17. Kejadian Tengah Malam

203 16 0
                                    

"Ngapain malem-malem gini?", Amilia menghampiri Asahi dengan tubuh tegaknya, ia sudah tidak takut hantu lagi sekarang. Karena mana ada hantu masak mie

"Masak mie?"

"Gue laper", jawab Asahi santai, ia ingin mencoba resep yang baru ia lihat di tiktok tadi sore, kalo bikin sorean pasti mie nya langsung abis karena banyak mulut yang makan, kalo malem kan lebih sedap disantap sendiri

"Ngapain motongin cabe?",

"Lagi kepengen aja pas liat resep di tiktok", Amilia mengangguk, ia mengambil alih pisau dari tangan Asahi lalu memotong beberapa buah cabai hijau dan merah dengan cepat

"Kalo mau cepet mateng tuh pancinya di tutup, terus gas nya gausah gede-gede. Itu sama aja pemborosan, api nya dikecilin aja atau engga diputer sampe mentok gini nih. Nah kan ini mie goreng ya, nanti kalo udah mateng disaring pake saringan ini". Asahi bersandar di dinding sambil memperhatikan gerak-gerik Amilia yang sedang menjelaskan dengan teliti

"Wangi juga ya Sa, kayaknya kita berhasil deh", Amilia tersenyum senang melihat mie yang sudah matang dan tercium bau harum, mudah-mudahan aja satu villa ga bangun

"Ngapain ambil sendok 2? Lu mau nyuciin?" Amilia menghentikan tangannya yang sudah mengambil 2sendok dan satu 2 piring

"Cuciin lah kan tadi gue udah bantuin masak", Amilia membuka kulkas yang tersedia lalu meminum Fanta yang dibelikan ketua OSIS tadi siang, seger juga minum Fanta malem-malem asalkan lambung masih aman sampe besok pagi

"Gue gamau cuciin punya lo. Kalo mau satu bareng-bareng aja", Amilia menghampiri Asahi yang sedang menyaring mie di westafel dengan hati-hati

"Boleh?"

"Boleh", Amilia tersenyum, ia mengambil menaruh satu piring dan satu sendok ditempat sebelumnya. Ia lalu mengambil sendok yang tersisa untuk mencicipi mie buatannya dan Asahi

Matanya melotot, tangannya mengibas-ngibaskan wajahnya sendiri. "Pedes Sa ternyata", Amilia bahkan sedikit melompat-lompat. Asahi yang suka pedas itu mencoba mie buatannya. "Lumayan pedes, tapi masih diterima lidah gue"

Huuh gila, Asahi dan Amilia berada di level yang berbeda, bagia Amilia mie nya pedes banget sedangkan bagi Asahi lumayan pedes. "Sini gue ilangin pedesnya

Asahi memegangi tangan Amilia dan menarik ke samping, memberikan jalan bagi tubuhnya mendekati tubuh Amilia karena posisi semula tangan Amilia memegangi sendok di depan wajahnya

Amilia bahkan tambah terkejut melihat wajah Asahi tanpa celah dan bibirnya menempel di pipi Amilia. Tubuhnya kaku untuk sementara hingga Asahi menyelesaikan kecupan ringannya di pipi Amilia

"Udah baikan?", Amilia menggeleng lemah, boro-boro merasa baikan, Amilia jutsru dapat merasakan panasnya bibir Asahi yang menempel di pipinya

"Asahi kenapa malah nyium?", Amilia menutup mulutnya

"Ga tahan, abis pipinya merah banget"

"Maklum namanya juga makan pedes. Asahi ga malu Ngomong se frontal itu?" Asahi hanya menggeleng sambil tersenyum tipis, Amilia kemudian pergi meninggalkan Asahi menuju kamar tujuan awalnya

"Akkkh gila gilaaaaa" ia membenamkan wajahnya di bantal tepat di samping Naura yang kosong, pergerakan Amilia yang tidak bisa dibilang santai bahkan membuat Naura terbangun

"Kenapa Mil?"

"Gapapa Na, hehehe",

"Oh yaudah. Kirain kenapa", Naura tertidur kembali sambil membalikkan tubuhnya membelakangi Amilia, merasa terganggu kayaknya

🤖

"Mila tumben diem aja, kesambet penunggu villa ye lu?"

"Husss kalo ngomong",

"Abis tumben bengong terus",

"Ya mungkin dia masih banyak pikiran. Kita kan udah kelas 12"

Iya emang, Amilia emang banyak pikiran. Terimakasih kepada Naura yang sudah melindunginya dari monyet liar dalam bus pulang ini. Pikiran bercabang, tetapi ujung dari salah satu pikirannya terletak pada kejadian tengah malam tadi

Amilia melirik ke arah Asahi yang terdiam memandangi jalanan, tak sengaja mereka melakukan kontak mata karena tiba-tiba Asahi menoleh kepada Amilia. Amilia tersenyum kaku yang di balas senyuman tipis khas Asahi

🤖

"Gimana perpisahan OSIS nya?", Ellena mencondongkan tubuhnya, seragamnya itu hampir saja mengenai ayam keju milik Amilia

"Ya ga gimana-gimana"

"Clbk sama Asahi ga?",

Amilia menjauhkan wajah Ellena dengan tangannya yang tidak kotor, "Apaan sih, gue gamau bahas"

Ellena malah tersenyum sambil mendekati wajahnya lagi, kali ini semakin dekat. "Emangnya kepada? Ada kejadian apa sampe gamau bahas"

Padahal Amilia sudah mencoba menghilangkan adegan itu, tetapi ada saja oknum yang berusaha membangkitkan memori yang ingin ia hilangkan. Ia juga kesal dengan Asahi setelah kejadian itu, bagaimana bisa orang yang tidak menyukainya tiba-tiba mencium pipinya, Emangnya kita hidup di benua Eropa yang bebas melakukan apa saja?

"Ada, katanya anak-anak perempuan pada digangguin sama penunggu villa yang ternyata angker. Villanya udah lama ga ada yang nyewa karena pandemi, nah kita yang pertama kali nyewa makanan dikasih harga super miring", Amilia dapat melihat Ellena yang merinding, ia pasti ngeri mendengarkan nya, toh Ellena juga penakut

"Eh ujian Nasional berapa hari lagi deh?"

"Sebulaaan lagiiii. Huuuuh abis itu kita pisah", Amilia berhasil mengalihkan topik pembicaraan nya, emang pada dasarnya itu si Ellena yang gampang terpengaruh jadinya gampang ngibulin dia

Amilia tersenyum sambil merapikan bekas makanannya ke tong sampah depan kelas, netranya menangkap Asahi yang berjalan pelan ke arah dirinya dan berhenti tepat didepan Amilia. "Sorry soal kejadian waktu itu, anggep aja gapernah kejadian"

Amilia mengangguk sekali, agak sedih dan kecewa juga karena Asahi menyuruhnya untuk berfikir kalau ia tidak pernah mencium Amilia. Padahal kan saat itu, Amilia seneng banget gila, sampe gamau cuci muka paginya. Tapi apa boleh buat kalau Asahi maunya seperti itu?

Asahi meninggalkan Amilia begitu saja tanpa basa-basi, hiih pengen tak meper aja ini tangan bekas ayam ke mukanya Asahi, segampang itu Ngomong nya

Kata ibundanya Amilia, kalo doain orang tuh yang baik-baik aja, kalo doain yang buruk doanya bisa berbalik ke kita. Gitu

"Dasar ganteng. Gue sumpahin kita jodoh!"

🤖

I Broke The Ice - Hamada Asahi (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang