9. tummy

771 73 3
                                    

"kak ivyyyyyyyy" panggil Mave dari tangga. Mave masih diam di rumah Ivy dan Ivy baru mau mengantarkan Mave pulang saat malam, jadilah Mave merajuk dan mengunci dirinya di kamar Ivy.

"Apa Mate" Jawab Ivy dari sofa dengan laptop dipangkuannya. Mave diam di anak tangga terakhir dan menatap Ivy garang.

"APA SIH MAT MET MAT MET. MAVE!"

"Kenapa?"

"APAAN PANGGIL PANGGIL MATE?! PACAR JUGA ENGGA!"

"Aku udah nanya tadi. Kamu yang belum jawab mate"

"Ish! Kak Ivy ngeselin. Kak Ivy jelek" kata Mave sambil menghentakkan kakinya berjalan mendekati Ivy.

Mave berdiri di sebelah Ivy dan diam beberapa detik. Ivy tak merasa terganggu dan tetap sibuk dengan data data laptopnya.

Tiba tiba saja Ivy merasa lengannya di tekan beberapa kali dengan satu jari. Ivy menatap Mave lalu menatap tangan Mave yang sedang menekan nekan lengannya dengan jari telunjuk.

"Kenapa mate?"

"Kak Ivy ototnya keras" Ivy tak merespon dan melanjutkan pekerjaannya.

"Iiih! Kak Ivy cuek banget! Males! Kak Ivy jeleeeeeek!" Kata Mave sambil menghentakkan kakinya dengan kesal di sebelah Ivy.

"Sini duduk" kata Ivy lalu mengangkat laptop yang ada dipangkuannya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya menarik tangan Mave tiba tiba hingga membuatnya terjatuh diatas pangkuan Ivy.

"Sabar, dikit lagi" kata Ivy lalu meletakkan lagi laptopnya diatas paha Mave yang ada dipangkuannya.

"Ish! Kak Ivy kenapa sibuk terus sihh, padahal kak Ivy yang kurung mave disini, tapi Mave ga di peduliin, Kak Ivy maunya apa sih? Cuek banget, tau gini Mave pulang aja dari tadi, males banget nungguin orang gila kerja"

Cup!

"Sabar Mate" kata Ivy dengan santai setelah mengecup pelipis kiri Mave. Sementara Mave diam duduk tegap dan mematung karena kaget.

"you are so tiny mate"

"Ish! Diem! Ga usah ejek ejek Mave. Mave ga suka ya di body shaming, kak Ivy emang ga berperikemanusiaan, ga mikirin perasaan orang, Mave udah berusaha buat diet tapi perut Mave masih besar tau"

Ivy tak merespon apapun, tapi tangan kirinya tiba tiba masuk ke dalam baju kaos yang Mave gunakan lalu mencubit pelan perut Mave yang sedikit buncit dan terkekeh.

"KAK IVY! ISH! KOK KAK IVY SUKA SIH LEDEKIN MAVE! MAVE SEDIH TAU PERUTNYA BUNCIT TAPI KAK IVY MALAH BULLY MAVE"

"Aku ga bully kamu Mate, cuma gemes" kata Ivy terkekeh sambil mengelus perut Mave dari dalam baju.

Hal itu benar benar membuat kupu kupu dalam perutnya terus berterbangan. Ivy sangat suka memainkan moodnya, membuatnya kesal lalu marah, lalu membuatnya berbunga bunga dan kembali membuat Mave kesal.

"Diem! Ga usah pegang pegang perut Mave" kata Mave sambil memegang tangan Ivy untuk memberhentikan tangan Ivy.

Tapi Ivy tetap mengelusi perutnya. Perbandingan tangan Ivy dan Mave seperti tangan laki laki kekar dewasa yang tangannya sedang di pegang anak SMP dengan tangan mulus dan kecil.

"Kak Ivyyy!" Mave menggoyang kakinya yang tidak sampai di lantai dengan keras sebagai bentuk protesnya.

"Hm?"

"Caranya berotot gimana?" Ivy tiba tiba berhenti mengetik dan lagi lagi mencubit pelan perut Mave.

"Lebih lucu gini Mave."

Mave's LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang