11. kakak ganteng

599 70 4
                                    

"KAKAK GANTEEENGGG!" Sapa Mave dari pintu ruangan gym. Setelah ia tau kalau PTnya hari ini adalah Gavina, Mave benar benar tak sabar untuk melakukan Gym.

Mave langsung masuk terlebih dahulu ke ruangan Gym dengan mata berbinar menatap Gavina, Sementara Ivy mengikuti dibelakang dengan wajah masamnya.

"Pantes di kurung" kekeh Gavin pada Ivy setelah membalas sapaan Mave.

"Heung? Di kurung dimana kak? Kak ivy ya?! Iya! Kak Ivy suka banget kurung kurung Mave, padahal Mave lebih suka liat cewe ganteng"

"Diem Api" Tegur Ivy dengan wajah lesunya.

"Ga keren api api njing, gavin"

"Vina" kata Ivy karena kesal Mave lebih tertarik pada Gavina

"Mave, Lo dapet dimana manusia opet kaya gini?" Tanya Gavina.

"Ga tau, Mave nemu di kamar mandi"

Gavina terkekeh lalu menepuk pundak Ivy dua kali sebagai dukungan pada Ivy, setelah itu memanggil Mave untuk mengikutinya ke arah cermin besar yang ada disana.

"Oke Mave, sekarang kita latihan full body ya, karna first time juga sama buat ngenalin alat alat disini. Sekarang pemanasan dulu"

Gavina menunjukkan beberapa gerakan yang diikuti oleh Mave, sejauh ini Mave masih bisa mengikuti gerakan Gavina.

Sementara Ivy benar benar berada di belakang Mave sambil bermain alat yang digunakan untuk membentuk otot paha.

Walaupun seharusnya sekarang ia latihan back, tapi karena Mave bersama Gavina, Ivy akan ada pada alat yang paling dekat dengan Mave. Apapun alatnya.

"Mave bisa squad?" Tanya Gavin

"Pernah liat, tapi ga pernah lakuin sih"

"Oke sekarang buka kakinya selebar bahu" Mave menuruti perkataan Gavin, ia membuka kakinya selebar bahu sambil berkaca untuk meluruskan posisi kakinya.

"Sekarang badannya di turunin, pantatnya dibawa ke belakang, iya gitu, terus bawa lagi ke belakang, peutnya dikencengin"

Gavina berdiri di belakang Mave sambil membenarkan posisi punggung Mave dan mulai berhitung.

Sementara Ivy menatap Gavina tajam dari belakang, matanya seperti akan mengeluarkan laser, dan Gavina menatap Ivy dengan tatapan meledek.

"Badannya tegap, turunin badannya lagi" kata Gavin sambil mendorong dada Mave dengan dua jarinya.

"Kakkkk!" Kaki Mave mulai bergetar karena Gavina tak menyelesaikan sesi squadnya.

"Okey selesai" Mave langsung duduk dibawah dengan kaki yang diluruskan.

Melihat itu Ivy langsung berlari mendekati Mave dan berjongkok di depannya.

"Ada yang sakit?" Tanya Ivy, tapi malah dihadiahi pukulan dipunggung oleh Gavin.

Gavin memukulnya dengan tongkat yang biasanya digunakan sebagai pemanasan.

"Alay lo pegel doang itu" kata Gavin.

"Paha sama pantat Mave..."

"Kenapa?"

"Sakit tau, kaya panas panas gitu terus rasanya mleyot"

"Emang biasanya gitu, ini karna baru pertama kali" kata Ivy sambil memegang paha Mave.

"Pergi lo sono, ganggu aja, masih lagi 2 set nih" kata Gavin sambil memegang tongkat kayu.

"Lagi dua kali ya kak?" Tanya Mave.

"Iyaa, lagi dua kali, habis itu kita pindah ke alat" Gavin tiba tiba mengubah suaranya menjadi Lembut saat berbicara dengan Mave.

Mave's LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang