part 16 : Ternyata gitu toh

816 65 4
                                    

" Owalahhh, ternyata begitu tohh " ucap Taehyung diangguki mereka semua. 

Kecuali Pak Siwon,  Seungcheol dan si manis Yoon Jeonghan yang saat ini tengah tertidur tentunya.

Hening melanda beberapa detik,  sebelum Tenlee menghilangkan keheningan ruangan itu.

" Jadi,  Elu sama Jeonghan itu sekarang musuhan?  Atau Friends?  " Tanya Tenlee bingung

Pertanyaan yang diajukan oleh Tenlee membuat mereka pun memandang ke arah Tenlee dan kembali berfikir tentang Jeonghan dan Seungcheol.

Sedangkan Seungcheol malah mengendikkan bahunya acuh. 

" Gatau " ucapnya singkat yang membuat para kawan sekelasnya berdecak malas.

" Tapi kita niatnya dateng kesini buat jengukin Jeonghan. Bukan malah nge wawancarain elu " ucap Hwasa

" Diem aja disini,  enak juga ini pisang keripiknya. " ucap Wooseok

Pluk!

" Keripik pisang!  " ucap Wonwoo menyentil kening Wooseok membuat Wooseok menatap sadis Wonwoo

Taeyong memutar bola matanya malas menghadapi dua kucing kampung ini. 

" Diem sebelum lu berdua gue cekik mendadak. " ucap Taeyong yang bikin Wonwoo dan Wooseok yang awalnya mau gelud akhirnya kicep.

Namun kedua manik sipit mereka yang sama - sama menggunakan kacamata bundar lucu itu saling menatap kemusuhan dengan alis yang disatukan bak angrybird.  Seolah ada sinar laser yang akan melubangi  kepala dua kucing kampung itu.

" Sehari tanpa ributan Wonwoo sama Wooseok berhenti kali dunia. " ucap Yunhyeong yang cosplay jadi cicak nempel tembok dipojokan.

Plak!

Bahu Yunhyeong digeplak tak santai oleh Bobby membuat Yunhyeong mengaduh, 

" Sakit nyet!  " ucap Yunhyeong kesal.

Bobby menatap Yunhyeong datar,

" Ucapan lu itu diluar bmkg dogie " ucap Bobby greget.

Yunhyeong memanyunkan bibirnya, merajuk ceritanya.

Membuat mereka menatap ke arah Yunhyeong dengan  tatapan aneh kecuali Seungcheol,  pak Siwon,  dan Jeonghan tentunya. 

Hening kemudian melanda.

" Sampe kapan disini?, bukannya mau niat bolos?  " Ucap Seungcheol memecah keheningan.

Teman sekelas Seungcheol dan Jeonghan itu menatap tajam pada Seungcheol yang nampak seenak jidat mengusir mereka secara halus.

Pak Siwon terkekeh,  ia pun bangkit.

" Yasudah,  lebih baik kita pamit pulang.  Biarkan Jeonghan beristirahat hingga cepat pulih.  Nak Seungcheol,  sampaikan pada orang tua Jeonghan.  Dan semoga Jeonghan cepat sembuh.  Ayo anak - anak kita pamit. " ucap Pak Siwon

Akhirnya anak - anak kelas pada pamit pulang.

" Jan dibuntingin anak orang Cheol!  " - Biay

Plak!

Kepala Biay digebuk sama Jennie

" Apasih anjir,  Jeonghan lagi tidur juga malah ribut lu.  Mercon. " Kesel Jennie

Biay mengaduh sembari meringis,  ia memegangi kepalanya yang menjadi korban gebukan Jennie. 

" Yaudah kita pamit Cheol,  bilangin ke Jeonghan buat cepet sembuh.  Tugas sekolah numpuk wkwk " ucap Taeyong diikuti kekehan ringannya.

" Pamit,  Assalamualaikum. "

" Waalaikumsallam. "

.
.
.
.
.
.
.
.

Jeonghan mengeram kecil,  ia melenguh dan membuka matanya secara perlahan.  Dan yang ia temui adalah bantal dan guling miliknya yang ia peluk dengan erat. 

Manik bundar Jeonghan berpedar,  dan akhirnya ia tahu jika saat ini ia berada didalam kamar nya sendiri. 

Ceklek.

Pintu kamar terbuka menampakkan Seungcheol yang datang sambil membawa nampan yang dapat Jeonghan lihat jika terisi makanan,  minuman, dan obat.

Seungcheol hanya diam,  namun ia dengan cekatan setelah meletakkan nampan di meja ia langsung duduk di kasur samping tempat Jeonghan berada dan membantu Jeonghan untuk menyender di dashboard kasur.

Jeonghan hanya diam,  ia masih belum memiliki tenaga untuk memberontak atau untuk sekedar berbicara sepatah kata pada Seungcheol.

Seungcheol menatap Jeonghan yang wajahnya itu memerah alami dan manis.  Namun kini malah pucat bak seorang vampire yang kekurangan kantung darah.

Seungcheol mengambil semangkuk bubur untuk Jeonghan yang ia pesan lewat aplikasi pesan antar.  Jangan berharap Seungcheol yang memasakkan Jeonghan bubur,  karena ia saja tak mengerti cara memasak menu simple khusus orang sakit itu. Yang ada Seungcheol malah membakar dapur orang lain. 

Satu sendok terangkat, dan langsung saja Seungcheol mengarahkannya pada Jeonghan yang menatap kosong ke arah jendela.

" Buka mulut. " ucap Seungcheol pada Jeonghan.

Lamunan Jeonghan pun buyar,  dan akhirnya ia memilih untuk memakannya.

Beberapa menit kemudian,  acara makan Jeonghan telah selesai dan kini Jeonghan meminum obat nya. 

Jeonghan menggelengkan kepalanya ketika Seungcheol menyodorkan obat yang utuh itu pada Jeonghan yang menatapnya ngeri.

" kenapa?  " tanya Seungcheol

" Kebesaran,  gabisa makan. " ucap Jeonghan lirih

Seungcheol memasukkan obat yang ia pegang itu kedalam mulutnya sendiri dan meminum air.  Kemudian mendekat dan menarik tengkuk Jeonghan untuk melakukan ciuman dengannya.

Cup.

Manik Jeonghan membesar ketika merasakam bibir tebal Seungcheol yang mencium bibir tipisnya. 

Dan Jeonghan kembali terkejut ketika air dan obat yang Seungcheol minum itu kini masuk kedalam mulutnya. 

Susah payah Jeonghan meminum obat utuh itu karena ia biasanya menggerus obat menggunakan alat.  Bukan meminumnya secara utuh.

Bahkan Jeonghan tak sadar jika ia melumat bibir Seungcheol sembari menutup matanya.  Jemari lentiknya meremas kemeja kotak hitam putih yang saat ini Seungcheol pakai.

Bahkan ketika obat itu sudah tertelan keduanya masih saling melumat bibir satu sama lain dengan eratnya.

Beberapa detik kemudian..

Ciuman itu pun terlepas begitu saja.

Jeonghan mengais oksigen dengan kasar akibat lama nya mereka berciuman.  Membuat wajah Jeonghan memerah antara  malu atau kurang oksigen. Sedangkan bibirnya yang memerah cantik juga maniknya berkaca - kaca.

Seungcheol pun bangkit , ia meraih nampan yang berisi makanan, air putih,  dan obat itu lalu membawanya keluar.

Meninggalkan Jeonghan yang memerah. 

tbc.

Jeruk Lemon|JeongCheol [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang