part 9 : Pulang bareng lagi

844 67 4
                                    

Bunyi bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Namun dikelas masih saja para makhluk ajaib ini berjoget ria. Jeonghan masih menatap malas ke arah sahabatnya yang sibuk bergoyang - goyang kesana kemari.

Tuk!

Tuk!

Tuk!

Suara ketukan dari pintu mengalihkan atensi mereka semua, 

" Han,  buka pintu " - Jennie

" Mager " - Jeonghan 2k23

" Ealah bujang " - Biay

" Gue aja yang liat " - Wooseok

Wooseok akhirnya mendekat dan membuka pintu kelas, setelah pintu terbuka disana terlihat Seungcheol yang berdiri dengan tampang datar namun terlihat jelas gurat lelah di wajahnya.

" Pulang, sekolah dah sepi. " - Seungcheol

" Yah masih enak ngedugem " - Taehyung

" Gue pulang aja deh, bye " Jeonghan pergi setelah mengambil tas dan juga jaket miliknya.

Disusul dengan Seungcheol yang berjalan santai. 

Meninggalkan anak kelas yang menatap kepergian mereka dengan tatapan heran dan bertanya.

" Lah?  " - anak kelas

Jennie pun bangkit lalu mengambil tas miliknya, diikuti oleh anak - anak lainnya yang juga ikut mengambil tas dan jaket mereka.

" Bentar guys. "

Itu suara Taeyong bikin semuanya nengok ke arah Taeyong.

" Selama tiga hari bakal ada rapat jadi semua kelas bakal diliburin selama tiga hari.  Tadi Seungcheol nge wa gua " ucap Taeyong

Krik

Krik

Krik

" YAHHHHH GABISA DANGDUTAN KITA "

" ANJIR ALAMAT JADI BABU EMAK GUA "

" YA ALLAH EMAKKK GUE GAMAU LIBUR "

" LO NONIS SIALAN! "

" Udahlah guys,  sabarin aja kalo kalian itu jadi babu esok " - Junhui tampan

" Yeuu gue tembak dollar mampus lu " - Jennie 2k23

" Pulang woi,  nginep tiga hari disini gamakan ga minum mampus kalian  " - Taeyong

Dan akhirnya anak kelas pada keluar,  dan meninggalkan area sekolah menuju basement tempat parkir sekolah mengambil motor dan mobil mereka.

.
.
.
.
.
.

Beralih ke arah Jeonghan yang saat ini ada di motor milik Seungcheol dengan tangannya yang memeluk perut si dominan yang sedang menyetir.

Hujan tiba - tiba mengguyur ibukota membuat Seungcheol mau tak mau berhenti di sebuah rumah makan yang agak sepi di luar namun ramai di dalam.

Ia juga sebenarnya ingin makan karena sejak pagi berkutat dengan kertas - kertas kepengurusan osis.

Jeonghan pun turun dan membuka helm yang dia pake,  menoleh ke arah Seungcheol yang juga sedang menatapnya. 

" Kita ngapain?  "

" Ngamen. "

" Dih?  "

" Ya makan lah,  sekalian neduh biar ga kedinginan juga lu "

" Dangdut banget.  "

" Ayo "

" Sabar Onta Astaga "

Jeonghan pun diseret oleh Seungcheol.

Dan keduanya pun memilih duduk di pojok dekat jendela.

" Lu kenapa sering makan di pojok sih?  Demen bener mojok "

" Enak aja makan sambil liat objek yang keliatan di jendela. "

" Oh yaudah "

" Iya "

" Sono pesen gih "

" Gamau males gue Cheolll "

" Mageran bener jadi gadis "

" Gue laki bangsat mau liat anu gua lo? " kesel Jeonghan

" Yaudah gue yang pesen "

Seungcheol bangkit lalu berjalan ke arah kasir untuk memesan makanan mereka. Beberapa menit kemudian ia kembali ke meja dan duduk berhadapan sama Jeonghan yang asik mainin hp nya.

" Udah?  " tanya Jeonghan

" udah "

Beberapa menit kemudian pesanan mereka pun sampai,  dua porsi nasi isi kari ayam dan telor asin. Minuman segelas teh hangat dan susu hangat lalu bagian penutupnya ada cake lumer coklat jumbo.

" selamat menikmati,  " ucap pelayan itu lalu pergi.

Manik Jeonghan berbinar menatap Cake lumer dihadapannya namun ia urung ketika hendak mengambil cake ketika tangan Seungcheol menahannya.

" Makan berat dulu,  lu kerempeng gitu "

" Njir gue ga sekurus itu ya!  "

" Udah makan,  gue tahu lu laper sebenernya cuman pas ngeliat cake makin ngiler. "

" Yaudah "

Kemudian keduanya mulai fokus makan,  hanya ada suara dentingan sendok karena keduanya fokus mengunyah makanan tanpa mau berbicara satu sama lain.

Makanan berat pun habis,  dan saatnya Jeonghan mengambil cake lumer yang merupakan makanan penutup mereka.

" Lumer banget Cheol,  tau gitu udah dari lama gue kesini mesen cake lumer. Tempat biasa kan udah ga jual lagi. "

" Ini langganan Mama,  jadi gua sering kesini buat beli "

" Ohh langganan nyokap,  "

Jeonghan sibuk makan,  sedangkan Seungcheol membuka ponsel miliknya.  Dan membalaskan pesan personal maupun di grup.

Seungcheol memasukkan kembali ponselnya dikala ia sudah merasa jika sudah selesai.

Manik Seungcheol menatap Jeonghan yang terlihat agak belepotan saat memakan cake lumer.  Ia mengambil tisu dan mengelap pipi dan ujung bibir Jeonghan yang agak belepotan.

" Lu kalo makan yang bener coba. " ucap Seungcheol.

Lalu ia meletakkan tisu itu dimeja.  Mengabaikan Jeonghan yang memerah sedangkan Seungcheol beranjak untuk membayar pesanan mereka.  Padahal ia sebenarnya menghindari Jeonghan sebentar karena jantungnya yang bertalu - talu.

Seungcheol pun kembali,  ia menggandeng Jeonghan untuk pulang. Karena sekarang sudah tidak deras.  Hanya rintikan hujan yang sedikit. 

Dan keduanya pun pulang,  dengan Jeonghan yang memeluk Seungcheol yang menyetir dari belakang.

Beberapa menit kemudian keduanya sampai di rumah Jeonghan,  disana sudah ada Bunda yang menanti anak sulungnya di teras. 

Pagar rumah juga terbuka, 

Jeonghan pun turun dan melepaskan helmnya lalu memberikan kepada Seungcheol.

" Makasih udah nemenin hari ini "

" Sama - sama "

" Makasih ya Cheol. "

" Iya Yoon Jeonghan "

Rambut Jeonghan diusak sebentar lalu Jeonghan masuk kedalam rumah, Seungcheol pun pamit.  Namun sebelum itu ia pamit ke Bunda yang tersenyum pada nya.

Dan setelah itu Seungcheol pun pergi,  dan Bunda yang menutup pagar rumah.

Sedangkan di dalam kamar Jeonghan ia memeluk erat tubuhnya yang terlilit selimut motif logo boyband kesukaannya.  Seventeen.

Wajah Jeonghan memerah, 

Ia menatap ke arah cermin di mana pipinya yang sangat berwarna itu terlihat.

" Seungcheol kita itu musuhan,  kenapa lo bikin gua berharap gara - gara kejadian beberapa hari ini "

tbc.

Jeruk Lemon|JeongCheol [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang