He really did come

31 2 0
                                    

TIDAK banyak yang berbeda di hari itu.

Suasana rumah makan yang selalu ramai di akhir pekan. Pramusaji sibuk melangkah membawa dan mengantar pesanan. Langit yang setengah cerah, setengah mendung. Awan kelabu bergelung, tapi itu adalah hal lumrah. Asal tidak hujan, baginya itu sudah cukup. Sora datang lima belas menit terlambat, ternyata teman-temannya sudah datang semua. Tidak seperti biasanya, ia pikir, mereka datang tepat pada waktunya—bahkan lebih awal.

Kei sampai bercanda mereka barangkali rindu satu sama lain tapi baru kali ini ada kesempatan bertatap muka. Mulai bertukar kabar, saling menanyakan umur dan kesibukan. Larut dalam obrolan, tawa, dan candaan.

Dan, waktu itu datang.

Semua terjadi begitu cepat, tanpa aba-aba atau persiapan.

Satu senyuman. Parfum yang masih samar-samar melekat di kepala. Dan suara yang berubah lebih berat kala menyapa, "Halo."

Mendadak satu rumah makan terasa sepi.

Obrolan dan tawa pun terhenti.

"Sudah lama sekali, ya."

Dalam hitungan beberapa sekon yang kelewat cepat, banyak orang beranjak dari tempat duduknya. "Nathan, sudah lama sekali!"

"Kau makin tampan."

"Kau terlihat makin dewasa."

"Kau benar-benar mirip koko-koko Chindo! Jakarta pasti menyenangkan."

Pujian terus mengalir.

Namun di sana, seolah terperangkap dalam balutan detik, kedua mata mereka tak pernah berpisah. Saling temu, dan dalam diam seolah mengucapkan banyak hal. Haru, senang, sedih, marah, kesal. Berbagai perasaan campur aduk di sana.

Satu kalimat yang keluar dari mulutnya hanyalah, "Sudah lama sekali, ya."

Nathan balas tersenyum. "Bagaimana kabarmu, Sora?" []

A Confession [Lee Chan - Jeon Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang