"Serius nanti aku beli mobil deh. Daripada kamu kenapa-kenapa aku boncengin pake motor terus"
Setelah ucapan Asahi tadi malam karena bingung ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya. Siangnya Asahi pamit kepada Amilia, seperti bercandaan tetapi memang faktanya begitu
"Mau kemana Sa?"
"Mau beli mobil"
Asahi kalau sudah berkata akan ia laksanakan. Buktinya disore hari, pas Amilia sedang nyapu halaman, dirinya dikejutkan dengan Asahi yang meminta dibukakan gerbang rumahnya karena ia sedang mengendarai mobil
"Gileeee mewah banget nih mobil, Asa ih boros banget" Amilia mengelilingi mobil berwarna putih yang sudah terparkir di garasi rumahnya
"Gapapa, benefitnya banyak kok. Jadi makin aman, uang mah bisa dicari", enteng banget orang berduit ngomongnya
"Mulai sekarang, kalo kemana-mana pake mobil ya biar aman. Sekarang siap-siap gih. Kita jalan sekarang aja", Amilia sontak mengangguk, ia langsung saja memasuki rumah, rapih-rapih karena mau periksa kandungan di rumah sakit
"Yuk"
"Cepet banget"
"Tuh kan, giliran dandan lama dipermasalahkan. Giliran kecepetan di komen"
"Gak gitu, mak---"
"Cusss ah. Jalan pak bos", Amilia memotong ucapan Asahi yang ia tau akan membantah ucapannya. Amilia memasuki mobil barunya begitu saja disamping kursi pengemudi
Asahi ikut masuk ke kursi mobil, tangannya bergerak memasangkan sabuk pengaman untuk Amilia, "Sssssh gemes banget sih embul", Asahi memutar-mutar kedua pipi Amilia menggunakan kedua tangannya
"Aduuuuh sakit Asaaa"
🤖
"Tuh tadi udah dibilangin dokter jangan stress terus, ngaruh loh ke anak kita", Amilia terkekeh pelan mendengar ocehan Asahi sepanjang koridor rumah sakit menuju parkiran
"Kenapa ketawa?"
"Lucu banget. Anak kita awokawok", Amilia tertawa agak tidak santai sambil memukul-mukul lengan Asahi
"Asahi, tau ga persamaan kamu sama Martabak?"
"Sama-sama favorit kamu?"
"Salah"
"Apa?"
"Sama-sama gaada duanya, cuaaaaaks"
Asahi tertawa, sebelah tangannya meraup wajah Amilia gemas. Lagi dirumah sakit bisa-bisanya bikin tebak-tebakan garing
"Mil, nanti kita mampir beli makanan dulu ya, kakak aku mau kerumah",
Asahi menjalankan mobilnya dengan hati-hati menuju mini market yang dekat dengan rumahnya sebelum pulang kerumah, kakaknya sih bilang otw rumahnya pas ia masih menunggu Amilia pemeriksaan kandungan, jadi biar cepet Asahi iya in aja. Ia gatau kalau sepanjang jalan pulang kerumahnya, kakak nya itu terus menelfon nya, mana kebetulan hp Asahi di silent dari semenjak dateng ke rumah sakit biar tidak mengganggu pengunjung lain
"Di telfon in ga diangkat. Di WA in ga dibales, Hikun Hikun!", Asahi baru juga sampe rumahnya, udah ada keluarga kakaknya di depan gerbang rumah, ponakannya bahkan lagi jongkok sambil main sama kucing liar yang senang berkeliaran di kompleks
"Ya mangap. Kan tadi abis ke RS. Bukain pagernya dong tolong kakakku yang cantik", Kakaknya dengan malas membuka gerbang rumah Asahi untuk adiknya
"Ayo masuk kak. Maaf ya kita telat tadi beli makanan dulu pas tau kakak mau kerumah", air wajah kakaknya otomatis langsung sumringah saat berbicara dengan Amilia
"Gapapa Mil. Sorry ya, ini mau ngajakin main anak-anak sama mau ngasih titipan ibu katanya kangen sama anak cowoknya itu", Dengan tidak santai, kakak Asahi menunjuk ke arah Asahi yang sedang bercengkrama dengan kakak iparnya
"Gimana kandungan nya? Sehat?"
"Iya kak syukurnya sehat"
"Jangan stress stress ya Mila. Pendidikan emang penting, tapi buat seorang ibu anak nomer satu", Amilia mengangguk saat mendapatkan nasihat dari kakak iparnya, hari ini sudah 3 orang yang menasihatinya dalam konteks yang sama, jadi Amilia agak capek aja dengernya
Asahi memasuki ruangan tamu dah duduk lesehan begitu saja didepan Amilia. Sebelah tangannya menggendong anak bungsu kakaknya, dibelakang Asahi anak sulung kakaknya mengikutinya sambil membawa plastik yang berisi makanan
"Ayo dong Yura, buka",
"Siap om", Anak perempuan yang Amilia sudah kenal saat kejadian Nadia hilang itu sudah sangat akrab jika bertemu dengan Amilia. Yura Sangat betah dirumah Amilia karena tuan rumah selalu menyajikan nya makanan kalau bermain
"Oiya, kue nya tolong ya Pah. Dimobil", kakak ipar Asahi itu segera keluar dan kembali membawa satu kotak besar kue buatan ibundanya
"Banyak banget kak, kita cuma tinggal berdua ga mungkin abis", Amilia yang memperhatikannya kue nya saja sudah eneg, bukannya tidak menghargai, tapi sudah membayangkan selama apa untuk menghabiskan kue sebesar itu
"Gapapa, ini aku potong-potong dulu ya kamu diem aja disini sama yang lain", Amilia mengangguk kembali, membiarkan kakak iparnya memotong kue di dapur sedangkan dirinya ikut gabung dengan Asahi dan keponakannya
Amilia mengambil adik Yura dengan hati-hati dan menimangnya pelan, sedangkan Asahi memangku Yura sambil membukakan cemilan untuknya, Yura gamau di suapin karena katanya besok udah mau masuk TK masa disuapin terus kayak anak kecil
"Tante Mila adeknya kapan keluar sih?"
"Tungguin beberapa bulan lagi ya Ra", Yura mengangguk, mulutnya penuh dengan cemilan, Asahi bahkan sesekali mengelapkan tissue di wajahnya
Saat Yura sudah beralih ke pangkuan ayahnya, Asahi baru mengambil adik Yura dari tangan Amilia, katanya biar Amilia ga pegel
"Nih dimakan. Buatan Mama", Asahi menjadi orang pertama yang mengambil potongan kue yang sudah dipotong-potong oleh kakaknya, wajahnya tidak menunjukkan kebohongan jika kue itu emang enak
Asahi mengambil potongan kue lagi dan menyuapi Amilia, "Enak kan Mil", Amilia mengangguk sambil mengunyah pelan
"Tapi Sa, lu harus jagain Mila bener-bener loh. Apalagi ini kehamilan pertamanya, pokoknya kalo dia kenapa-kenapa lo yang gue begal duluan", Asahi melotot sebelum lanjut mengunyah
"Nanti ada kalanya moodnya berubah-ubah, atau ngidamnya ngeselin. Pokoknya turutin aja"
🤖
KAMU SEDANG MEMBACA
I Broke The Ice - Hamada Asahi (Revisi)
RandomAsahi cowok sipaling gapunya eskpresi vs perempuan paling prik! "Asahi, mau dengerin tebak-tebakan Lia ga?" "Kenapa bumi bentuknya bulat?" "Gatau" "Karena kalau bentuknya love itu cintaku padamuu" 50%NYA KISAH PRIBADI PENULIS, SISANYA DIDRAMATISIR...