27. Menuju Hari Baik

185 19 0
                                    

Rumah Amilia seketika ramai karena Asahi memboyong keluarganya besarnya kerumah Amilia. Adik Amilia bahkan langsung akrab dan mengajak main kedua ponakan Asahi yang Amilia temui saat jalan bersama Nadia dulu, wajar karena adik Amilia sendiri menyukai anak kecil dan sekarang dia lagi menempuh S1 jurusan guru

"Maaf ya bu jadi berisik gini rumahnya", Ibunda Amilia menggeleng mendengar ucapan dari ibunda Asahi

"Gapapa bu, seneng malah saya jadi rame. Biasanya kan emang ayahnya kerja pulang malam, Amilia juga dari pagi kadang pulang sore, adiknya juga kuliah rapat kuliah rapat, ikut 2 organisasi soalnya", ibunda Amilia tersenyum lembut, padahal didalam hatinya udah ketar ketir takut tanaman hias nya rusak dipegang-pegang

"Jadi udah fix ya bapak ibu tanggal 17 bulan depan?",

"Iya pak, anak saya sendiri yang mau urusannya dipercepat", ayahnya Asahi tertawa diakhir kalimatnya, seperti paham dengan jalan pikir Asahi yang pengen cepet-cepet kawin menurutnya. Asahi hanya menunduk sambil tersenyum malu

"Tapi apa ga kecepetan? Lia mau daftar S2"

"Gapapa kalo itu mah kan bisa kuliah setelah menikah", ayah Amilia menengahi kebingungan putrinya. Semua orang yang berada disana membenarkan ucapan ayah. Amilia pasrah

"Ga baik so tunda-tunda. Liat tuh Asahi aja udah ngebet", Ibunda Amilia emang dasarnya suka ngeledek dan kadang sifatnya itu suka nular ke anak-anak nya. Asahi sampai malu ke ubun-ubun kan dengernya

Asahi menyuruh keluarganya untuk pulang terlebih dahulu sedangkan dirinya ingin mengajak Amilia berjalan-jalan dengan masih menggunakan pakaian formal mereka ke mall

"Ngapain kesini?" Amilia melihat-lihat pajangan perhiasan ditoko perhiasan tersebut

"Tadi lupa beli cincin nya. Mama bilang biar lo aja yang milih, mereka cuma bantu nentuin tanggal pernikahan aja", Amilia tersenyum simpul, menonjok manja Asahi sambil menutup mulutnya

"Gausah salting gitu. Lo mainnya fisik kalo lagi salting, gece pilih",

Amilia memilih-milih cincin yang simpel tadi masih terlihat berkilau gitu, mau ada permata nya tapi gamau yang menonjol. Sedangkan Asahi cuma menurutinya memilih beberapa cincin, Asahi be like: Ngikutin aja gua mah

"Makasih ayang", Amilia tersenyum sambil terus melihat-lihat cincin yang bertengger di jari manisnya. Harus update status! Pokoknya harus!

Bu Clara
Selamat ya Mila

Syakira
Ditunggu undangannya

Karina
Akhirnya move on jg
Lu

Amilia tertawa, mereka semua belum tau jika orang yang dimaksud adalah Asahi. Amilia memang sering membuat status bersama Asahi tanpa foto yang menampilkan wajahnya hingga, semacam secret relationship kalo kata anak jaman sekarang mah. Biar jadi kejutan aja nanti pas hari H

🤖

Pulang kerja, Amilia menunggu Asahi jemput di pelataran rsj dengan senyuman yang mengembang. Asahi cuma tersenyum singkat lalu menggandeng tangan Amilia menuju parkiran motor, padahal kalo misalkan Amilia nungguin duluan bisa langsung jalan

"Asahi mah bagus-bagus semua", Amilia mendengus, padahal dirinya sudah fitting 4 baju tapi reaksi Asahi tetap sama semua

"Tau gimana sih lo Sa", teman Asahi yang merupakan manager butik tersebut ikut mengompori nya

"Tapi emang beneran bagus semua, kalo lo pake baju badut Mampang baju jelek"

"Itumah bukan jelek lagi, tapi ga waras Asa ih",

"Udahlah Mil. Lu aja yang milih, Asahi mah gabisa diandelin jadi cowok",

Lah?

Dari awal Amilia emang bilang mau minta pendapat nya, giliran kasih pendapat nya malah musuh-musuh, emang ya kaum minoritas selalu disalahkan, cuma Asahi yang laki-laki disini, sedangkan yang lainnya perempuan. Bahkan karyawan lain terkekeh geli melihat pertengkaran Asahi dan Amilia

"Harusnya sih bayar 2X lipat nih, lu kan orang kaya. Biar gaji gue naek", Asahi hanya melirik singkat teman kuliahnya itu yang sedang mengutak-atik mesin kasir

"Toko ini juga punya bapak lo. Minta naikin gaji sama itu orang lah"

"Die mah anaknya banyak. Lo liat istrinya aja ada 3 noh, medit yang ada",

"Hahahaha, frontal banget yak", Amilia tertawa kencang, teman Asahi itu ikut tertawa karena mendengar suara Amilia yang receh

Selesai dari fitting baju, Asahi mengajak Amilia untuk ke percetakan mendesain kartu undangan yang Amilia mau. Katanya maunya di gulung bukan dilipat. Kalo dilipat dia mau undangannya dilipat origami bentuk kelinci biar yang baca nanti bingung

"Udah Mil, yang sewajarnya aja", Asahi peka melihat abang percetakannya yang bingung mendengar desain dari Amilia, masa minta desain origami bentuk kelinci, mana mesennya sampe 500 undangan

"Capek banget ya Sa, eh tapi surat-surat udah semua kan?" Amilia meneguk es kelapa yang dibelikan oleh Asahi, di warung es kelapa dekat sekolah, yang waktu itu Asahi pernah beliin pas pulang bareng Amilia

"Beres",

Amilia mengeluarkan catatannya, ia mencontreng beberapa kelengkapan pernikahannya dibantu oleh keluarganya dan keluarga Asahi

"Undangan langsung dicetak. Abis itu kita langsung bagiin sebagian aja ya paling buat tetangga sama temen-temen yang rumahnya deket. Sisanya besok", Amilia mengangguk sambil mengunyah batu es, ia setuju dengan keputusan Asahi, ga sia-sia emang dapet orang cerdas

Amilia tertawa pelan membayangkan reaksi teman-teman pas liat undangan yang Amilia kasih ada nama Hamada Asahi. Wkwkwk kaget banget ga tuh mereka

Abang-abang tukang es kelapa sampai heran melihatnya dan bertanya pada Asahi, "Biarin aja pak, kalo obatnya abis emang suka kayak gini. Maklum, ini saya mau otw ke apotik terdekat", Asahi menghampiri tukang es kelapa dan membayar pesanannya

🤖

I Broke The Ice - Hamada Asahi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang