1. Meet Him Again

639 27 0
                                    

Amilia memasuki sekolahnya dengan tergesa-gesa. Semester pertama dikelas 11, dan ia sudah melewatkan hari pertama masuk karena ia ikut ayahnya pulang kampung di pulau Sumatera. Jadi ia harus datang lebih awal untuk melihat daftar nama siswa di tiap pintu masuk tiap kelas 11

"Devi!", Amilia memanggil teman sekelasnya dulu yang kebetulan mereka bertemu dipintu masuk gerbang sekolahnya.

"Gue kelasnya dimana? Sekelas lagi ga sama lu?", Tanya Amilia, pasalnya ia juga malas mundar-mandir mengecek namanya dari kelas ke kelas.

"Lah mana gue tau. Coba aja cari nama lu sendiri tiap pintu kelas", Bukannya membantu, Devi malah menaiki tangga ke lantai 2 terlebih dahulu tidak menghiraukan Amilia yang memberhentikan langkahnya. Ga setia kawan banget si Depi, anehnya malah jadi teman sebangku Amilia.

Sesuai rencana awal Amilia mencari-cari namanya di kelas 11 yang jumlahnya 6 kelas. Belum sampai mengecek kelas terakhir, namanya terpampang jelas di kelas sebelum kelas F.

Dengan ragu-ragu ia memasuki kelas dan duduk paling belakang, ia tidak yakin untuk duduk ditempat yang ia mau karena bisa saja tempat yang ia duduki sudah punya orang sebelumnya. Di Indonesia erat kaitannya dengan istilah siapa cepat dia dapat, sampai ketemu duit di jalan pun gitu

"Eh itu yang anak baru yang duduk paling belakang", mau tidak mau Amilia menoleh ke orang yang sedang memperhatikan dirinya

"Sini duduk di depan. Disitu tempatnya anak-anak geng cowok di kelas", Mulut Amilia terbuka, ia mengerti. Segera ia duduk di tempat yang sudah dituju oleh murid yang menyebut Amilia sebagai anak baru.

"Nama gue Amilia, lu siapa?", Teman sebangkunya itu tersenyum lalu menyebutkan namanya pelan, terdeteksi introvert teman sebangkunya Amilia ini.

Amilia duduk dikursi paling depan Persis di depan papan tulis, agak canggung kalau tatapan langsung sama guru yang lagi menerangkan materi di depan, tapi mau gimana lagi, kursi yang kosong hanya itu.

Saat jam istirahat berlangsung, ia melihat teman sebangkunya menghampiri beberapa anak perempuan, "ih gabung dong", tanpa basa-basi Amilia gabung dengan beberapa anak perempuan disana

"Kita mau jajan nih. Nama lu siapa?",

"Amilia", salah satu anak tersenyum, ia memperkenalkan dirinya dan teman-temannya yang sebelumnya sekelas.

Selesai jajan mereka semua kembali ke kelas, Amilia agak terkejut melihat pria yang duduk di meja belakang kursinya

"Eh, lu yang waktu MOS nabrak gue sampe mie gue jatoh kan", Sudah ketebak jika pria itu tidak akan menjawabnya seperti pertemuan pertamanya. Ia hanya melirik Amilia sekilas sebelum ia memakan jajanannya sambil membaca buku

Amilia menjadi sungkan untuk menegurnya, ia menggerakkannya tangannya, gini-gini ia juga belajar bahasa isyarat. Mungkin dengan cara ini pria itu bisa mengerti

"Apaan sih, lo kira gue gagu!",  Oke Amilia terkejut sekali lagi karena pria itu akhirnya membuka suaranya.

"Awalnya gue kira gitu", ucapnya pelan lalu duduk di kursinya sendiri tetapi ke arah belakang.

"Nama lo siapa?", Tentu tidak ada jawaban dari teman sekelasnya itu walaupun sudah beberapa pertanyaan sudah ia kasih. Amilia mendesah pelan, capek. Dia akhirnya memberitahukan namanya sendiri lalu membalikkan badannya menghadap ke depan disaat bel masuk berbunyi.

🤖

Amilia tersenyum lalu melangkahkan kakinya lebih cepat untuk menghampiri orang yang sedang berjalan bersama teman-teman nya.

"Asahi", ucapnya sambil menepuk pundak orang yang ia kira tidak bisa berbicara dipertemuan pertama nya. Tak hanya orang yang ia panggil menoleh, teman-teman pun ikut menoleh

"Tau darimana nama gue?", Amilia hanya tersenyum lalu mengangkat kedua bahunya sekilas.

"Asahi naik bus juga?", Asahi hanya mengangguk, sesusah itu ya mau berteman dengannya.

"Hai temen-temen nya Asahi, gue Amilia temen sekelasnya", berlawanan dengan sifat Asahi, teman-teman nya menerima kehadiran Amilia dengan ramah, seenggaknya ada yang bisa membuatnya diterima

Sambil menunggu bus, Amilia lebih banyak berbicara dengan teman-teman Asahi ketimbang Asahi sendiri. "Sa, diem aja. Jadi ga ketempat yang tadi diomongin?",

Semua teman-teman terdiam menunggu jawaban dari Asahi termasuk Amilia. "Gak jadi", ucapnya spontan lalu membuang pandangannya ke jalan, teman-teman mengeluh karena Asahi tiba-tiba membatalkan rencananya.

Jiwa-jiwa kepo Amilia keluar hingga ia bertanya pada salah satu teman Asahi. Disatu sisi Amilia tidak enak karena merasa dirinya penyebab Asahi membatalkan janji bersama dengan teman-teman nya. Niat ingin berteman masa iya malah dijauhi

"Itu tadinya mau ngajakin ke toko elektronik doang kok buat beli PS",

"Maaf ya"

"Gapapa kok bukan lu yang salah emang Asahi nya aja yang labil".

🤖

"Sya". Amilia menyenggol teman sebangkunya, ia sekarang sudah tau bahwa nama teman sebangkunya itu Syakira.

"Hmm". Sekarang Amilia mendekatkan wajahnya ke wajah Syakira yang sedang mencatat tulisan dari papan tulis disaat ia merasa sudah diberikan lampu hijau oleh Syakira.

"Nama anak dibelakang gue siapa sih?"

"Kenapa? Suka?", Amilia mendecak lalu menceritakan pertemuan mereka hingga sapaan absurd yang Amilia kira pria yang duduk dibelakangnya itu anak berkebutuhan khusus alias tidak bisa berbicara. Syakira yang diceritakan cerita Amilia itu menganggap Amilia perempuan yang aneh dan agak lain dengan anak-anak perempuan kebanyakan.

"Namanya Asahi, gue satu kelas dulu sama dia. Lagian lu kocak banget dah, emang dia anaknya pendiem bukan gagu"

🤖

Sorry banget guys ceritanya ku apus huhuhuuu.

Mudah-mudahan kalian suka cerita ku yang baru yang lebih realistis, mungkin

Dan jangan lupa tungguin terus bab selanjutnya.

Dadah

I Broke The Ice - Hamada Asahi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang