12. Do Fun

191 19 0
                                    

Diakhir pekan Amilia mengajak Asahi untuk pergi ke taman hiburan di Jakarta Utara, Amilia bahkan berdandan dan menjemput Asahi dirumahnya untuk jalan bersama, mungkin sebelum melakukan hal yang disarankan dari Rakha ia harus memilih tempat yang bagus, bukan kah Rakha menyuruhnya untuk mengutarakan perasaannya? Jadi Amilia berdandan untuk itu

"Asa, kita mau naik apa dulu?"

"Terserah". Amilia mendesah, Asahi selalu seperti itu. Tetapi bukankah Asahi juga sebenernya sudah senang? Buktinya ia mau menuruti ajakan Amilia dan mengorbankan akhir pekannya

Amilia menarik tangan Asahi untuk mengantri di antrian beberapa permainan yang terbilang ekstrim, mereka berdua sama-sama menikmatinya dan tidak ada kata takut menaikinya

"Asa percaya hantu?" Amilia dan Asahi Sekarang berada di depan rumah hantu, agak ragu untuk masuk karena Amilia trauma melihat hantu sungguhan saat berkemah dekat salah satu curug di Bogor

"Percaya"

"Asa takut hantu?"

"Engga",

"Asa, kita naik yang lain aja yuk", Amilia menghentikan Asahi yang melangkah kan kakinya memasuki rumah hantu

"Tenang ada gue, rasa takut lo harusnya di lawan. Mereka yang ada di dalam sini tuh semuanya orang",

"Tapi mereka juga serem",

"Manusia lebih serem daripada setan",

"Nanti kalau didalem ada yang Beneran gimana?"

"Lo gabakal mati. Ayok!" Asahi melepaskan genggaman tangan Amilia di lengan atasnya yang ia ubah menjadi tautan tangan khas orang berpacaran, Amilia tentu tidak sadar karena rasa takutnya mengalahkan kesadarannya walaupun sebenarnya ia juga penasaran di dalam akan seperti apa

Asahi menyuruh Amilia untuk berjalan terlebih dahulu dengan tangan yang masih berpegangan, bahkan disaat ada Hantu jadi-jadian yang mulai mendekat, Asahi menurut mata Amilia, cuma suara jumpsquare saja yang Amilia dengar hingga mereka sampai di pintu yang mengeluarkan cahaya terang, pintu keluar

"Ternyata ga semenakutkan itu ya Sa. Huuuh payah Lia kira bakal serem banget setannya", Asahi melirik Amilia yang sedang duduk dikursi panjang dekat bianglala, ia kemudian tersenyum meledek, sok berani banget gitu padahal awalnya pas mau masuk gamau

"Asa udah sore"

"Terus kenapa? Mau pulang?"

"Gamau, mau sama Asa terus"

"Gue punya rumah", Amilia mendekati Asahi yang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk, ia menggenggam pergelangan tangan Asahi sambil menggoyangkan nya, "Ayo liat sunset di pantai",

Dengan bermodalkan motor sewaan, Asahi menuruti kemauan Amilia untuk ke pantai, suasananya cukup panas tetapi untungnya angin laut berhembus kencang, tau sendiri kan Jakarta

Amilia melepaskan sepatunya agar menjadi alas dudukan, Asahi pun sama bedanya Asahi langsung duduk tanpa melepas sepatunya, males katanya.

"Asa, tau gak? List dream kencan Lia tuh kayak gini. Ke taman bermain, ngabisin waktu bareng, liat sunset. Tapi sayangnya kita gak pacaran ya Sa", oke. Amilia sekarang ingin memuji dirinya yang berhasil masuk dalam obrolan inti dengan mulus

"Lia awalnya cuma penasaran sama Asahi, tapi sekarang Lia sadar kalo Lia suka sama Asahi"

"Yakin? Bukan pelampiasan karena Dava?"

"Bukanlah. Berarti Asahi selama ini anggep Lia kayak gitu walaupun Lia suka kodein Asahi?", Asahi tidak menjawabnya, Pria itu malah mengangguk tanpa melepas pandangannya dari laut

"Kalo Asahi sendiri gimana? Suka gak sama Lia?",

Asahi melirik ke arah perempuan yang menatapnya sedari tadi, ia lalu membuang wajahnya, pikirannya berkecamuk, ia juga tidak tau dengan isi hatinya. Padahal ia sering mengiyakan permintaan Amilia, apa itu termasuk dalam kata jatuh cinta atau iba?

"Sorry, gue gasuka sama lo. Seperti yang gue bilang, gue cuma anggep kehadiran gue buat lo move on dari Dava bukan gantiin dia dihati lo. Dan gue terima kalo lo nyebut gue sebagai pelampiasan lo, karena berarti sekarang lo udah move on sama Dava",

"Sorry juga gue gabisa bales perasaan lo", Amilia tersenyum, ia menundukkan kepalanya bertepatan dengan Langit yang mulai membiru, air matanya menetes jatuh ke pasir putih di bawahnya. Padahal itu Kalimat terpanjang dari mulut Asahi yang Pernah didengar Amilia, tetapi kenapa begitu menyakitkan?

"Ayo pulang, udah mau malem", Asahi berdiri dari duduknya, ia menepuk-nepuk celananya yang tertempel pasir, tangannya terulur untuk membantu Amilia berdiri

Tanpa menerima bantuan nya itu Amilia bisa berdiri sendiri, ia kemudian menghapus air matanya sambil tersenyum dan mengangguk, kedepannya sebisa mungkin ia akan menghindari Asahi dan mencoba untuk menerima saran Rakha

Ting~

Rakha
Gimana?
Sukses ga?

Me
Sukses, gue jadi
Tau ternyata dia
Gasuka sama gue

Amilia turun dari jok belakang motor sewaan Asahi tadi sebelum mereka ke pantai, dan berjalan berdua menuju halte dengan diam disaat langit sudah sepenuhnya gelap

Mood Amilia semakin suntuk melihat beberapa pasangan remaja yang sama-sama menunggu bis di halte, mereka pasti sama-sama menghabiskan waktu akhir pekannya bersama, seharusnya Amilia senang karena ia juga menghabiskan waktu akhir pekannya bersama Asahi, tetapi sekarang untuk berbicara sepatah katapun tidak berniat

"Jangan dipikirin, besok kita sekolah. Yang ada terganggu", Amilia melirik Asahi yang berdiri di sampingnya sekilas,

"Asahi juga, jangan bilang siapa-siapa disekolah tentang hari ini". Amilia dapat melihat Asahi menganggukkan kepalanya

Bis yang datang terlambat itu membuat Amilia tidak sabar untuk pulang. Alhasil ia memesan ojek online dari aplikasi yang tersedia di ponselnya.

"Duluan Asahi", Asahi mengangguk sambil melambaikan tangannya yang tidak dibalas dengan Amilia

🤖

I Broke The Ice - Hamada Asahi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang