. Dia anak dari Gubernur.

Thomas tidak punya pilihan selain membiarkan dia melakukan apa yang dia mau. Akhirnya, dia mengambil topi nya dan membuka pintu lalu keluar.

Namun ketika dia sudah di luar dan pintu kamar nya kembali tertutup. Thomas diam di tempat. Menunggu beberapa saat dengan rokok bertenggar di bibir nya lalu tersenyum geli. Gadis itu bahkan tidak menahan nya ataupun sekedar bertanya kemana dia akan pergi di malam pertama pernikahan nya.

Gadis yang punya kekuatan nya sendiri itu memang unik.

vacuousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang