18. Marah

535 53 5
                                    

"kamu ga siap siap?" Tanya Ivy sambil membenahi kancing kemeja berwarna hitam yang sedang ia gunakan di depan kaca.

Mave yang sedang memakan gulali kemasan dengan baju rumahannya memandang Ivy bingung.

"Siap siap kemana emang?"

"Wedding Capa"

"LAH?! KAK CAPA WEDDING???? KOK MAVE GA DIKASITAU?! KOK MAVE GA TAU?!" Mave berteriak sambil berjalan cepat ke arah Ivy.

Ia memperhatikan pakaian Ivy dari atas kebawah yang benar benar terlihat seperti orang akan datang ke pesta pernikahan, berarti ini bukan hanya tipuan.

"Kartu undangannya udah ada diatas rak bawah TV padahal"

"YA KAN MAVE GA LIAT! KAK IVY KENAPA GA BILANG SIH! MAVE JADI GA SIAP SIAPP!" Mave menghentakkan kakinya kesal.

Ivy menarik Mave kedalam pelukannya agar tidak marah lagi sambil mengelus rambutnya.

"Aku udah siapin baju Mave, lain kali kamu liat dulu bener bener baru marah" kata Ivy sambil menangkup wajah Mave dengan kedua tangannya yang membuat wajah Mave terlihat lucu.

Pipinya mengembung karena ivy menekan pipi Mave, sementara Mave menatap Ivy dengan kesal. Tapi itu malah menambah kesan gemas pada Mave.

"Siap siap sekarang" kata Ivy sambil mencubit gemas kedua pipi Mave sebelum akhirnya mengecup dahi Mave dan berjalan ke arah pintu.

"Males banget suka dadakan, nanti Mave ajak nikah dadakan tau rasa"

"Ayo sayang, kapan?" Jawab Ivy tiba tiba sambil memegang gagang pintu.

"50 taon lagi!"

"Ga mau besok?"

"ISH PERGI! MAVE MAU GANTI BAJU!"

"Aku bantuin sini"

"Mesum banget heran. Ga suka nih lama lama Mave sama kak Ivy.

"Iya iya aku keluar, jangan cantik cantik nanti di bungkus om om" kata Ivy sebelum akhirnya ia benar benar keluar dari kamar.

»»------- ❀•°❀°•❀ -------««

Ivy memegang segelas minuman di tangan kirinya sementara tangan kanannya sibuk menelpon nomor Mave, sejak tadi ia tak menemukan Mave disekitarnya.

Ivy terus berjalan sambil melihat sekitar mencari keberadaan Mave, sampai akhirnya ia melihat Mave sedang berbincang dengan orang asing entah dari negara mana ia berasal.

"Mate" panggil Ivy, tapi Mave tak menoleh dan sibuk pada perbincangannya dengan orang tersebut.

Ivy mendekati Mave lalu melingkarkan tangannya pada pinggang Mave dengan tangan kanan dan mengecup pelipis Mave.

"Kamu dari tadi aku cari" kata Mave.

"Ih! Malu tau gak?!" Mave menatap Ivy dengan dahi yang mengerut tetapi wajahnya memerah, dan itu terlihat sangat menggemaskan.

"Woww, how cute you are, are you single?"

"Don't you see that im here bro?" Jawab Ivy dengan tatapan sinisnya.

"Um, im actually think you are his mother"

"Oke, lemme introduce my self, im Ivy. Her wife."

"Wow, but.. i.. didn't see your wedding ring" katanya sambil memperhatikan jari jari Mave dan Ivy

"Yea We gonna married in a week" jawab Ivy asal. Mave melotot kaget, refleks ia mencubit pinggang Ivy dengan keras hingga Ivy meringis.

Mave's LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang