"Mbak Mila, dicariin suaminya tuh didepan ruangan nya", Amilia tersenyum senang mendengar kabar itu dari perawat yang sambil tersenyum menggoda, ia segera membereskan perlengkapannya lalu keluar dari ruangan, mendapati Asahi yang duduk dikursi pengunjung sambil sesekali melirik ke sekitarnya, sampai tidak sadar jika Amilia sudah berdiri didepannya
"Mau pulang sekarang apa masih mau liat-liat dulu?"
Asahi menoleh, ia lalu tersenyum lalu berdiri, mengambil tangan Amilia untuk ia genggam. "Sekarang aja, aku laper pengen dimasakin", Amilia tentu tersenyum lebar mendengarnya
Ini bukan kali pertama nya Asahi berkunjung hingga masuk ke ruangan Amilia, tetapi tiap kali berkunjung ia selalu dikejutkan dengan hal-hal yang tidak pernah ia temui di rumah sakit umum, "Heran ya kamu bisa betah kerja disini", Asahi mendengar beberapa kali tangisan bahkan teriakan, bukan karena mereka disiksa tetapi karena tahap gangguan kejiwaan mereka sudah tahap sangat merusak mental dan fisik, dan Amilia bekerja disitu daripada di instalasi Napza atau yang lain
Amilia memeluk erat tubuh Asahi yang sudah agak berisi setelah menikah beberapa bulan lalu, beberapa orang memuji Amilia yang disangka pintar mengurus suami, padahal kunci nya cuma dikasih jatah doang
"Aku minggu depan full day di studio ya jangan nyariin", Asahi memeluk Amilia yang sedang memasak dari belakang nya, sesekali ia menciumi pundak Amilia yang terbuka dan memang sengaja Asahi buka
Kebiasaan Asahi kalau ada job pasti dia akan lupa pulang, Waktu itu sampai-sampai Amilia yang harus datang ke studio untuk mengantarkan bekal untuknya
"Asa, bentar dulu ya jangan kayak gini",
"Lagi pengen kayak gini", Amilia mendesah, Asahi kalau mode manja gabisa lepas, pokoknya dia kayak ketempelan tuyul aja gitu kemana-mana diikutin
"Mil"
"Iya?"
"Mau nambah anggota keluarga ga?",
Amilia menaruh 2 piring ke meja makan, menyuruh Asahi untuk duduk di kursi yang sengaja di dempetkan
"Maaf Asa, jangan sekarang ya. Mila capek banget",
Asahi menyendok kan masakan Amilia ke mulutnya, satu tangannya masih berada di paha Amilia yang asik memakan makanannya sendiri. Jujur ia agak kecewa, apalagi pas denger omongan tetangga yang bilang udah beberapa bulan nikah tapi belum hamil, ditambah Amilia sekarang juga lanjut kuliah S2 nya
Ia dan Amilia memang udah lama ga main, terakhir seminggu yang lalu sebelum Amilia ujian semester nya. Amilia sadar jika ia sudah berdosa menolak ajakan Asahi tetapi mau gimana lagi, tubuhnya sudah remuk oleh aktivitas hariannya yang penuh
Asahi tertidur setelah mencuci piring bekas makannya dan bekas makan Amilia, ia lalu ke kamar dan mendapati Amilia yang sudah tertidur pulas, capek banget gitu keliatannya tapi didepan Asahi ia tetep senyum
Asahi meniduri tubuhnya didekat Amilia, memeluknya dari samping dengan wajah yang ia dekatnya ke leher Amilia, mencoba tertidur dengan posisi tersebut
Asahi terus mencoba untuk mengajak main Amilia keesokannya, "Nanti pulang mau dibeliin apa?"
"Kamu lagi kepengen apa?", Amilia menggeleng sambil menolaknya secara lembut sebelum akhirnya Amilia pamit memasuki gedung rumah sakit jiwa. Asahi tidak tau kalau Amilia sedang menyibukkan diri sekarang agar nanti ia mendapatkan libur yang cukup panjang di bulan Agustus
Asahi melajukan motornya hingga ke tempat kerja Amilia yang katanya sudah pulang beberapa menit yang lalu, ia menyebut tak peduli beberapa klakson mobil membunyikannya karena Asahi menyerobot jalan mereka
"Pelan-pelan Asa ih aku gamau ya kamu kenapa-kenapa", Asahi terkekeh pelan mendengar omelan Amilia yang ia temui didepan pintu masuk mobil
"Asa ada berita bagus",
"Apa?"
"Aku dapet libur 4 hari. Yeeey ayo kita honeymoon lagi", Asahi memberhentikan motornya mendadak tepat di garis lampu merah
"Serius?"
"Iya, ayo sampe rumah beresin baju", Amilia mengangguk mantap, sambil menunggu lampu hijau, Asahi memainkan lutut Amilia sesekali diurutkan nya
"Capek ya sibuk mulu kemarin-kemarin"
"Iya, sekarang waktunya cuma buat kamu", Asahi tertawa bertepatan dengan lampu yang berubah menjadi hijau
Asahi dan Amilia memang mirip kalau masalah traveling, mereka sama-sama tidak membawa banyak baju hingga repot, bahkan mereka hanya membawa satu koper dan satu tas besar perlengkapan tambahan nanti, Amilia dan Asahi memilih untuk keluar kota menggunakan motor Asahi, supaya lebih irit juga dan gampang kalau kemana-mana
"Capek banget, Asa tiduran dulu yuk", Amilia menggerakkan tangannya mengajak Asahi untuk ikut tidur di lengan Amilia yang sedang terlentang diatas kasur hotel. Untuk beberapa saat mereka berdua hanya terdiam sambil melihat langit-langit kamar hotelnya
"Capek ga pulang kerja langsung packing kesini?"
"Engga kalau sama Asa mah"
Asahi bangun dari tidurnya dan menghadap kearah Amilia. "Jangan bohong, sini", Asahi membantu Amilia untuk duduk dan membelakangi tubuhnya
Asahi memijitnya pundak Amilia dengan pelan tetapi mampu membuat Amilia merasa lebih baik. "Asa jangan disitu geli", jawabannya adalah sengaja. Asahi sangat hafal tempat-tempat sensitif di tubuh Amilia hingga sesekali ia menggoda tempat itu
Bukannya menyudahi, tangan Asahi malah merayap ke depan tubuh Amilia, memberikan sensasi aneh saat Asahi berhasil memegang kedua dada Amilia lalu meremasnya, "Sa", Amilia menoleh mencoba menyadarkan perbuatan Asahi tetapi saat baru saja menengok ke belakang Asahi sudah lebih dulu menyambar bibir Amilia, memasukkan lidahnya ke dalam mulut Amilia sambil memainkan nya
Amilia menutup matanya, perlahan ia membalas ciuman dari Asahi. Amilia tak menyadarinya jika tangan Asahi sudah mulai memasuki bajunya, menggerayangi tubuhnya secara perlahan-lahan
Asahi mendorong pelan tubuh Amilia sambil terus menciuminya, "Asa"
"Hmm?", Asahi menghentikan ciumannya, tatapan mata mereka tertabrakan, saling melempar senyum masing-masing
"Pelan-pelan ya"
🤖
KAMU SEDANG MEMBACA
I Broke The Ice - Hamada Asahi (Revisi)
DiversosAsahi cowok sipaling gapunya eskpresi vs perempuan paling prik! "Asahi, mau dengerin tebak-tebakan Lia ga?" "Kenapa bumi bentuknya bulat?" "Gatau" "Karena kalau bentuknya love itu cintaku padamuu" 50%NYA KISAH PRIBADI PENULIS, SISANYA DIDRAMATISIR...