"IH! KAK IVY KENAPA NANGISSS!"
"Jauhin Gavin" Kata Ivy sambil terisak. Dengan wajahnya yang ia tenggelamkan pada dada Mave.
Mave antara ingin tertawa dan terkejut tiba tiba melihat Ivy menangis karena cemburu dengan Gavina.
"Astaga Kak Ivyyyyy, Kak Ivy cemburu ya? Panas? Kenapa emang Mave harus jauhin kak Gavina?" Dengan kejahilan diatas rata ratanya, Mave sengaja memanas manasi Ivy lagi.
"Tadi Mave ngobrol ngobrol sama Kak Gavina, katanya dia biasanya Gym jam 7/8 gitu free gaada ngelatih, next latihan Mave mau jam 7/8 aja deh Gymnya"
Ivy semakin memeluk erat Mave sambil menggelengkan kepalanya dan menahan isakannya.
"Apanya geleng geleng? Mave ga ngerti"
"Jangan sama Gavin" Kata Ivy sambil terisak.
"Dihh, kak Ivy siapa emang atur atur Mave? Istri juga bukan kan, ngapain ngatur ngatur Mave mau gym?"
"Mate... Hiks" Tangis Ivy semakin menjadi jadi mendengar perkataan Mave, bahkan Ivy sampai tersedak karena menangis. Tapi bukanya diam, tangisnya malah semakin parah, dan Mave semakin tertawa.
Air matanya terus mengalir, tapi ia tetap memeluk pinggang Mave untuk menyembunyikan wajahnya.
"Jangan sama Gavin, aku bisa Mate"
"Gak. Kak Ivy ga ada sertifikatnya, males" Ivy menghentakkan kakinya pelan sambil menangis lagi.
Mave terkekeh melihat sifat kekanak-kanakan Ivy yang sedang cemburu buta, bahkan Ivy menangis sampai terbatuk batuk.
Walaupun Mave menjawab Ivy sambil meledeknya, Mave tetap mengelusi rambut Ivy untuk menenangkannya, tapi tetap saja Ivy tak berhenti menangis karena Mave terus memanas manasi Ivy.
"Kak Ivy lucu dehh nangis karna Mave suka sama kak Gavina"
"Suka sama aku aja, jangan sama-hiks Gavin" Kata Ivy terbata bata karena menangis.
"Umumu, bayi besar Mave cemburu, berarti Mave ga boleh suka sama kak Gavin?" Ivy menjawabnya dengan gelengan keras sambil terbatuk.
"Minum dulu ayo, dari tadi kak Ivy batuk sambil nangis" lagi lagi Ivy menggelengkan kepalanya dan mempererat pelukannya pada Mave.
"Jangan eret eret peluknya! Mave ga bisa nafas!"
"Ma-hiks maaf" kata Ivy sambil meregangkan pelukannya.
"Kak Ivy bangun dulu, Mave mau ambil tisu, baju Mave basah lohhhh"
"Kamu ga suka-hiks aku peluk?" Tanya Ivy sambil menatap Mave dengan mata berairnya.
Sebenarnya Mave kasihan melihat Ivy yang sedang cemburu, tapi sangat seru membuat Ivy jadi cemburu sampai menangis seperti ini.
"Bangun dulu sebentar kakkkk! Ish!" Mave berusaha mendorong bahu Ivy sekuat tenaga, tapi bukanya terangkat Ivy malah kembali memeluknya.
"Kak Ivyyy, Mave mau ambil tisuuu" kata Mave sambil memainkan rambut Ivy.
Ivy menjawabnya dengan gelengan sambil memeluk Mave.
"Ya udah tidur ayo, udah malem tauu! Besok harus kerjaaa"
"Izin aja"
"Ga boleh izin izin! Males banget, heran. Kalo Kak Ivy gamau Mave bangun, sekarang tidur dulu"
Selang beberapa menit, Ivy benar benar tertidur sambil memeluk Mave. Sementara Mave sibuk memainkan rambut Ivy sambil memperhatikan punggung kokoh Ivy.
"Ish, kak Ivy lucu kalo lagi cemburu hihihi, bisa sampe nangis gitu, lain kali Mave bikin cemburu kaya gimana lagi ya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Mave's Limerence
Fiksi Remaja"Mave ga tau mau nonton apa.. Mave ga bisa mikir!" Kata Mave sambil memukuli kepalanya sendiri. "Sttt, mave.." Ivy langsung menarik pelan tangan Mave agar tidak memukuli kepalanya lagi. "Nanti sakit" kata Ivy sambil mengelus kepala Mave yang tadi ia...