bab 18 - kabur

708 60 2
                                    

" Jam pelajaran berakhir. "

Suara dari pengeras suara itu mendapatkan seruan bahagia dari para siswa dan siswi SMANLIDES. 

Bahkan Jeonghan sudah menyeret Joshua dan Taeyong ke parkiran dengan tergesa - gesa dengan maksud akan kabur dari Seungcheol.

" Demi apa kalo satu aja pulpen warna sama stabilo gue ilang lo mesti traktir Streetfood kita berdua Han!  " kesel Taeyong di bangku belakang dari bangku setir.

Sedangkan Shua nampak santai duduk sembari menghidupkan mesin mobil itu.  Sedangkan Jeonghan hanya memutar bola matanya malas,  menghadapi sikap Taeyong yang pundung padanya itu.

" Serah Yong, serahh. " dengus Jeonghan.

" Let's go ke rumah! " ucap Shua kemudian Mobil mewah berwarna putih itu melaju membelah jalan raya.

Meninggalkan  Seungcheol yang berdiri di balkon ruang Osis dengan Almamater osisnya yang menatap datar ke arah mobil mewah berwarna putih milik Shua yang melaju meninggalkan kawasan sekolah.

" Lo ingkar janji,  Jeonghan. "

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mobil mewah yang dikendarai oleh Shua itu pun sampai di depan rumah milik keluarga Yoon. Sontak Jeonghan turun dari mobil. 

" Thanks ya " ucap Jeonghan pada Shua

" Iya,  Bye Han!  " balas Shua

" Bye Han!  Inget perjanjian kita!  " ucap Taeyong dengan manik penuh selidiknya membuat Jeonghan mendengus dan bola matanya memutar malas. 

" Iyain aja,  hati - hati kalian!  " ucap Jeonghan lalu masuk kedalam rumah. 

Dan mobil mewah yang dikendarai oleh Shua kembali pergi meninggalkan rumah keluarga Yoon. 

" Kakak pulang ~ " ucap Jeonghan

" Sore kak Han!  " ucap Tzuyu yang ada di ruang tamu sembari menonton televisi yang menayangkan serial animasi kartun di sore hari. 

Jeonghan tersenyum,

" Bunda mana dek?  " tanya Jeonghan

" Oh bunda lagi di dapur.  Tadi abis kondangan di rumah temen,  jadi mau nge angetin lauk katanya buat makan malam gitu. " ucap Tzuyu.

" Okedeh,  kakak keatas ya sayang " ucap Jeonghan

" Iya kak!  "

Jeonghan pun berjalan ke arah tangga untuk sampai kedalam kamarnya yang berada di lantai dua.  Namun ditengah perjalanan Jeonghan menoleh ketika sang Bunda memanggilnya dari counter dapur. 

" Loh kak?, ga sama Seungcheol? " tanya Bunda heran

Namun Jeonghan dengan cepat berpura - pura batuk membuat Bunda mengernyitkan keningnya bingung dan curiga.

" Uhuk!  Uhuk!  Uhkk!  "

" Kenapa Kak?  " tanya Bunda aneh.

" Ahh err tenggorokan kakak seret Bunda.  "

" Yaudah atuh, minum air nya.  " ucap Bunda

Jeonghan pun mengambil air di kulkas dan menuangkannya di gelas kaca.  Lalu meminumnya.  Setelahnya kembali memasukkan botol air minum kedalam kulkas. 

" Yaudah bun,  Kakak ke kamar ya,  bye!  Bye!  Muachh!  " ucap Jeonghan yang ngibrit lari ke kamar sambil kiss jauh sang Bunda.

Sedangkan Bunda menatap datar kelakuan anak sulungnya  yang  kabur dari pertanyaan yang seharusnya dijawab.

Bunda mendengus,  lalu kembali fokus pada kegiatan menghangatkan makanan dan lauk pauk.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ting tong! 

Suara bel pintu pertanda ada tamu membuat Tzuyu yang memang sedang sibuk menonton televisi itu mendengus.  Tamunya kayak gatau waktu aja dateng, orang lagi enak - enak nonton juga.

Tzuyu pun bangkit dari sofa dan berjalan ke arah pintu utama untuk membukakan pintu. 

" Eh Kak Cheol?  Masuk - masuk " ucap Tzuyu.

Seungcheol masuk,  dan Tzuyu kembali menutup pintu utama.  Kemudian menggiring Seungcheol untuk duduk dahulu di sofa.

" Kak Cheol nyari Kak Han?  Tunggu ya aku panggilin. Sambil nunggu bisa dicicip nih kue keringnya.  Buatan Bunda kok.  Hahahaha " ucap Tzuyu yang diangguki oleh Seungcheol.

Setelah kepergian Tzuyu Seungcheol hanya diam sembari menatap pada televisi yang nampaknya menayangkan iklan.

" Eh Cheol?  Baru?  " tanya Bunda sembari membawa nampan berisi es teh. 

Seungcheol mengangguk dengan seulas senyumnya yang timbul membuat kadar ketampanannya semakin meningkat. 

" Iya Bun.  Baru aja, mau nyari Jeonghan buat bikin tugas.  " ucap Seungcheol.

" Tadi pulang sama Jeonghan kan Cheol?  " Tanya Bunda

Seungcheol menggeleng membuat Bunda bingung.

" Jadi Jeonghan ga pulang sama kamu Cheol? "

" Iya Bunda,  Jeonghan ga pulang sama aku.  Dia pulang sama Taeyong dan Shua Bunda.  " ucap Seungcheol

Sedangkan Bunda nampak mengerjapkan matanya pelan,  lalu menghela nafasnya lelah mendengar ucapan dari calon menantunya ini. 

" Astaga anak itu. " Lelah Bunda

Beberapa menit kemudian terdengar suara teriakan Tzuyu dan rengekan dari Jeonghan di tangga. 

Membuat Seungcheol dan Bunda mengalihkan pandangan mereka dimana di anak tangga keempat dari atas ada Tzuyu yang berusaha menarik - narik tangan sang kakak yang bermuka mengantuknya.

Jeonghan terlihat lucu dengan rambut nya yang mencuat kesana kemari seperti sarang burung. 

Hingga pada akhirnya Jeonghan pasrah ditarik oleh sang adik hingga ke lantai bawah dan digiring oleh Tzuyu ke tempat dimana Seungchol dan Bunda berada.

" Nih Kak Cheol,  Kak Han tepar dikasur tadi.  Mana belum sempet ganti baju sekolah ewh.  Jorok banget kakakkuh. " ucap Tzuyu dengan wajah jijiknya. 

Tzuyu menatap Jeonghan dengan raut wajah jijiknya sedangkan Jeonghan menatap datar ke arah Tzuyu.

Grep.

" AKHHH BUNDAAAA "

Teriakan Jeonghan menggema akibat sang Bunda yang tiba - tiba dan tak berperiketelinga an menarik telinga kanannya dengan keras membuat Jeonghan berteriak kesakitan.

" Salah siapa yang kabur pas pulang sekolah dari Mantu kesayangan Bunda huh.  Anak nakal!  " geram Bunda.

Sedangkan Tzuyu tertawa renyah akibat melihat wajah kesakitan sang kakak. 

Senyuman samar timbul di wajah dingin Seungcheol. 

Dan itu dilihat oleh Jeonghan dengan wajah kesakitan dan hati dengan penuh dendam.

"  Awas aja lu Unta Botak! "

tbc.

Jeruk Lemon|JeongCheol [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang